Seharian ini, Alana mengurung diri dalam kamar karena takut bertemu lagi dengan Shaka. Lelaki itu berulang kali mengetuk pintu, memintanya untuk keluar. Sekadar makan atau jalan-jalan, katanya.Alana sengaja tidak menyahut berharap Shaka berpikir dia sedang tidur atau istirahat. Wanita malang itu melirik ke jam dinding, masih pukul empat sore, artinya dia harus menunggu paling tidak, satu setengah jam lagi agar dirinya kembali merasa aman.Apalagi tidak ada orang di sana, Devita pun belum juga memunculkan batang hidungnya. Tanpa terasa, perut Alana kembali berbunyi untuk ke sekian kalinya. Dia kelaparan, tetapi rasa takutnya untuk bertemu Shaka jauh lebih besar."Non, buka pintunya. Ini bibi, nganter makanan disuruh sama Den Rasya." Suara itu diiringi ketukan pintu hingga tiga kali.Alana mengangkat kepalanya, lantas menyahut, "memang Rasya sudah pulang, Bi?""Belum, Den Rasya belum pulang, tapi tadi beliau telepon, nanyain Non Alana karena nggak bisa dihubungi. Bibi kasih tahu kalau
Baca selengkapnya