“Masih muda kok,” ujar axel sembari tertawa terbahak-bahak. Tangan viona gemetaran, semakin ia mendengarkan semakin ia yakin apa yang sedang dibicarakan. Viona bingung, apa yang seharusnya ia lakukan kali ini, apakah hidupnya akan hancur?***“Oh, udah selesai sayang?” tanya Axel sembari menjauhkan ponselnya. Gerakannya terlihat kaget dan segera mematikan sambungan teleponnya, tangannya ia sampirkan di pundak viona dan mengajaknya kembali ke tempat sebelumnya.“Kita kapan pulang?” tanya viona. Wajah axel langsung menampilkan raut tidak senang, tapi ia mencoba untuk tidak mengeluarkan amarahnya.“Tenang dulu, baru juga jam berapa yang. Nanti ini bakal ada temenku datang, kamu harus kenalan dulu sama dia,” bujuk axel. Bisa dirasakan axel sangat ingin viona mengiyakan hal tersebut, tangan axel mengelus pundaknya dan penuh tekanan, seperti tersirat arti mendalam dari perkataannya tadi.Viona tidak menjawabnya, bibirnya terasa kelu untuk memberontak lagi. Ia hanya bisa membalasnya dengan s
Read more