Share

Bab 105

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sopia tampak lelah walau Adhinatha sering menyuruhnya beristirahat di rumah atau hanya sekedar bolak-balik mencari udara segar. “Ma ..., pulanglah lagi, beristirahat di rumah. Amei biar Papa yang jaga.” Pria ini belum bisa mengatakan kenyataan yang masih disembunyikan di ruang dengar istrinya karena ini bukan waktu yang tepat. Pelukan lembut nan hangat meraup sang istri hingga wanita itu merasa nyaman.

“Tadi siang Mama sudah meninggalkan Amei, malam ini Mama ingin menemani Amei. Papa saja yang beristirahat di rumah, Papa belum pulang dari awal Amei masuk rumah sakit.”

“Tidak, Papa di sini saja.” Adhinatha menggiring istrinya berbaring di sofa, “iya sudah kalau Mama mau menemani Amei di sini, biar Papa tidur di karpet saja.”

“Maaf ya, Pa ....”

Percakapan Adhinatha dan Sopia diperhatikan Amelia. “Ma, Pa ... Amei minta maaf karena Amei sering sakit Mama sama Papa jadi repot. Tapi kalau mau pulang juga tidak apa kok, biar Amei sendiri di sini.”

“Mana mungkin kami meninggalkan kamu, Mei ..
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Hayati
emang apa susah nya sih nerima kenzo di keluarga amelia tanpa harus nikahin william ama amelia apalagi kenzo bukan anak nya william klo mereka jadi menikah itu tetap aja bkal nyakitin hati banyak orang kira2 apa ya jawaban amelia nya, emang gk ada harapan tuk melihat erland bersatu ama amelia (>_<)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 106

    “Apa kamu yakin akan menikahi aku?” ragu Amelia tergambar jelas.“Iya. Bukankah kamu ingin hidup bersama Kenzo.” Lembut William selaras dengan tatapannya.“Iya, tapi bukan berarti merebut kebahagiaan kalian.”“Nitara tidak akan tahu, aku akan mengusahakannya dan menjamin itu.”“Bagaimana dengan papa dan mama kamu?”“Papa tahu, tapi mama tidak akan tahu. Mama masih sangat lemah.” Terdapat desahan lirih dalam suaranya.“Bukankah dalam pernikahan perlu restu dari kedua orangtua selama orangtua masih ada.” Bukan bahagia yang ditunjukan Amelia melainkan sendu.“Maaf, karena jika mama tahu aku menikahimu setelah menikahi Nitara mungkin kondisi mama akan semakin memburuk, kami bisa memberi tahunya nanti setelah mama pulih.”Adhinatha menyaksikan dan mendengar obrolan Amelia dan William, tidak diragukan lagi keduanya memang memiliki hubungan insten. Pria ini berdeham. “Besok bawa papamu kesini, kalian akan menikah!”“Pa ....” Amelia menatap lemah pada sang ayah, “kenapa Papa memaksa William?”

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 107

    Gaun yang digunakan Amelia sangat simple, ini adalah rancangan Bagaswara karena menyesuaikan dengan keadaan putrinya. Si pria memiliki banyak kenalan, tentu saja tidak sulit baginya mendapatkan perancang propesional yang mampu mengabulkan keinginannya kurang dari dua puluh empat jam. Maka, kini Amelia berjalan seperti biasanya, leluasa walau harus dengan bantuan Sopia. Saat di dalam toilet barulah dirinya benar-benar sendiri. “Wil, kamu yakin akan menikahiku?” Amelia ingin memastikannya sekali lagi maka sambungan di udara segera tersambung pada William.“Kenapa kamu harus menanyakannya lagi, Mei?” Kini, William sedang berada di sisi Bagaswa yang sedang mengemudi. Hanya dua orang saja yang akan menghadiri pernikahan tidak biasa ini. Keduanya tidak dapat membawa siapapun lagi karena nama keluarga besar taruhannya. Prinsip Bagaswara adalah semakin banyak saksi maka semakin besar kemungkinan pernikahan William dan Amelia akan terbongkar. Maka, tidak satu pun sanak saudara terlibat dalam a

