Share

Bab 128

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam tiba, rupanya William memiliki rencana sendiri menemui Kenzo, bukan karena Kenzo tantrum atau apapun itu. Sebuah mainan menjadi buah tangannya. “Terimakasih.” Senyuman Amelia penuh syukur.

“Ini bukan apa-apa.” Senyuman teduh William. Dirinya mendapatkan amanah dari Erland untuk memberikan mainan yang dibelikan olehnya, tetapi tentu saja itu adalah rahasia. Hanya William dan Bagaswara yang tahu.

Kenzo segera merangkul William serta mainannya, balita ini juga tersenyum ceria hingga suasana seisi rumah ikut masuk ke dalam perasaan bahagia Kenzo.

Sementara, lagi-lagi Nitara merasa tidak aman ditinggalkan oleh William, tetapi curiga juga mulai membumbuinya. “Kenapa William sering sekali pergi di luar jam kerja. Apa benar menemui rekan kuliahnya?” Hal ini terlalu sering maka wajar saja seorang istri menanamkan kecurigaan.

Nitara hanya mondar-mandir di dalam kamarnya, tidak berani keluar dari area yang dianggapnya paling aman karena tidak mungkin Erland menjangkaunya. Namun, seorang pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 129

    Saat ini Nitara masih menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. “Beli di mana?”“Di outlet langganan keluarga.” Senyuman cerah William yang kemudian menatap dirinya dalam pantulan cermin, “ini sangat bagus. Bagus sekali.” Pria ini merasa mantelnya sangat spesial, entah kenapa?Namun, di balik sumringahnya terdapat Nitara yang semakin memiliki perasaan tidak nyaman. “Sudah malam, apa kamu mau tidur sekarang?”William segera berbalik meninggalkan pantulan cermin untuk menatap Nitara. “Tidur saja duluan, aku masih lelah, aku mau merokok sebentar.” Wajah teduh William tidak hilang, tetapi senyuman cerahnya tanpak sangat asing bagi Nitara.‘Apa seperti ini sikap William saat membeli pakaian baru? Itu berlebihan. Selama ini pakaian William sering baru, tapi William bersikap biasa saja.’ Tatapan Nitara serta senyumannya tidak menunjukan apapun yang ada di hatinya, dirinya menyembunyikan perasaan tidak nyaman ini dengan rapih. Maka, si wanita menjamah tempat tidur terlebih dahulu, sedangkan su

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 130

    “Amei cuma lelah, Ma ...,” alasan yang dilontarkan Amelia.“Kalau lelah beristirahat saja, jangan memaksakan diri, kasihan Kenzo.” Lembut Sopia bersama belaian di lengan putrinya. Sentuhan lembut nan sayang selalu bisa menenangkan karena dirinya juga seorang ibu, dirinya sangat memahami betapa pentingnya sentuhan dan pelukan bagi seorang anak.Jadi, kini Kenzo diasuh oleh Sopia sedangkan Amelia hanya terpaku di dalam kamar. Adhinatha tidak kemanapun, jadwalnya hari ini sangat tipis, dirinya hanya akan memeriksa perusahaan selama beberapa jam saja. Maka, waktunya dengan Kenzo begitu banyak.“Mana Amei?”“Di kamar, katanya lelah ....”Adhinatha baru saja melihat benjolan di dahi Kenzo. Sontak, dirinya juga sangat khawatir, “Kenzo kenapa, Ma?”“Terbentur ranjang, Amei sedikit tledor. Jadi Mama mengambil Kenzo.”Belaian lembut Adhinatha mengusap dahi cucunya. “Kenzo bermain sama nenek dan kakek saja ya, kasihan mamanya Kenzo,” kekehnya begitu hangat nan penuh kasih sayang.Satu jam berlal

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 131

    Miranda kembali pada keluarganya setelah Erland menghabiskan semua makanan yang diberikan dengan penuh kasih sayang olehnya. Ternyata semua peserta pesta sederhana ini telah berhenti mengunyah, perut mereka diisi oleh makanan, sedangkan hati mereka diisi oleh kebahagiaan. Tidak berapa lama setelah kedatangannya, ibunya Nitara yang bernama Sania meminta putrinya untuk mengantarnya ke toilet, maka dengan senang hati istri dari keturunan terpandang ini menemani ibunya. “Ma, kita ke toilet di kamar Tara saja ya. Lagian ..., Mama belum pernah masuk ke kamar Tara.” “Iya, terserah Tara saja ....” Sania terkekeh sangat bahagia melihat kebahagiaan putrinya. Sesampainya di dalam kamar, ukuran kamar yang dihuni putrinya lebih besar dari ukuran rang tengah keluarga mereka. Maka, senyuman segera ditarik Sania. “Ma, selama ini Tara tidur di sini, andai Tara bisa membangunkan rumah yang kamarnya yang sebesar ini pasti Mama sama papa sangat nyamana saat tidur.” “Bicara apa kamu ini, Nak ... Willi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 132

