Beranda / Romansa / Kupu-Kupu Malang / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Kupu-Kupu Malang: Bab 81 - Bab 90

137 Bab

Bab 81

Lingerie tembus pandang melekat kontras di kulit mulus wanita itu. Celana dalam berbentuk kain kecil menyempil masuk di belahan bawah si wanita. Begitu terlihat jelas di bawah pakaian wanita yang mirip jaring nelayan.Wanita itu tertidur menelungkup membelakangi pintu kamar. Belahan bawahnya yang begitu besar sontak membuat Eric menegang. Untungnya, Eric masih bisa mengendalikan diri.Eric menendang-nendang pinggiran tempat tidurnya. Wanita itu berbalik sambil mengerang manja. Ia duduk sambil bersila. Pangkal pahanya terekspos sempurna karena kain yang tidak niat menutupi dalamnya."Uh ... kamu sudah datang, Mas?""S-siapa kamu?"Eric panik bukan kepalang. Rupanya, wanita itu tidak mengenakan apa pun di balik lingerienya. Dua gunung kembarnya tercetak sangat jelas dan membusung indah. Mata Eric bergetar ingin menghindar, tetapi entah mengapa tatapannya fokus ke dada wanita itu.'Sadar, Ric! Jangan jadi lelaki brengsek! Kamu sudah punya Yuna!'Kedua tangan
Baca selengkapnya

Bab 82

Waktu sudah lewat tengah malam, dua pria dewasa itu masih cekikikan setelah melihat bagaimana tampang Eric yang tadi menyeret keluar wanita setengah telanjang dari kamarnya. Bahkan, beberapa penghuni di lantai yang sama sampai keluar dan memaki perbuatan Eric."Ini ulahnya si Billy dan Joshua brengsek itu, Ma! Aku nggak berbuat apa-apa sama pelacur ini!"Diana memukul-mukul Eric tanpa henti. Sementara Joshua bergegas melemparkan jaket panjang ke wanita penggoda yang sebenarnya adalah karyawan Joshua dan melarikannya ke luar. Billy pun tanpa dosa mengikuti adik iparnya dan mengabaikan Eric yang memakinya. Sialnya, mereka bertiga bertemu dengan Renata di anak tangga."Kenapa dia nggak pakai elevator?" tanya Billy tanpa membuka mulut."Sil, kamu cepat kabur dari sini. Jangan sampai tertangkap istriku," bisik Joshua."Ya, Pak.""Aku nggak ikutan."Billy hendak beranjak pergi, tapi Joshua menarik kemeja belakang Billy. Dan Sila pun melarikan diri secepat kilat tanpa menoleh ke belakang."
Baca selengkapnya

Bab 83

"Siapa yang nggak bolehin aku masuk? Aku cuma ingin lihat Yuna sebentar.""Kak Yuna udah sadar dan bilang nggak mau ketemu Kakak Ipar dulu. Sebaiknya, Kakak Ipar pulang aja sekarang, lalu datang ke sini besok pagi.""Oke. Aku pulang dulu."Siapa bilang Eric menyerah begitu saja? Sebelum bertemu dengan Yuna, ia tidak akan kembali. Mana mungkin juga Eric bisa tidur kalau belum memastikan Yuna dan anaknya baik-baik saja.Eric pura-pura pergi, tapi hanya memarkirkan mobilnya agak jauh di luar halaman rumah Yuna. Ia menunggu mobil Felix keluar, lalu diam-diam naik ke pagar halaman belakang.'Sial! Mau ketemu saja malah jadi mirip maling begini!'Eric mencoba membuka pintu belakang yang ternyata dikunci dari dalam. Setiap jendela dicek satu persatu, siapa tahu ada yang masih terbuka. Sayangnya, nihil. Mau tidak mau, Eric memanjat pinggiran pagar dan meraih lantai balkon kamar Yuna. Tubuh Eric basah kuyup kepanasan. Lantai tempatnya bergelantung semakin licin o
Baca selengkapnya

