Beranda / CEO / Ex Toxic / tipu daya dibalik klien

Share

tipu daya dibalik klien

Penulis: BluishYe
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-13 00:53:31

Viona dan atasannya segera masuk ke dalam ruangan meeting. Semua hal yang dibutuhkan nanti sudah siap di dalam tas yang di bawanya. Viona menatap mantap pintu di depannya, sebuah kesempatan emas yang sangat berharga dan hari ini ia akan menunjukkan yang terbaik.

“Selamat pagi semuanya!” ujar Viona dengan bangga sembari membungkuk ke depan. Ia tidak melihat siapa saja yang ada di sana, pikirannya berisi banyak hal hingga ia susah untuk bergerak.

“Hahaha, aku tahu kau akan sesemangat ini,” ujar atasannya sembari menepuk pundaknya untuk menyadarkannya.

Viona langsung bangkit dan menyadari ruangan tersebut masih sepi, hanya ada dirinya dan bosnya saja di sini. Pipinya langsung memerah, ia terlalu menunjukkan ekspresi yang berlebihan, langsung saja ia mengekori bosnya saat ini yang masih tertawa atas kelakuannya.

“Ingat, klien kali ini itu sangat penting, jangan sampai kita gagal mendapatkannya,” ujar atasannya memberi tahu. Viona mengangguk mantap, ia akan berusaha semaksimal mungkin membawa klien berharga ini bekerja sama dengan perusahaannya.

***

Pintu terbuka menampilkan sosok klien emas kali ini. Dengan sigap Viona langsung memberikan salam kepada mereka yang baru saja sampai.

“Wah, akhirnya kalian datang juga.” Viona langsung mengekori atasannya untuk memberikan sambutan. Belum ia lihat orang tersebut dan hanya ada beberapa penjaganya saja, hingga ia melihat di belakang seorang laki-laki dengan jas hitam elegan.

“Wahh, selamat pagi pak Armand,” Viona yang mendengarnya langsung terdiam. Wajah ini tidak asing baginya dan orang ini adalah orang penting dalam hidupnya.

Viona berusaha bersikap biasa saja seolah tidak mengenalnya meski beberapa kali ia mencuri pandangan. Kegugupannya makin bertambah saat tahu akan ada masalah pribadi yang masuk dalam pekerjaannya kali ini.

Viona memaparkan presentasi yang dia siapkan dengan matang. Armand tampak serius mendengarkan penjelasan Viona dan kadang-kadang memberikan pertanyaan yang membuat Viona harus berpikir cepat. Meskipun Viona sedikit gugup, dia berhasil menyelesaikan presentasinya dengan baik.

Armand kemudian memandang Viona dengan tajam, "Bisakah kamu memberikan ide bagaimana kita bisa meningkatkan penjualan produk kami secara signifikan dalam 6 bulan ke depan?"

Viona terkejut mendengar pertanyaan Armand yang langsung, tapi dia segera mengambil napas dalam-dalam dan menjawab dengan hati-hati, "Saya pikir, untuk meningkatkan penjualan produk Anda, kami bisa meningkatkan visibilitas produk melalui kampanye pemasaran yang lebih agresif di media sosial dan situs web, serta melibatkan influencer di bidang yang sesuai dengan produk kami."

Armand mengangguk, "Bagus, ide yang menarik. Saya akan membicarakannya dengan tim marketing kami dan melihat apakah bisa dilakukan. Terima kasih atas jawaban Anda, Viona."

Viona tersenyum lega saat melihat Armand mengangguk. Dia merasa lega karena bisa menjawab pertanyaan sulit dari klien perusahaan dengan baik.

Armand menatap Viona dengan tajam, "Bagaimana saya bisa yakin bahwa presentasi Anda benar-benar mencerminkan kemampuan perusahaan Anda?"

Viona merasa jantungnya berdebar kencang, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Saya bisa memastikan bahwa presentasi ini telah melalui proses yang ketat dan sesuai dengan data dan fakta yang kami dapatkan dari sumber terpercaya," jawabnya dengan mantap.

Armand tersenyum sinis, "Bagus. Tapi saya rasa, sebagai klien, saya berhak mengetahui lebih dalam tentang perusahaan Anda. Bagaimana dengan tur perusahaan, saya bisa melihat langsung bagaimana perusahaan Anda bekerja?"

