"Kamu kenapa, sih, Na? Pertama nyuruh aku makan gado-gado, jadi mampir ke sini. Eh, tau-tau kenapa cubitan. Kenapa?"Tiba-tiba muncul ide dalam benak Rasya untuk mengerjai Alana. Selama ini kan dia menurut, jadi sekarang mungkin sebaiknya pura-pura mengerti kalau dia sedang dilanda rasa cemburu."Kedua apa?!" Benar saja, hati Alana mungkin sudah gosong terbakar api cemburu. Dia tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Bibir pun telah manyun dua senti."Itu dapat cubitan, padahal udah nurutin maunya kamu."Pesanan Rasya sudah siap, dia pun langsung menyantap setelah menarik tangannya dari Alana. Setelah makan beberapa porsi, akhirnya dia mulai menyukai gado-gado.Alana sendiri semakin cemberut, air matanya menggenang di pelupuk mata, tetapi berusaha dia sembunyikan. Kesal, marah dan kecewa karena Rasya tidak bersikap romantis di hadapan Hasna."Enak, Ma." Rasya memuji masakan mertuanya tulus."Dibantu Hasna.""Hasna? Siapa dia?" Rasya menghentikan gerakan tangannya, lalu mengerutkan keni
Read more