Sayup terdengar suara azan subuh berkumandang di masjid Al Ikhlas yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Menyadari sesuatu, sontak membuatku menoleh ke samping. Benar saja, Rasya ada di rumah.Aku tidak tahu suamiku pulang jam berapa. Sungguh, aku begitu terlelap dalam mimpi indah, yakni dipertemukan dengan papa juga Zanna di suatu taman. Lantas, apa Rasya membawa kunci cadangan atau justru mama yang membuka pintu?"Udah bangun?""Eh?" Aku tersentak, menatap Rasya yang mengucek kedua matanya, kemudian turun dari tempat tidur. "Iya, kamu ke masjid gih."Rasya mengangguk, tanpa memberi jawaban. Dengan santai, aku pun meninggalkan Ali untuk mengambil wudu. Pintu kamar yang mama tempati sedikit terbuka, samar terdengar suaranya sedang melantunkan ayat suci al-qur'an.Ah, aku jadi iri pada mama sendiri. Beliau sudah berumur, tetapi masih rajin membaca kalamullah. Sementara aku yang bisa dibilang masih muda, bisa dikata terlalu angkuh sehingga membiarkan al-qur'an berdebu.Tidak, aku
Read more