"Kau sudah menghancurkan masa depanku, Mas. Kau memaksaku malam itu hingga aku benar-benar ternoda. Aku tak ada bedanya dengan ....""Sudah, jangan teruskan ucapanmu! Jangan kau buat aku semakin tersiksa. Aku akan tanggung jawab. Kupikir, dengan begitu aku bisa memilikimu seutuhnya. Aku tidak bisa melihatmu jauh-jauh, Berl." "Justru aku yang tersiksa, Mas. Aku yang sudah kau hancurkan. Meskipun jika kau memilikiku, tetapi kau hanya akan mendapatkan raga ini saja. Hatiku sudah menjadi milik orang lain. Aku mencintai Mas Arham. Aku adalah istrinya.""Tapi, kau mengandung anakku. Aku yang pertama menanam benih itu. Aku tidak akan melepasmu meski kau mencintai dia."Pasrah dengan apa yang sudah terlanjur terjadi, Berlian menatap kosong ke atas langit-langit ruangan itu. Ketika suster datang, mereka bersikap biasa lagi. Suster memeriksa cairan infus yang sudah tinggal sedikit. "Sebentar lagi boleh pulang, ya, Mbak. Tunggu infusnya habis dulu." Senyum wanita itu mengembang."Makasih, Sus
Read more