Bab 84

"Aku 'kan tadi bilang kalau aku mengusirnya." Eric menghela napas dan menyandarkan kepala di atas paha Yuna."Tapi, kenapa wanita itu bisa bersamamu? Kalau bukan kamu yang panggil, mana mungkin dia bisa ke sana!" pekik Yuna.Eric membuka mata dengan sempurna ketika Yuna mulai terisak. Air mata calon istrinya itu menetes di dahinya. Eric membelai pipi Yuna dengan lembut, namun Yuna menepis tangannya."Jangan menangis, Baby. Aku ingin memelukmu, tapi badanku lemas sekali.""Nggak usah ngomongin yang lain, Mas! Jawab dulu, buat apa kamu panggil kupu-kupu malam? Kamu bosan denganku? Atau gara-gara nggak bisa menahan diri karena nggak ketemu aku?""Sshh, berhenti dulu menangisnya."Eric memaksa badannya yang remuk redam untuk bangkit lalu memeluk kekasihnya. Yuna memberontak dan memukul dadanya. Eric pun meringis kesakitan tanpa bersuara. Sudah dikerjai Billy, jatuh dua kali, dan dipukuli. Tapi, demi Yuna, apa pun akan Eric lalui."Bukan aku yang panggil
Baca selengkapnya

Bab 85

Billy mengangkat Lima dan melamparnya ke atas ranjang. Ia membuka setiap kancing kemeja tanpa mengalihkan pandangan dari Lima.Lima pun menatap Billy dengan pose menantang. Meskipun Billy yang menganggapnya demikian. Sedangkan Lima sebenarnya hanya duduk biasa saja."Tuan, sebaiknya kita berhenti sampai di sini," tutur Lima."Kenapa tiba-tiba ragu?"Billy melempar kemeja ke atas sofa. Tubuh atletis dengan kulit kecoklatan itu membuat Lima menelan ludah susah payah."Aku bukannya takut. Tapi, ini sangat nggak pantas.""Nggak ada orang yang berani bilang apa yang aku lakukan bukan perbuatan yang pantas."Billy naik ke atas Lima. Setiap sentuhannya begitu lembut. Tidak seperti perangai Billy biasanya. Lima tidak bisa menolak setiap kecupan. Pun bibirnya mulai mengeluarkan suara yang menaikkan gairah Billy."Katakan jika kamu juga menyukai ini.""Nggak, Tuan," desis Lima.Billy semakin dalam menyapu kulit Lima. Dengan sekali sentak, Billy berhasil merobek kain tipis yang menutupi tubuh Li
Baca selengkapnya

Bab 86

Billy menampik fakta bahwa dirinya iri dengan Eric yang masih diperhatikan dan dipercayai Yuna. Sedangkan kekasihnya dulu tidak mempercayai dirinya ketika Billy berusaha untuk melindunginya, dan malah kabur bersama pria yang tidak lain adalah Joshua.Tidak peduli bagaimana hubungan sesungguhnya Billy dan mantan kekasihnya, jika Renata mempercayai dan menyayangi dirinya sepenuh hati, perempuan itu tidak akan meninggalkannya, seperti Yuna.Walaupun sekarang Billy bisa menerima kenyataan bahwa Renata merupakan anak dari ayahnya, Billy tidak dapat membohongi dirinya sendiri. Ia telah mencintai Renata sejak masih remaja. Tanpa berubah sedikit pun sampai dewasa. Tidak mudah membuang perasaan itu dari hatinya.Namun, Billy tidak ingin menyakiti dan membuat khawatir Renata dan hanya bisa menyimpan sendiri perasaannya rapat-rapat. Hasilnya, Eric yang menjadi korban rasa perih yang ia rasakan.Bukan maksud Billy untuk memisahkan Eric dan Yuna. Billy gatal ingin membuat adegan yang hampir sama d
Baca selengkapnya

Bab 87

"Mas, tolong bukakan gaun belakangku. Susah sekali," pinta Yuna.Yuna menggapai-gapai punggungnya. Tanpa tahu tatapan Eric sudah seperti binatang buas yang ingin segera menerkamnya. Alih-alih membukakan gaun, Eric memeluk Yuna dari belakang. Menyesap ceruk leher dan mengisap aroma Yuna yang teramat dirindukan Eric."Mas, buruan. Badanku lengket semua dan ingin segera mandi.""Iya, Istriku. Mandi bersama, ya?""Mandi sendiri-sendiri aja, Mas. Nanti Mas Eric ingin. Cepat bukakan gaunku.""Sekarang juga sudah ingin, Baby. Mandinya nanti saja biar sekalian."Eric mulai membuka gaun Yuna. Perlahan dan dengan sentuhan-sentuhan menggoda.Betapa inginnya Eric mendorong Yuna ke ranjang dengan kasar dan menindihnya sekarang juga. Tetapi, Eric tidak mau hawa nafsunya melukai buah hati yang tertanam di rahim Yuna."Maaf, Mas. Aku sepertinya belum bisa," ucap Yuna dengan wajah sedih.Dalam sepersekian detik, Eric mengingat kembali reaksi penolakan Yuna beberapa minggu lalu. Eric perlahan mendoron
Baca selengkapnya