    Nitara kembali ke ruangan William bersama hati dan kepala terbakar. “Wil, aku sangat memercayaimu, bahkan aku berusaha melupakan masa lalu kamu dengan Amelia, tapi kenapa diam-diam kamu berduaan dengan Amelia. Apa hubungan lama kalian belum usai, heuh!” Hampir saja tetesan kesedihan jatuh membasahi pipinya, tetapi Nitara masih mampu berpikir logis, dirinya bisa mengontrol perasaan ini karena di sini bukan tempat yang tepat. Setelah menarik napas panjang kemudian membuangnya, barulah wanita ini kembali tenang hingga akhirnya pelamar kerja berdatangan satu persatu.Wawancara kerja berlangsung cukup lama, sekitar dua jam karena ternyata banyak sekali pelamar. Namun, William masih belum kembali ke ruangannya. Jadi Nitara pikir jika suaminya sengaja berlama-lama dengan Amelia padahal bukan membahas bisnis. ‘Apa yang mereka lakukan?’Namun, kenyataannya Amelia meninggalkan gedung sejak satu jam setengah yang lalu. William dan Amelia tidak menghabiskan waktu lama untuk membahas privasi merek

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 133

    Hanya satu jam saja Nitara menghabiskan waktu sendirinya. Saat keluar dari ruangan, William sedang menyesap teh hangat. “Sayang, sebentar sekali istirahatnya ...,” sambutan hangatnya.“Aku tidak betah. Lagipula aku takut bajunya kusut.” Nitara duduk di sofa saat suaminya tetap duduk di meja kerja, “apa yang kamu minum?”“Teh, ini pemberian kolega. Rasanya sangat enak.” Senyuman William memang sedikit lain saat memuji tehnya, tetapi bukan berarti bernilai negatif justru karena tehnya sangat enak maka terdapat penilain lebih. Namun, Nitara mengartikan itu adalah teh pemberian Amelia saat suaminya menemui wanita itu hingga wajahnya berubah kecut selama sepersekian detik.“Kenapa tidak menyeduh teh yang biasa kamu minum?”“Teh itu terlalu biasa, tapi yang ini berbeda.” William masih menautkan senyumannya,.“Bedanya?” Nitara ingin meledak, mengekspresikan perasaannya yang menggebu, tetapi tidak semudah itu dirinya harus melakukan hal negatif karena William tetap harus dihormati sebagaiman

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 134

    William tidak lantas bangun, dirinya memeriksa kaki Nitara dengan sangat detail. “Sayang, ini benar tidak sakit?” Pria ini mendongak.“Tidak. Sungguh, itu tidak sakit sama sekali.” Nitara semakin cemas saja. Akhirnya William kembali berdiri, kemudian menangkup kedua pipi istrinya. “Aku akan membeli heels yang baru, jangan pakai yang ini lagi, heels yang ini hampir saja membuatmu celaka.”“Heuh!” Nitara mengerjap karena rupanya insiden kecil ini membuat William menyalahkan heelnya, “tidak perlu, aku sudah punya banyak heels dan semuanya masih sangat bagus.”“Baiklah, tapi jangan pakai ini lagi. Aku akan mengambilkanmu heels yang baru. Tunggu ya.” William bergegas naik ke lantai atas, sedangkan Nitara berdiri di ujung tangga, ingin mencegah suaminya, tetapi William melesat begitu saja. Jika harus jujur lebih baik dirinya yang kembali ke kamar dibandingkan tetap di sini bersama Erland.Erland bertepuk tangan kecil bersama ekspresi tidak terbaca. “Hebat sekali, kamu berhasil mencuri semu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 135. Tergila-Gila pada Dua Pria

