Duar!Tepat lima langkah sebelum panah api mengenai tubuhnya, Lady Neenash membuat perisai es. Ledakan besar pun tak terelakkan. Beruntung, kawasan Istana Rubi dilapisi pelindung tak kasat mata yang kedap suara.Pemuda tampan yang tadi melemparkan panah api mendekat. Tawa menyebalkannya membuat Lady Neenash mendelik tajam."Sudah lama kita tidak bercanda dan bermain bersama, Neenash," celetuk si pemuda."Candaan yang tidak lucu, Sallac." Lady Neenash menyeringai, lalu membungkuk."Saya memberi salam kepada Pangeran Sallac," ucapnya dengan suara dibuat-buat hormat.Pangeran Sallac mendecakkan lidah. Dia duduk dengan kasar di bangku kayu. Lady Neenash terkekeh, lalu duduk di sebelah sahabat masa kecilnya yang dikucilkan karena dianggap terkutuk itu."Kau suka mencandaiku, tetapi tidak suka jika kucandai," gerutu Lady Neenash."Aku tak suka kauperlakukan seperti orang asing. Bukankah aku yang paling dekat denganmu?" sahut Pangeran Sallac."Ya, ya, ya, tentu saja. " Lady Neenash menatap
Last Updated : 2023-03-03 Read more