All Chapters of Ayah Untuk Anakku: Chapter 101 - Chapter 110

294 Chapters

Bab 101

Hari berganti, Amelia kembali ke perusahaan milik sang ayah. Ternyata Nitara mengundurkan diri dengan alasan tidak dapat melanjutkan propesinya atas larangan sang suami. Saat ini Amelia hanya membuang udara panjang. “Iya, aku tahu kamu akan melakukannya.” Obrolan ini terjadi di ruangan putri pemilik gedung saat Nitara berpamitan dengan propesional pada sahabatnya yang kini sudah terhapuskan.“Baguslah kalau kamu sudah menduga hal ini.” Senyuman miring Nitara.“Aku ..., aku minta maaf karena telah mengecewakan kamu. Aku tahu hubungan kita tidak akan seperti dulu lagi, tapi aku harap kamu tetap memaafkanku.”“Maaf?” Senyuman kecut Nitara, “setelah kamu dan William melakukan dosa besar kalian hingga melahirkan seorang balita, kamu masih bisa minta maaf? Apalagi ..., kenyataan itu kamu sembunyikan terus menerus.”“Iya, aku telah melakukan dosa besar dan kesalahan besar. Lagi-lagi aku minta maaf.”“Mei, atau ... Nona Amei, bagaimana kabarmu jika berada di posisiku?” Nitara menatap sengit A
Read more

Bab 102

Tidak membuang waktu, Nitara segera meninggalkan perusahaan diantar sopir bahkan dirinya menolak tawaran William saat hendak mengantarnya ke depan pintu utama karena wanita ini tidak ingin mengganggu suaminya yang sedang bersama dengan kawannya. “Mei ..., apa yang terjadi, apa pernikahanku dan William menyakitimu? Hm ... Maaf, ya.” Senyuman jahat Nitara kala dirinya telah tiba di ruangan Amelia.Amelia tercengang oleh sikap Nitara ini, dirinya tidak menyangka jika Nitara bisa berbicara sefrontal itu. “Tidak, aku ikut bahagia melihat kalian bahagia.” Senyuman tulus Amelia.“Oh iya, apa benar? Lalu ..., kenapa hari ini kamu tumbang?” Raut wajah Nitara seakan mengejek Amelia yang seorang pembohong ulung, jadi pasti hari ini pun si wanita tetap berbohong. Itu yang ada dalam pikirannya.“Yang jelas penyebabnya bukan karena pernikahan kalian.” Senyuman kecil Amelia. Dirinya tidak dapat memusuhi Nitara sedikit pun.“Begitu, ya.” Raut wajah Nitara masih terlihat mengejek, “Iya sudah kalau beg
Read more

Bab 103

“Apa yang mereka bicarakan di dalam?” Gemas Sopia karena suara Amelia dan Adhinatha hanya senyap-senyap saja seperti semilir angin. Amanda tidak berkomentar apapun, dia hanya menganggap jika Sopia sedang mencari bukti tentang hubungan Amelia dan William sesuai kecurigaannya.Itu memang benar. Amelia mengatakan jika dirinya dan William pernah tidur bersama hingga terlahirlah Kenzo. Semua ceritanya telah didengar oleh Adhinatha walau wanita ini mengganti nama Erland menjadi William. Saat ruang dengar si pria dipenuhi hal-hal di luar dugaannya, jantungnya seolah berhenti berdetak, dirinya lumpuh dan jatuh begitu saja di atas sofa.“Kenapa Mei, kenapa kamu harus mengkhianati kepercayaan Papa dan mama?” Wajah Adhinatha tampak semrawut, tidak berdaya, bahkan matanya memerah karena menahan kekecewaan pada putrinya sendiri.“Maaf Pa ..., Amei tidak tahu akan terjadi malam seperti itu ....” Suara merintih penuh penyesalan karena telah menusuk orangtuanya dari belakang, tetapi nasi sudah menjad
Read more