    Sopia tidak menyetujui perasaan putrinya. “Mei, kamu sudah menikah dengan William seharusnya kamu hanya mencintai dan tergila-gila pada suamimu!” Kalimat ini membuat Amelia tersadar jika dirinya telah salah bicara.“Maksud Amei ..., Amei mencintai William, tapi Amei tergila-gila pada William dan papa.” Senyuman hambarnya mengambang begitu saja, tetapi jawabannya mampu meredam kekesalan Sopia.“Kamu ini Mei, Mama kira kamu menyukai dua pria.”“Tidak Ma, Amei cuma mencintai William.” Senyuman hambarnya lagi, tetapi lebih sempit dan singkat. ‘Aku mencintai Erland, tapi aku tergila-gila pada Erland dan William.’“Kapan William akan kesini mengunjungi kalian?”“Entah, Amei belum meneleponnya, tapi Amei rasa jangan terlalu sering.”“Justru harus sering karena Kenzo anaknya dan kamu istrinya!” Sopia menegaskan.“Amei takut hubungan kita akhirnya tercium Nitara kalau William sering kesini ....”“Sudahlah Mei, jangan kamu pikirkan Nitara lagi!” kekesalan Sopia kembali, “Mama akan berusaha memb

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 136

    Sopia memilih mengabaikan kedekatan Amelia dan bibi, menganggap tidak pernah tahu dan tidak pernah melihatnya karena memberhentikan Amanda saja sebenarnya adalah keputusan berat, dirinya sangat membutuhkan jasa wanita itu, apalagi jika sekarang harus memberhentikan bibi.Sopia duduk seiring menatap Kenzo yang terlelap di dalam tempat tidurnya. “Sayang, nenek merasa jauh sekali dengan mamanya Kenzo, apa Kenzo bisa membantu nenek dan anak nenek supaya kami lebih dekat dan semakin dekat. Jika harus dikatakan nenek sangat sedih dengan keadaan ini, nenek tidak ingin selalu hidup seperti ini.”Curahan hatinya hanya mampu dilontarkan pada sang cucu saat suaminya tidak di sisinya, tetapi andaikan Adhinatha menjadi tempatnya mengadu mungkin pria itu hanya akan mengatakan jika dirinya terlalu berlebihan. Amelia bebas dekat dengan siapapun bahkan dengan bibi itu sebuah hal wajar karena mereka pernah tinggal bersama. Sopia mampu menebaknya karena Adhinatha pernah mengatakan hal itu.Ternyata, tanp

Bab terbaru

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 294

    “Eu ... lumayan. Tidak salah kan, Zeel berdekatan sama tantenya.” Saat ini jantung Amelia mulai tidak tenang karena mungkin dirinya salah telah membicarakan hal ini dengan Erland. “Tidak, tidak salah sama sekali. Yang salah adalah jika terlalu dekat. Jangan sampai Zeel menganggap Tara sebagai ibunya. Kamu tahu sendiri seorang bayi akan mengenali aroma ibunya, jika Tara terlalu dekat dan sering berdekatan dengan Zeel bukankah ada kemungkinan Zeel akan nyaman dengan tubuh Tara dan salah mengenali aroma tubuh tantenya sebagai aroma tubuh ibunya.” Tatapan Erland sangat serius kala membahas hal yang tidak disukainya. “I-ya. Tapi itu tidak akan terjadi.” Senyuman hambar Amelia yang mulai gagap hingga Erland mampu membaca hal tidak beres, tetapi dia tidak akan menginterograsi Amelia karena tidak seharusnya seorang istri yang telah melahirkan anak-anaknya mendapatkan pertanyaan memojokan. Justru Erland memberikan kecupan hangat di dahi Amelia. “Beristirahatlah ..., tapi aku tinggal sebenta

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 293

    Amanda kembali pada Amelia, tetapi tidak mengatakan apapun walaupun mungkin keputusannya kurang tepat. “Kak?” sapa Amelia yang melihat kebingungan di wajah Amanda, “ada apa? Kakak lagi bingung ya, kenapa? Eh, tapi bukan Amei mau ikut campur ya Kak. Hihi ... tapi Kakak bisa berbagi apapun kok sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda mendesah. “Iya, ada hal yang membuat Kakak bingung. Apa itu terlihat sangat jelas?” Bukan hanya raut wajahnya saja yang mengatakan isi hatinya, tetapi juga tatapan matanya.Amelia terkekeh sebelum berkata, “Iya Kak, terlihat sangat jelas. Apalagi kita sudah sangat dekat, jadi sepertinya Amei bisa melihat hal sekecil apapun dari Kakak. Hihi ....” Kekeh kecilnya ditambahkan, kemudian memandangi Amanda penuh peduli, “Apa itu, Kak? Cerita saja sama Amei. Jangan sungkan.”Amanda kembali mendesah. “Itu ... tentang hal besar Mei. Kakak masih memikirkannya karena Kakak tidak yakin apa prasangka Kakak benar. Tapi ... Kakak rasa memang benar.”“Ikuti saja kata hati Kakak,

