"Apa, Bu?" Gadis itu menggeleng kepalanya. "Ibu, pasti bohong. Aku anak Ibu, kan? Jangan berbohong hanya demi sebuah kemaksiatan, Bu! Ibu, akan menyesal!" Gadis itu semakin histeris."Aku tidak berbohong, Berlian. Kau memang bukan anakku. Kau anak yang berada di dalam kardus. Tanya saja sama Bagio kalau tidak percaya. Saat itu, aku baru saja pulang dari club' dan di jalan, aku menemukanmu."Berlian terisak hebat. Ia memegangi kepalanya yang mendadak sakit. "Cukup!" "Lihat saja wajahmu, tidak sedikitpun ada kemiripan denganku. Selama ini aku berlaku kasar karena kau selalu menyusahkan hidupku. Tangismu selalu membuat gendang telingaku hampir pecah saat aku mau tidur. Hanya demi kamu, aku banyak kehilangan job. Dengar baik-baik, Berlian ... kau, bukan darah dagingku! Kau hanya beban dalam hidupku!" Setelah membentak lagi, Lela lantas pergi. Ia masuk mengikuti Johan yang lebih dulu. Namun, saat dia berada di dalam sana, tangisnya mendadak pecah. Teringat bayi merah yang ia dekap saat h
Magbasa pa