Bab 104

Hari berikutnya tiba, Tio menemui William, menceritakan tentang keadaan Amelia. “Aku sangat mengkhawatirkannya, tapi mungkin Amei masih belum menerimaku.” Sendu menjadi lukisan di wajahnya. Kali ini tidak ada Nitara di sisi sahabatnya hingga dirinya lebih leluasa.“Aku juga sudah mendengarnya dari Nitara.” Datar William, padahal perasaannya sama dengan yang dimiliki Tio.“Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa diam saja!” Gemas Tio pada keadaan ini.“Jangan tanyakan itu padaku.” Sikap William setenang air danau dan tidak dapat ditebak bagaimana isinya.“Aku ingin sekali menemui Amei, aku ingin melamarnya,” desah lesu Tio. Namun, kalimatnya membuat sikap William yang setenang air danau terusik.“Bagaimana bisa kamu melamar Amei saat wanita itu sendiri tidak menginginkanmu.” Ini hanyalah cara supaya Tio mengurungkan niatnya.“Seharusnya itu adalah cara terbaik, itu adalah salah satu pembuktian tentang keseriusanku!”“Tidak semua orang bisa menerima cara seperti itu. Apalagi selama i
Read more

Bab 105

Sopia tampak lelah walau Adhinatha sering menyuruhnya beristirahat di rumah atau hanya sekedar bolak-balik mencari udara segar. “Ma ..., pulanglah lagi, beristirahat di rumah. Amei biar Papa yang jaga.” Pria ini belum bisa mengatakan kenyataan yang masih disembunyikan di ruang dengar istrinya karena ini bukan waktu yang tepat. Pelukan lembut nan hangat meraup sang istri hingga wanita itu merasa nyaman.“Tadi siang Mama sudah meninggalkan Amei, malam ini Mama ingin menemani Amei. Papa saja yang beristirahat di rumah, Papa belum pulang dari awal Amei masuk rumah sakit.”“Tidak, Papa di sini saja.” Adhinatha menggiring istrinya berbaring di sofa, “iya sudah kalau Mama mau menemani Amei di sini, biar Papa tidur di karpet saja.”“Maaf ya, Pa ....”Percakapan Adhinatha dan Sopia diperhatikan Amelia. “Ma, Pa ... Amei minta maaf karena Amei sering sakit Mama sama Papa jadi repot. Tapi kalau mau pulang juga tidak apa kok, biar Amei sendiri di sini.”“Mana mungkin kami meninggalkan kamu, Mei ..
Read more

Bab 106

“Apa kamu yakin akan menikahi aku?” ragu Amelia tergambar jelas.“Iya. Bukankah kamu ingin hidup bersama Kenzo.” Lembut William selaras dengan tatapannya.“Iya, tapi bukan berarti merebut kebahagiaan kalian.”“Nitara tidak akan tahu, aku akan mengusahakannya dan menjamin itu.”“Bagaimana dengan papa dan mama kamu?”“Papa tahu, tapi mama tidak akan tahu. Mama masih sangat lemah.” Terdapat desahan lirih dalam suaranya.“Bukankah dalam pernikahan perlu restu dari kedua orangtua selama orangtua masih ada.” Bukan bahagia yang ditunjukan Amelia melainkan sendu.“Maaf, karena jika mama tahu aku menikahimu setelah menikahi Nitara mungkin kondisi mama akan semakin memburuk, kami bisa memberi tahunya nanti setelah mama pulih.”Adhinatha menyaksikan dan mendengar obrolan Amelia dan William, tidak diragukan lagi keduanya memang memiliki hubungan insten. Pria ini berdeham. “Besok bawa papamu kesini, kalian akan menikah!”“Pa ....” Amelia menatap lemah pada sang ayah, “kenapa Papa memaksa William?”
Read more

Bab 107

Gaun yang digunakan Amelia sangat simple, ini adalah rancangan Bagaswara karena menyesuaikan dengan keadaan putrinya. Si pria memiliki banyak kenalan, tentu saja tidak sulit baginya mendapatkan perancang propesional yang mampu mengabulkan keinginannya kurang dari dua puluh empat jam. Maka, kini Amelia berjalan seperti biasanya, leluasa walau harus dengan bantuan Sopia. Saat di dalam toilet barulah dirinya benar-benar sendiri. “Wil, kamu yakin akan menikahiku?” Amelia ingin memastikannya sekali lagi maka sambungan di udara segera tersambung pada William.“Kenapa kamu harus menanyakannya lagi, Mei?” Kini, William sedang berada di sisi Bagaswa yang sedang mengemudi. Hanya dua orang saja yang akan menghadiri pernikahan tidak biasa ini. Keduanya tidak dapat membawa siapapun lagi karena nama keluarga besar taruhannya. Prinsip Bagaswara adalah semakin banyak saksi maka semakin besar kemungkinan pernikahan William dan Amelia akan terbongkar. Maka, tidak satu pun sanak saudara terlibat dalam a
Read more