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 292

    Saat ini Nitara sedang menyaksikan Amelia saat bersama dengan Grizelle. Miranda sudah turun lebih dulu, tetapi wanita ini ingin menyaksikan malaikat kecil dari atas sini karena wajahnya begitu manis dan cantik dengan sentuhan kehangatan. Dia menilai jika bayi perempuan itu akan tumbuh menjadi manusia yang sangat ramah. “Sayang ...,” panggilan Miranda saat beberapa anak tangga sudah dipijaknya seiring menggendong Galaxy. “Eu-iya Ma.” Nitara segera bergegas menuju punggung Miranda. Tangga rumah ini cukup luas, bisa langsung dipijak tiga sampai empat orang sekaligus, hanya saja Nitara tetap ingin berada di belakang mertuanya dibandingkan di sisinya supaya tetap dapat menyaksikan wajah Grizelle. ‘Andai kamu menjadi anakku. Bagaimanapun caranya, jadilah anakku.’Kini, Nitara dan Miranda sudah bergabung dengan Amelia dan Sopia yang asik mengasuh Grizelle. Saat Galaxy tiba, tentunya semua orang merasa lebih bahagia. Saat ini Sopia menyisipkan kata pamitannya pada sang besan. “Saya akan pu

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 291

    Saat ini hati Cristy bergetar, entah mengapa?“Astaga ... sepertinya karena aku sering bertemu Tio jadi sekalinya tidak bertemu akhirnya seperti ini. Aku memikirkannya. Ck!” Cristy tidak menyukai perasaan seperti ini, tetapi terpaksa harus menjalaninya karena sudah menjadi ketentuan alam. Wanita ini sedang merias bunga kertas di rumahnya untuk nantinya sekalian dijajakan di butik. “Tio bisa melibatkanku dalam acara amalnya, tapi aku tidak mau bukan tidak bisa melibatkan Tio dalam kegiatanku, biarkan saja dia beristirahat di masa pemulihannya.” Udara panjang dibuang.Namun, karena isi kepalanya sering mengarah pada Tio akhirnya Cristy mencoba menghubungi saat menuju butiknya. “Hi, apa kabar hari ini?” kekeh kecilnya.Di luar dugaan Cristy, karena Tio terkekeh ceria, “Aku suka mendapatkan panggilan darimu. Jadi sudah dapat disimpulkan jika aku baik-baik saja.”“Ayolah ... yang serius, jangan menggoda. Bukan waktunya!” Cristy tidak luluh karena saat ini dia sedang ingin mendengar kabar p

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 290

    Bibi tidak meninggalkan kamar Amelia karena Kenzo asik bermain mobilannya di sana. Maka, saat Amelia menyelesaikan mandinya wanita ini kembali bertemu dengan anak sulungnya. “Kenzo lagi apa ... Mama jemput Zeel ya sebentar biar kalian main berdua,” kekeh bahagianya karena kehidupannya penuh warna dan cerita. Amelia segera menuju anak keduanya setelah wanita ini membersihkan diri, tetapi dia belum memompa asi, lagipula Grizelle barusaja menyusu pada Nitara, asinya juga belum terkumpul banyak, terlalu tanggung jika harus dipompa sekarang. Di ambang pintu, dia kembali menyaksikan jika Nitara bersenandung untuk putrinya walaupun Grizelle terlelap sangat nyenyak. Senyuman melengkung. “Sesayang itu Tara sama Zeel ....” Amelia merasa sosok Nitara tidak akan ditemuinya pada diri orang lain. Saat ini Galaxy menangis, maka Nitara segera menyuruh babysitter menggendong putranya sekalian menghangatkan susu. Saat ini Amelia sedikit keheranan karena seharusnya Galaxy bisa menyusu langsung pada ib

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 289

    Bibi menghampiri Amelia yang sedang bersiap-siap mandi sekalian memompa asi. “Non, sedang sibuk?” tanya santai wanita ini seiring menuntun Kenzo masuk ke dalam kamar Amelia.“Tidak Bi, ada apa, Kenzo rewel mau sama Amei?” tebak Amelia karena bibi tiba bersama putranya walaupun itu tidak aneh, Kenzo adalah tanggung jawab bibi selama dirinya dan keluarganya tidak dapat memerhatikan malaikat kecil satu ini. “Tidak Non. Bibi hanya mau bicara sebentar, apa Non Amei ada waktu?” Sedekat apapun wanita ini dengan nyonya muda Amelia, dia tetap harus mengingat posisinya, dan walaupun dirinya mendapatkan kepercayaan penuh menjaga Kenzo. Maka, sikapnya tidak pernah berlebihan, selalu di dalam batas. “Silakan, Bi ....” Amelia tidak akan pernah menolak kehadiran wanita itu. Maka, kini keduanya duduk bersebelahan di atas sofa yang sama, sedangkan Kenzo anteng bermain di karpet empuk di dekat kaki ibunya. Tidak lupa, wanita ini menjamu bibi. Jadi, keduanya meminum teh bersama. “Apa yang akan bibi bi