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 108

    Waktu mengalir cukup cepat, kini Bagaswara dan William sudah meninggalkan rumah sakit. Keduanya duduk di dalam mobil dengan tatapan yang tak mampu dijelaskan. Sejak tadi suasana sudah sangat hening hingga William bicara. “William berjanji akan membawa Kenzo ke kediaman tuan Adhinatha setelah Amei sembuh.” “Iya, bawalah. Sesekali Papa akan menjenguk Kenzo.” Tatapan Bagaswara tidak bergeser sedikit pun saat William menatapnya. “Apa Papa baik-baik saja berpisah dengan Kenzo?” “Sebenarnya tidak, tapi harus bagaimana lagi sejak awal Papa tidak bisa menolak permintaan tuan Adhinatha untuk menikahkan putrinya denganmu.” “Maaf ....” Wajah William turun dengan lembut karena keputusannya membuat sang ayah bersedih. Kali ini Bagaswara melirik putranya. “Sudahlah. Sekarang kita harus segera kembali. Kasihan Nitara.” Malam ini William memang tetap milik istrinya karena pernikahannya dengan Amelia hanya sebatas untuk memersatukan ibu dan anak. Di dalam ruangannya, Erland kembali menunjukan rea

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 109

    Cristy menjamu Amelia dengan teh hangat, tidak lama Nitara muncul dengan sikap manis. “Mei, ini hadiah buat Kenzo.” Bahkan senyumannya seolah telah mengembalikan Nitara yang dulu. Jadi, Amelia tidak menyia-nyiakan sikap Nitara ini walau dirinya tahu jika ini hanya sebuah akting di hadapan Cristy.“Terimakasih, Tara. Pasti Kenzo sangat suka.” Senyuman bahagia Amelia bukan kepalsuan.Cristy segera berpendapat, “Tara, apa kamu mulai menyukai bayi? Hm ... kalau seperti ini sih pasti kamu dan William akan segera mendapatkan keturunan.” Tentu saja kalimatnya ini digunakan Nitara untuk menusuk Amelia.“Kami memang tidak menunda, bahkan aku sedang menjalani program kehamilan.” Kini Nitara tampak besar kepala, khusus pada Amelia.“Itu bagus. Karena selain keluarga kalian menjadi lengkap, aku juga akan mendapatkan pelanggan baru di butik. Hihi ....”“Aku dan William akan menjadi pelanggan tetap untuk urusan perlengkapan anak kami. Hihi ....” Nitara semakin menjadi, memanasi Amelia. Namun, orang

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 110

    Nitara menjerit di dalam hatinya. ‘Aku yang menyebabkan Erland terbaring, bagaimana reaksi William jika suatu saat dia tahu!’ William adalah separuh hidupnya, dia adalah suami yang tidak pernah terbayangkan bahkan tidak pernah sekali pun Nitara memimpikannya, tetapi takdir memersatukan mereka maka wanita ini tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan.Sopir masih sering melirik nyonya muda lewat pantulan kaca, semua pekerja di kediaman Bagaswara sangat hatam pada kejadian dua tahun lalu, Bagaswara tidak merahasiakannya sama sekali termasuk TKP. ‘Ini adalah tempat kecelakaan tuan Erland seperti yang dikatakan tuan Bagaswara, mengapa nyonya Nitara sangat panik, apa keluarganya juga pernah tertimpa kemalangan di daerah ini atau ....’Hari ini Nitara meninggalkan rumah mertuanya, berdiam diri di kediaman sepupunya. Mereka memuji-muji nasib baik dirinya yang berhasil mendapatkan pria keturunan orang paling hebat dalam berbisnis. Nama Bagaswara adalah salah satu nama yang tid

