All Chapters of BALAS YANG DIPERJUANGKAN USAI DIBUANG: Chapter 101 - Chapter 110

150 Chapters

Bab 101. Lelaki yang Lari dari Tanggungjawab?

Mobil hitam itu melaju dengan kecepatan tinggi, Alana menatap nanar dengan sedikit rasa cemburu. Dia tidak curiga mereka akan kembali seperti dulu, tetapi tetap saja rasa cemburu hadir dalam hatinya.Bella mungkin akan berakhir tragis ketika Rasya tidak bisa mengontrol diri. Alana berharap semua baik-baik saja dan dendam itu terbalaskan sebagaimana mestinya. Terlalu kejam jika sampai menghilangkan nyawa seseorang karena Bella pun hadir sebagai orang ketiga saja tidak sampai melukai fisik.Ah ya, fisik memang tidak terluka, tetapi berbeda dengan hati dan luka yang paling sakit adalah batin, betul?"Itu Bella, kan? Mau dibawa ke mana dia?" Siti kembali mengulangi pertanyaannya.Alana menghela napas berat. Ternyata bertetangga dengan Siti memang sangat rumit. Padahal rumah mereka tidak lagi bersebelahan, tetap saja dia bisa mendapati Bella diseret paksa oleh Rasya.Sekarang apa yang harus Alana katakan? Ingin jujur takutnya malah tersebar cerita palsu yang super mengerikan. Alana tahu be
Read more

Bab 102. Hasutan dari Mantan

"Aku nggak ada maksud ninggalin kamu, Na. Serius, bahkan dua rius. Buktinya sekarang aku bisa nunggu kamu sampai kapan pun kamu mau, Na."Alana kembali tertawa kecil. Bagaimana mungkin dia akan percaya pada pengakuan Albian tadi? Kalau saja lelaki itu tidak ada maksud meninggalkan, lantas kenapa seperti lari dari tanggungjawab?Dia membiarkan Alana dihina oleh semua orang termasuk keluarga Albian sendiri. Saat itu hati Alana sangat hancur, butuh dukungan dan mungkin seperti perasaan Zanna dulu.Bedanya, Alana dihamili pacar sendiri, lalu ditinggal bersama wanita lain tanpa ada niat menikahinya. Sekarang Albian kembali, mengaku tidak ada niat meninggalkan dan hanya orang bodoh yang mau percaya pada kalimat buaya di hadapan Alana."Alana, tolong percaya sama aku. Rasya nggak baik buat kamu. Dia nggak sayang sama kamu, buktinya dia nggak nyelamatin Zanna malam itu. Padahal kamu tahu sendiri kalau Rasya itu jago berantem, aku aja kalah sama dia. Malam itu, dia sama Shaka dan Shaka jauh le
Read more

Bab 103. Sebenarnya tentang Zanna

Alana membuka mata ketika seseorang menepuk pipinya berulang kali. Pandangan masih buram, dia terpaksa mengucek mata karena penasaran sosok yang duduk di dekatnya."Kamu udah pulang?" tanya Alana pada sang suami."Kamu tidur apa latihan mati, sih, Na? Ini udah sore menjelang magrib, kamu belum masak. Yuk, pulang, ada sesuatu yang harus aku jelasin sama kamu!""Kebablasan, capek banget soalnya." Alana menjawab sambil turun dari tempat tidur.Mereka keluar menemui Ranti yang rupanya sedang memasak. Wanita tua itu hanya mengangguk ketika Alana pamit ke rumah sendiri. Ada perasaan sedih dalam hatinya karena sekarang dia benar-benar harus tinggal sendirian.Namun, perasaan sedih itu berusaha dia telan mengingat kalau seorang istri memang harus ikut pada suami bukan tinggal dengan ibu atau pun mertua. Ranti harus bisa memahami karena dia juga seorang wanita, istri dan juga ibu.Sesampainya di rumah berwarna krem berpadu cokelat muda itu, Alana langsung melangkah menuju dapur untuk memasak n
Read more

