Share

Bab 48

Matahari mulai tampak meninggi, sosok yang sejak Subuh sudah terbangun dan meneguk air putih tersandar pada dinding. Dalam kontrakan sempit itu, tak ada barang selain tikar dan pakaian saja, serta keperluan mandi. Untuk menyeduh air hangat saja, tak ada, Berlian ingin mencari minuman hangat barangkali sudah ada warung yang buka.

Gadis muda yang kini kembali sebatang kara itu membuka pintu. Ia keluar dan mengedarkan pandangan ke sekeliling tempat itu. Ada warung nasi uduk yang sudah buka, Berlian bergegas ke sana dan membeli teh hangat.

Setelah menikmatinya di warung itu, tiba-tiba ia merasakan mual lagi. Dengan cepat, Berlian kembali ke kontrakan untuk mengeluarkan semua yang telah masuk ke dalam perutnya. Perih dirasa perut yang sejak malam kosong, kini mau diisi malah semua keluar.

Jam delapan pagi, ia berniat menemui Fawwaz. Hanya dia yang dikira bisa membantu untuk kembali kerja di sana. Berlian mulai menunggu angkutan umum berwarna merah yang menuju ke arah sana.

Terlalu lama me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status