Viona tersentak sedikit, tidak siap dengan permintaan itu. Namun, ia tidak ingin mengecewakan klien mereka. "Tentu, saya akan mengatur jadwal tur perusahaan untuk Anda dan tim Anda. Kami akan memberikan yang terbaik untuk memberikan gambaran lengkap tentang perusahaan kami."

Armand mengangguk, "Baiklah, saya akan menunggu jadwal itu. Saya berharap tidak akan kecewa setelah saya melihat langsung perusahaan Anda."

Viona tersenyum, "Saya akan memastikan bahwa Anda tidak akan kecewa, Pak Armand."

Armand melanjutkan, "Bagaimana jika kamu menghadapi masalah pribadi saat melaksanakan proyek ini? Apakah kamu bisa tetap fokus pada pekerjaan?"

Viona tersenyum, "Saya yakin saya dapat memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan. Saya selalu mengutamakan kinerja saya dalam pekerjaan dan tidak akan membiarkan masalah pribadi mengganggu proyek ini."

Armand mengangguk, "Bagus, saya senang mendengarnya. Saya percaya kamu bisa menangani proyek ini dengan baik. Selamat, kamu berhasil mendapatkan proyek ini."

Viona merasa lega dan senang mendapatkan kepercayaan dari Armand. "Terima kasih, saya akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam proyek ini."

Armand tersenyum, "Saya tidak meragukan itu. Sekali lagi, selamat." Mereka berjabat tangan dan Viona meninggalkan ruangan itu dengan perasaan senang dan bangga dengan dirinya sendiri.

Setelah presentasi berakhir, Viona dihadapkan pada bosnya yang memberikan pujian atas kerja kerasnya. "Viona, presentasimu tadi luar biasa. Armand terlihat sangat terkesan dengan ide-ide yang kamu sampaikan," ujar bosnya dengan senyum lebar.

Viona merasa sangat bangga dengan hasil kerjanya. "Terima kasih, pak. Saya hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahaan kita dan untuk klien kita," jawab Viona dengan penuh semangat.

"Kamu benar-benar membawa keberuntungan bagi perusahaan kita, Viona. Armand tertarik untuk menjalin kerjasama jangka panjang dengan kita," kata bosnya dengan nada yang semakin antusias.

Viona merasa senang mendengarnya. "Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk memastikan bahwa kerjasama tersebut akan berjalan dengan lancar," ucap Viona dengan semangat.

Bosnya memberikan tepukan dan senyum apresiasi pada Viona. "Saya tahu kamu bisa melakukannya dengan baik, Viona. Teruskan kerja kerasmu dan kamu pasti akan berhasil dalam kariermu di perusahaan ini," ujar bosnya sambil menggandeng tangan Viona dengan hangat.

Viona merasa semakin termotivasi untuk terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

"Terima kasih banyak, pak. Saya akan terus berusaha menjadi yang terbaik untuk perusahaan ini," kata Viona dengan mantap.

Viona tidak langsung pulang karena ia harus membereskan berkas-berkas setelah rapat tadi, wajahnya menampilkan senyum merekah yang begitu indah. Hatinya kali ini sedang berbahagia dan hari ini adalah hari paling gembira baginya.

Setelah tak lupa viona menutup pintu tersebut dan segera memberikannya kepada satpam kantor, ia bergerak riang dengan hati yang berbunga-bunga.

Viona dan Armand berpapasan di koridor kantor, dan Armand berhenti di depan Viona. "Halo, Viona," sapa Armand. Hati viona berhenti seketika, ia takut bahwa orang ini akan membahas masalah malam sebelumnya dan bisa merusak citranya di hadapan orang-orang.

Viona mengangguk sopan, "Halo, Pak Armand. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Viona mencoba menjawab dengan tenang. Ia harus bersikap profesional, apalagi di depannya ini adalah klien yang baru saja kerja sama dengan perusahaan tempat kerjanya.

Armand tersenyum tipis, "Saya hanya ingin memberitahukan bahwa saya tidak memberikan kesempatan dengan mudah. Saya ingin melihat kinerja Anda lebih lanjut sebelum saya benar-benar memberikan proyek besar kepada Anda dan perusahaan Anda."