Bab 104. Datang Meminta Maaf

Malam hari, mereka menyempatkan diri untuk menonton acara televisi dulu sebelum menuju ke tempat peraduan. Semua tugas rumah sudah beres sejak awal karena Rasya turut membantu.Sebenarnya berat bagi Alana untuk memendam semua tanya dalam hatinya tentang Zanna. Namun, jika terus membahas hal itu, maka hanya akan menuai perdebatan panjang. Alana juga memikirkan bagaimana hubungan pernikahannya dengan Rasya nanti.Bukan takut menjanda di usia muda, Alana hanya ingin menjaga nama baik keluarga. Kalau dia dicerai oleh Rasya, sudah tentu para tetangga akan menjadikannya bulan-bulanan. Setelah itu, Bella dan Albian akan tersenyum menang karena impian mereka terwujud.Selama Rasya masih memenuhi kebutuhannya, menjaga serta melindungi kapan pun dan di mana pun, selama Alana belum pernah dirugikan, maka wanita itu memilih untuk bertahan. Lagi pula, Zanna adalah masa lalu dan bukan berarti Rasya orang yang paling patut disalahkan karena tidak membantu malam itu."Kenapa menghela napas berat?" te
Read more

Bab 105. Masih Berselimut Duka

Pagi yang cerah, tetapi hari ini Rasya memilih untuk tidak berangkat ke kantor dan itu sedikit menyulitkan Alana. Seharusnya sekarang dia membantu sang ibu menyiapkan segala kebutuhan jualan atau mungkin menata bahan makanan di warung, tetapi Rasya merengek minta ditemani.Sangat berbeda dengan tadi malam ketika Rasya terlihat seperti singa kelaparan yang menerkam musuh tanpa ampun. Alana sungguh dibuat kelelahan, kalau saja bukan sebuah kewajiban, dia tidak akan sudi melakukannya.Sekarang Rasya masih bersembunyi di balik selimutnya. Alana sendiri betah menunggu sambil berkacak pinggang. Itu sudah kali ke tiganya Alana mencoba menggoyangkan tubuh Rasya, tetap saja tidak mendapat respon."Apa sekarang kamu lemah setelah tadi malam? Aku nggak nyangka kalau kamu selemah itu menjadi suami, Sya. Mungkin lain kali kita tidak usah melakukannya sebelum kamu berobat!" Alana pura-pura mendengus kesal.Rasya langsung membuka selimutnya, bangkit dari tempat tidur dan langsung melakukan olahraga
Read more

Bab 106. Kesempatan Kedua

"Gimana, dia pelanggan pertama kita, Na. Siapa tahu setelah ini bakal banyak yang dateng. Sebenarnya mama pengen marah sama Albian, tapi harus gimana?"Alana tidak suka mendengar jawaban ibunya. Dia memicing pada Albian yang bisa-bisanya mengulum senyum semanis mungkin. Masalah besar jika sampai Rasya tahu dia datang, tetapi tidak diusir.Tadi malam memang Rasya mengaku sangat mencintainya, hanya saja perasaan seseorang bisa berubah ketika rasa cemburu dan marah hadir dalam satu waktu. Alana juga muak melihat tampang Albian karena mengingatkannya pada luka di masa lalu.Luka yang belum bisa pulih sepenuhnya. Kedua tangan Alana mengepal sempurna, sayangnya hanya bisa diam ketika tetangga lain datang mengaku ingin memesan nasi goreng Ranti.Mereka adalah Leha dan Siti. Dua wanita bertubuh gempal yang selalu menemani Hesti menyebar berita palsu. Alana tahu pasti kalau kedatangannya di warung bukan hanya memesan makanan, pasti ada maksud lain terlebih ketika melihat Albian duduk manis di
Read more

Bab 107. Bella Sudah Pergi

"Kamu yakin nggak pernah cerita sama Albian?" Mata Rasya memicing.Sial. Alana terus mengumpat dalam hati berharap Albian lekas menemui ajalnya saja. Dia sudah keterlaluan karena membawa-bawa nama Alana, pasti dengan harapan agar Rasya menjatuhkan talaknya.Dalam posisi itu, bagaimana dia akan menjelaskan semuanya sedangkan fakta mengatakan kalau Albian sudah menghasut Alana untuk kembali padanya serta memberitahu tentang foto Zanna di galeri kemarin.Jika Alana mengungkap itu, bukankah sama saja dia mengakui telah percaya pada Albian? Dia memeriksa ponsel Rasya karena hasutan dari Albian? Apakah itu tidak menambah masalah?Bingung. Kalau saja bisa, Alana sudah pasti lama menghilang dari mereka. Dia terus merintih memohon pertolongan pada Tuhan dalam hati sambil sesekali melontarkan sumpah serapah."Aku yakin, Sya. Kapan aku cerita sama dia? Mama selalu ada di rumah dan aku nggak pernah keluar-keluar. Oke, aku akui dia pernah datang memohon agar aku kembali sama dia, lalu menuduhmu ti
Read more

