Rasa hangat tak lagi dirasa. Lady Neenash perlahan membuka mata. Panorama alam nan indah terpampang di depan mata. Ya, mereka tengah berada di suatu desa yang masih asri. Sungai jernih dengan aneka ikan warna-warni membelah pedesaan. Sementara bukit menghijau mengelilingi desa seperti perisai dari zamrud. Ladang-ladang penduduk yang subur juga memanjakan mata. "Ini ... indah sekali ...," gumam Lady Neenash dengan mata berbinar. "Terima kasih pujiannya, Lady. Ini adalah kampung halaman ibu saya di wilayah timur, tempat saya dilahirkan dan tumbuh besar selama ini," jelas Lady Cherrie. "Ayo kita ke rumah saya!" ajaknya lagi. Lady Neenash tak banyak bicara. Dia mengekori langkah Lady Cherrie yang entah kenapa terasa sangat cepat. Akhirnya, mereka sampai di sebuah rumah mungil, tetapi terasa hangat. Meskipun tampak sederhana, rumah itu dikelilingi ladang subur. Lady Cherrie membawa Lady Neenash ke ladang di sebelah kanan rumah. "Hei, itu, kan, kamu?" seru Lady Neenash refleks saat me
Last Updated : 2023-05-31 Read more