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 111

    “Amei sudah melepaskan Tio. Sekarang dia tidak perlu menunggu jawaban Amei.” Ceritanya pada Amanda.“Keputusan ada pada kamu, Mei ....” Amanda tidak dapat menyarankan apapun, dirinya hanya berperan menjadi sandaran setiap saat dan memberikan usulan saat dibutuhkan, tetapi tidak masuk terlalu dalam menyelami kehidupan Amelia.“Kasihan sekali dia. Apakah aku jahat?”Amanda menggeleng halus. “Tidak sama sekali, Mei. Justru kamu akan sangat jahat jika membiarkan Tio menunggu harapan kosong.”“Hm ....” Wajahnya turun sesaat, “kali ini Amei hanya ingin menjalankan peran sebagai istrinya William. Hanya itu.”“Itu juga keputusan yang bagus, Mei ....” Senyuman teduh Amanda. Sejak tadi Sopia melihatnya, maka dirinya mendengus kasar.Beberapa jam berlalu, tiba-tiba saja Sopia menyodorkan sebuah surat dengan cap resmi miliknya. “Sudah terlalu lama kamu menemani saya dan hidup bersama keluarga saya, sudah saatnya kamu cuti,” titah nyonya besar pada asisten pribadinya.Amanda mengerjap sebelum mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 112

    Kini, Sopia tersenyum bahagia dalam hatinya, kemudian membelai putrinya dengan leluasa. “Mama memang masih membutuhkan Amanda, tapi Amanda juga punya keluarga Mama tidak bisa egois.” Senyuman hangatnya yang disambut senyuman kecil Amelia.Beberapa hari berlalu, Amelia mulai kembali ke perusahaan, sedangkan Kenzo diasuh oleh bibi karena Sopia tidak selalu bisa menjaga cucunya. Namun, sekarang tugas bibi sudah diganti, kini wanita itu adalah baby sitter Kenzo. Kehadiran malaikat kecil menimbulkan pro dan kontra dari keluarga besar Adhinatha maupun Sopia, tetapi bagaimanapun kali ini keduanya tetap mempublikasikan Kenzo sebagaimana cucunya hanya saja tidak pada netizen.“Selamat datang kembali, Mei,” sambutan hangat Adhinatha.Senyuman kecil dibentuk Amelia. “Terimakasih, Pa ..., tapi ... mungkin Amelia melupakan banyak hal karena absen bekerja bukan satu hari, dua hari. Hihi,” godanya.“Tidak apa, kamu bisa mulai dari awal lagi kan,” kelakar Adhinatha. Pria yang pernah direncanakan untu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 113

    Tepatnya pukul tujuh malam sebelum makan malam William membahasnya. “Apa benar kamu menggosipkan Amelia, untuk apa, Sayang?”“Meng-gossipkan?” Nitara segera gagap karena dirinya tidak menyangka jika hal ini tiba pada ruang dengar suaminya.“Iya, aku dengar kamu mengatakan kalau Amelia hamil di luar nikah!”Nitara tersentak. “Ba-bagaimana mungkin aku mengatakannya.” Kali ini Nitara memilih tidak jujur karena kehamilan Amelia sangat kental kaitannya dengan suaminya sendiri.“Aku harap kamu tidak membuatku kecewa. Karena kalau sampai kehamilan Amelia terkuak, aku juga akan tersered, aku yang menghamili Amelia di masa lalu, Kenzo juga akan merasakan akibatnya padahal balita itu tidak memiliki dosa sama sekali, tidak sepantasnya Kenzo ikut menanggung dosa kami, bahkan papa, mama dan semua keluargaku akan malu. Aku harap kamu menjaga ucapan, Sayang.” Tatapan William sudah mencerminkan kekecewaan, jika benar Nitara mengungkit hal itu.“Sa-sayang ..., jangan menuduhku seperti itu.” Wajah Nita

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status