Bab 88

"Menggoda bagaimana maksudnya, Tuan? Aku sama sekali nggak pernah punya niatan menggoda Anda, Tuan." Kening Lima berkerut jengkel."Nggak usah bohong. Ini ... kenapa nggak pakai apa-apa?"Telunjuk Billy menunjuk dan menekan tepat di pucuk bulatan dada Lima. Lima pun segera menepisnya."Jangan pegang-pegang, Tuan. 'Kan Tuan yang nggak membawakan aku dalaman.""Pintar sekali kamu membuat-buat alasan. Lalu, yang kamu pakai tadi ke mana?""Sudah kotor, Tuan."Lima berulang kali menyingkirkan tangan Billy. Namun, Billy gencar melayangkan aksi nakalnya. Tangannya sangat cepat berkelit dan meremas-meras dua daging kenyal di dada Lima. Tanpa ekspresi.Kedua tangan mereka sibuk menyingkirkan satu sama lain. Billy gemas ingin menyingkirkan lingerie yang Lima kenakan. Kalau perlu, Billy akan mencabik-cabiknya sesegera mungkin.Bohong jika Billy tidak tergoda. Jakunnya saja sudah naik turun meneguk ludah berulang kali karena sangat ingin menyesap bulatan indah itu.Tapi, sungguh, Billy tidak akan
Baca selengkapnya

Bab 89

Lima merangkak ke sisi ranjang satunya, melongok ke bawah tempat Billy terjatuh. Billy bergeming ketika Lima menggoyangkan kakinya."T-tuan, bangun ... Maafkan aku. Jangan bercanda, Tuan."Billy tetap tidak bergerak. Lima bangun lalu memeriksa belakang kepala Billy kalau-kalau berdarah. Kemudian, mengusap tengkuk Billy untuk memastikan tidak ada patah tulang di sana.Lima juga mencondongkan telinga ke dada Billy. Denyut jantung Billy sangat normal, tetapi napasnya sedikit-sedikit tertahan. Lima lantas mengeluarkan segenap tenaga untuk mengangkat Billy sampai ke atas ranjang.'Dia pura-pura pingsan ternyata,' batin Lima. Kekesalannya pada Billy semakin menjadi. Lima mendengus lalu mencubit perut Billy dengan gemas."Awww!! Apa kamu sudah gila?!""Aku ingin istirahat, Tuan. Jangan banyak ulah lagi," ketus Lima."Kamu nggak tahu malu sekali rupanya! Sudah ditolong malah menggigit tuanmu! Lihat! Punggungku terluka dan kamu malah kembali tidur?" bentak Billy.Lima tidak peduli lagi. Ia me
Baca selengkapnya

Bab 90

Mentari pagi menyeruak melalui sela tirai. Eric membuka mata dan menyadari ada Yuna dalam pelukan. Senyuman Eric seketika mengembang lebar.Eric semakin mengeratkan pelukan. Dirasakannya hangat tubuh wanita yang baru sehari jadi istrinya. Rasanya begitu menenangkan. Apalagi, tubuh kecil Yuna sangat pas dalam pelukan Eric. Ia pikir, Yuna sengaja diciptakan hanya untuknya. Tidak pernah bosan Eric memandangi Yuna. Pipi putih, mulus, dan kenyal pun jadi sasaran jari-jarinya yang tidak bisa menahan cubitan-cubitan kecil.Yuna mengerang perlahan. Keninganya berkerut sesaat. Namun, Yuna kembali tenang dan tidak sadar perbuatan Eric."Istriku sangat cantik," gumam Eric."Bangun, Istriku," bisik Eric seraya menusuk pipi Yuna.Yuna menggeliat dengan mata yang masih terpejam. Namun, Yuna tidak bisa bergerak bebas karena Eric sengaja tidak melonggarkan pelukan. Karena gerakan singkat itu, Eric merasakan keanehan di tubuh bagian bawahnya.Eric pun meraba sesuatu yang janggal pada barang pusakany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status