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 288

    William dan Erland tiba bersamaan ke kediaman Bagaswara. Keduanya membawa makanan buah tangan dari restoran milik Tio hingga Amelia dan Nitara antuasias menyambut karena sudah cukup lama keduanya tidak merasakan cita rasa menu dari restoran berbintang itu. “Aku rasa Tio sukses mengguncang dunia kuliner,” kekeh Erland saat berkelakar. Amelia segera menyahut saat menyuap, “Memangnya kenapa, apa restoran Tio menjadi sangat viral?” Kekeh ditambahkan. “Aku rasa hanya Tio yang mengadakan acara amal di restoran. Itu sangat bagus, gerakan yang dilakukannya sangat bermanfaat untuk banyak orang. Apalagi untuk orang-orang jalanan karena Tio tidak pandang bulu saat memberi,” penjelasan terperinci diberikan Erland bersama pujiannya. “Ya, itu bagus sekali.” Pun, Amelia melanjutkan kalimat pujian suaminya, tetapi saat ini terdapat tatapan tidak suka Sopia.‘Kamu ini Mei. Memuji mantan pacar di hadapan suami!’ Ingin sekali segera menyampaikan kalimat itu, tetapi suasana makan tidak boleh dirusak

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 287

    Sopia barusaja kembali pada sore hari karena kegiatannya hari ini bukan hanya bertemu dengan ibunya Tio saja. Wanita ini menceritakan aksi sosial pemuda itu pada Amelia, tetapi bukan berarti mengagumi, dirinya hanya merasa heran karena Tio membagikan makanan gratis sebanyak itu. Maka, Amelia menyahut sesuai dengan pandangannya. “Bagus kan, Ma. Lagian tidak aneh kok Tio berbagi. Dari dulu Tio memang begitu. Cuma yang Amei tahu tidak sebanyak dan sebesar itu sikap sosialnya.” “Sayang sih kalau menurut Mama. Terlalu mubajir.”“Ya ampun Ma ... tidak ada kebaikan yang mubajir.” Bukan mencerami ibunya, Amelia hanya sedang mengingatkan.Namun, pembahasan Sopia beralih. “Mama jadi khawatir pada pemuda itu. Bukan Mama menyumpahi, hanya saja apakah usianya masih panjang?” ceplosnya bersama keraguan karena kalimatnya cukup kasar.“Ish, Mama. Jangan bilang begitu dong!” Tentu saja Amelia langsung memerotes.“Tiba-tiba saja Mama kepikiran kesana saat mamanya Tio bercerita.” Sopia sudah bisa mene

  • Ayah Untuk Anakku   Bab 286

    Acara amal yang diselenggarakan Tio berlangsung sangat lancar, banyak sekali peminat, tetapi semuanya berbaris dengan rapih bahkan tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan meja, maka pihak restoran mengemas makanannya dengan sangat rapih.Cukup lama Sopia berada di sana karena ibunya Tio mengajaknya berbicara ini dan itu termasuk menanyakan Amelia, “Bagaimana kabar Amei sekarang dan anak keduanya?”“Baik-baik saja ... Grizelle tumbuh dengan pesat,” kekeh bahagia Sopia.“Syukurlah ... saya ikut senang mendengarnya.”“Sudah beberapa hari ini Amei dan Grizelle tinggal di kediaman mertuanya, jadi kali ini saya dan suami menginap untuk melepas rindu pada kedua cucu kami,” kekeh bahagia Sopia lagi.“Pasti kalian tidak dapat berjauhan dengan cucu,” kekeh wanita ini, “andai Tio sudah menikah, kami juga akan menimang cucu,” desahnya kemudian.Sopia tersenyum kecil. “Mungkin tidak akan lama lagi.”Saat ini tanpa sengaja Jesica mendengar kalimat ibunya. Maka hatinya kembali bersedih. ‘Kalau ka

DMCA.com Protection Status