"Mas, tolong bukakan gaun belakangku. Susah sekali," pinta Yuna.Yuna menggapai-gapai punggungnya. Tanpa tahu tatapan Eric sudah seperti binatang buas yang ingin segera menerkamnya. Alih-alih membukakan gaun, Eric memeluk Yuna dari belakang. Menyesap ceruk leher dan mengisap aroma Yuna yang teramat dirindukan Eric."Mas, buruan. Badanku lengket semua dan ingin segera mandi.""Iya, Istriku. Mandi bersama, ya?""Mandi sendiri-sendiri aja, Mas. Nanti Mas Eric ingin. Cepat bukakan gaunku.""Sekarang juga sudah ingin, Baby. Mandinya nanti saja biar sekalian."Eric mulai membuka gaun Yuna. Perlahan dan dengan sentuhan-sentuhan menggoda.Betapa inginnya Eric mendorong Yuna ke ranjang dengan kasar dan menindihnya sekarang juga. Tetapi, Eric tidak mau hawa nafsunya melukai buah hati yang tertanam di rahim Yuna."Maaf, Mas. Aku sepertinya belum bisa," ucap Yuna dengan wajah sedih.Dalam sepersekian detik, Eric mengingat kembali reaksi penolakan Yuna beberapa minggu lalu. Eric perlahan mendoron
Baca selengkapnya