Bab 108. Rencana Masa Depan

Alana membuka mata ketika merasakan percikan air mengenai wajahnya. Saat melirik ke kanan dan kiri ada ibu dan suaminya di sana dengan raut wajah menandakan kekhawatiran."Akhirnya kamu bangun juga, Na," lirih wanita tua yang masih memakai mukenah."Ini jam berapa, Ma?""Sudah jam sembilan malam." Rasya yang menjawab.Alana langsung melotot, kantuknya mendadak hilang seperti diterpa angin. Hal yang terakhir Alana ingat adalah dia berada di warung ibunya di pagi hari, kemudian berseteru dengan Albian dan juga mendengar kabar kematian Bella. Setelah itu, Alana tidak mengingat apapun lagi."Kata mama, kamu pingsan saat tahu Bella sudah pergi. Lagian kenapa harus pingsan, ada salah sama dia atau shock? Mengira aku yang membunuhnya?""Bukan." Alana menatap sendu suaminya. "Aku hanya tidak menyangka dia pergi secepat itu. Bagaimana pun, kami pernah bersahabat dan aku nggak sampai hati untuk bahagia. Betul, ada sedikit rasa tenang karena setelah kepergian Bella, nggak ada yang bakal ngusik k
Read more

Bab 109. Kabar Gembira

Tiga pekan berlalu sejak kejadian hari itu dan Albian tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya. Alana merasa bersyukur karena rumah tangganya baik-baik saja bahkan dia semakin diratukan oleh Rasya.Setiap hari sepulang kerja, Rasya akan pulang membawa pizza, makanan kesukaan Alana. Bukan hanya itu, saat waktu libur tiba, mereka pasti menghabiskan waktu bersama. Terkadang Ranti ikut, terkadang pula tidak.Alana diberi kebebasan berbelanja apa pun yang dia inginkan. Apalagi Devita semakin menunjukkan kasih sayangnya karena wanita tua itu sudah lama mendambakan anak perempuan, dia merasa cocok dengan menantunya."Dua garis!" pekik Alana dengan suara tertahan begitu melihat hasil Test Pack-nya.Kalau saja dulu dia menangis bingung melibat dua garis merah di benda pipih yang panjang itu, sekarang bibirnya malah mengambangkan senyum. Sebenarnya dia ragu untuk melakukan tes kehamilan, tetapi Ranti menyarankan begitu tahu Alana telat datang bulan."Rasya pasti senang ini, sebentar lagi
Read more

Bab 110. Tamu Non Istimewa

Matahari semakin meninggi, pelanggan pun kian memenuhi semua meja yang ada. Alana menyeka keringat yang terus menetes dari pelipisnya. Dia tentu saja tidak tega jika membiarkan sang ibu bekerja sendirian. Bagaimanapun, Ranti adalah wanita istimewa bagi Alana. Dia melahirkan, mendidik bahkan menjaga Alana dengan baik. Ketika mendapati kabar kalau anak gadisnya hamil di luar nikah, Alana tahu kalau sang ibu murka dan ingin mengusirnya, tetapi Ranti tidak melakukan itu. Dia memilih bersabar, berdiri menguatkan Alana. Hal itu yang membuat Alana tidak sampai hati membuat sang ibu bekerja sendirian. Apalagi selama ini dia termasuk sebagai beban keluarga karena kerjanya hanya makan dan tidur saja. Sekarang tidak ada salahnya jika Alana mencoba memberi kebahagiaan itu. Meskipun dia sangat ingin ibunya tinggal duduk di rumah dan menikmati masa tuanya. Sayang sekali karena modal yang mereka pakai pun masih berasal dari kartu ATM Rasya. "Mama istirahat aja dulu, kalau ada pelanggan baru biar
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status