Bab 108

Waktu mengalir cukup cepat, kini Bagaswara dan William sudah meninggalkan rumah sakit. Keduanya duduk di dalam mobil dengan tatapan yang tak mampu dijelaskan. Sejak tadi suasana sudah sangat hening hingga William bicara. “William berjanji akan membawa Kenzo ke kediaman tuan Adhinatha setelah Amei sembuh.” “Iya, bawalah. Sesekali Papa akan menjenguk Kenzo.” Tatapan Bagaswara tidak bergeser sedikit pun saat William menatapnya. “Apa Papa baik-baik saja berpisah dengan Kenzo?” “Sebenarnya tidak, tapi harus bagaimana lagi sejak awal Papa tidak bisa menolak permintaan tuan Adhinatha untuk menikahkan putrinya denganmu.” “Maaf ....” Wajah William turun dengan lembut karena keputusannya membuat sang ayah bersedih. Kali ini Bagaswara melirik putranya. “Sudahlah. Sekarang kita harus segera kembali. Kasihan Nitara.” Malam ini William memang tetap milik istrinya karena pernikahannya dengan Amelia hanya sebatas untuk memersatukan ibu dan anak. Di dalam ruangannya, Erland kembali menunjukan rea
Read more

Bab 109

Cristy menjamu Amelia dengan teh hangat, tidak lama Nitara muncul dengan sikap manis. “Mei, ini hadiah buat Kenzo.” Bahkan senyumannya seolah telah mengembalikan Nitara yang dulu. Jadi, Amelia tidak menyia-nyiakan sikap Nitara ini walau dirinya tahu jika ini hanya sebuah akting di hadapan Cristy.“Terimakasih, Tara. Pasti Kenzo sangat suka.” Senyuman bahagia Amelia bukan kepalsuan.Cristy segera berpendapat, “Tara, apa kamu mulai menyukai bayi? Hm ... kalau seperti ini sih pasti kamu dan William akan segera mendapatkan keturunan.” Tentu saja kalimatnya ini digunakan Nitara untuk menusuk Amelia.“Kami memang tidak menunda, bahkan aku sedang menjalani program kehamilan.” Kini Nitara tampak besar kepala, khusus pada Amelia.“Itu bagus. Karena selain keluarga kalian menjadi lengkap, aku juga akan mendapatkan pelanggan baru di butik. Hihi ....”“Aku dan William akan menjadi pelanggan tetap untuk urusan perlengkapan anak kami. Hihi ....” Nitara semakin menjadi, memanasi Amelia. Namun, orang
Read more

Bab 110

Nitara menjerit di dalam hatinya. ‘Aku yang menyebabkan Erland terbaring, bagaimana reaksi William jika suatu saat dia tahu!’ William adalah separuh hidupnya, dia adalah suami yang tidak pernah terbayangkan bahkan tidak pernah sekali pun Nitara memimpikannya, tetapi takdir memersatukan mereka maka wanita ini tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan.Sopir masih sering melirik nyonya muda lewat pantulan kaca, semua pekerja di kediaman Bagaswara sangat hatam pada kejadian dua tahun lalu, Bagaswara tidak merahasiakannya sama sekali termasuk TKP. ‘Ini adalah tempat kecelakaan tuan Erland seperti yang dikatakan tuan Bagaswara, mengapa nyonya Nitara sangat panik, apa keluarganya juga pernah tertimpa kemalangan di daerah ini atau ....’Hari ini Nitara meninggalkan rumah mertuanya, berdiam diri di kediaman sepupunya. Mereka memuji-muji nasib baik dirinya yang berhasil mendapatkan pria keturunan orang paling hebat dalam berbisnis. Nama Bagaswara adalah salah satu nama yang tid
Read more
PREV
1
...
910111213
...
30
DMCA.com Protection Status