Bab terkait

  • Ex Toxic   mendekati secara tidak jelas

    Viona merasa sedikit was-was mendengarnya, "Saya mengerti, Pak Armand. Saya akan bekerja keras dan menunjukkan kinerja yang lebih baik lagi.""Bagaimana kamu bisa meyakinkan saya bahwa proyek ini bisa berjalan dengan lancar?" tanya Armand dengan suara tegas.Viona membalas dengan percaya diri, "Saya telah menyusun proposal yang lengkap dan saya yakin bahwa dengan pengalaman saya dalam bidang ini, proyek ini akan berjalan dengan sukses."Armand menatap Viona dengan ketat, "Saya tidak mudah untuk diyakinkan, Viona. Saya butuh bukti konkret bahwa proyek ini bisa berjalan sesuai rencana."Viona mengambil nafas dalam-dalam sebelum menjawab, "Saya siap memberikan bukti konkret yang Anda butuhkan, Pak Armand. Saya memahami bahwa proyek ini adalah proyek yang penting dan saya akan bekerja dengan keras untuk memastikan keberhasilannya."Armand menatap Viona dengan serius, "Baiklah. Saya akan memberikan kesempatan pada kamu dan timmu. Namun, ingatlah bahwa saya mengharapkan hasil yang terbaik da

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Ex Toxic   Masalah pribadi dalam kerja sama

    Viona tersenyum, "Saya yakin saya dapat memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan. Saya selalu mengutamakan kinerja saya dalam pekerjaan dan tidak akan membiarkan masalah pribadi mengganggu proyek ini."Armand mengangguk, "Bagus, saya senang mendengarnya. Saya percaya kamu bisa menangani proyek ini dengan baik. Selamat, kamu berhasil mendapatkan proyek ini."Viona merasa lega dan senang mendapatkan kepercayaan dari Armand. "Terima kasih, saya akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik dalam proyek ini."Armand tersenyum, "Saya tidak meragukan itu. Sekali lagi, selamat." Mereka berjabat tangan dan Viona meninggalkan ruangan itu dengan perasaan senang dan bangga dengan dirinya sendiri.***Setelah presentasi berakhir, Viona dihadapkan pada bosnya yang memberikan pujian atas kerja kerasnya. "Viona, presentasimu tadi luar biasa. Armand terlihat sangat terkesan dengan ide-ide yang kamu sampaikan," ujar bosnya dengan senyum lebar.Viona merasa sangat bangga dengan hasil kerjanya. "Terima

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-15
  • Ex Toxic   pertemuan tak ada ujung

    Keesokan harinya, Viona masuk ke kantor dengan wajah pucat. Ia duduk di kursinya, memikirkan bagaimana ia harus berhadapan dengan Axel. Saat itu, Pak Dandi datang menghampirinya."Viona, kamu sudah membaca emailku kan?" tanya Pak Dandi."Iya, Pak. Saya sudah membacanya," jawab Viona dengan ragu."Pak Agus mengatakan kamu sangat kompeten dalam membuat presentasi. Karena itu, aku percayakan proyek ini padamu. Aku tahu kamu pasti bisa menyelesaikannya dengan baik," kata Pak Dandi dengan tegas. Pak Agus selaku atasan di perusahaan ini memberikan kepercayaan penuh hingga beberapa orang dalam kantor kenal dengannya.Viona merasa lega mendengar kata-kata Pak Dandi. Namun, ia masih merasa khawatir dengan kehadiran Axel dalam proyek tersebut. "Baiklah, Pak. Saya akan bekerja keras untuk menyelesaikan proyek ini," kata Viona dengan senyum tipis.Pak Dandi tersenyum dan kembali ke meja kerjanya. Viona kembali ke pekerjaannya, ia mulai menyiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk meeting dengan Ax

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Ex Toxic   Keputusan Final Kita Berdua

    "Jangan menyerah dulu. Kita masih bisa mencari solusi lain. Bagaimana kalau kita berikan penawaran yang lebih menarik dari pesaing mereka? Atau mungkin kita bisa mengajukan beberapa opsi lain?"Axel berpikir sejenak. "Hmm, itu ide yang bagus. Aku akan memikirkannya lagi dan melihat apa yang bisa kita lakukan untuk mengamankan kerja sama ini. Terima kasih atas dukunganmu.""Tidak apa-apa. Kita berada di tim yang sama, kan?" balas suara di seberang telepon.Axel mengangguk. "Benar. Kita akan membuat ini berhasil, sama-sama."***Axel kembali masuk ke dalam ruangan dengan senyum yang ceria di wajahnya. "Maaf atas tadi, saya rasa saya masih belum mengerti sepenuhnya rancangan yang Ibu presentasikan. Apakah Ibu bisa menjelaskan lagi?"Viona agak terkejut dengan perubahan sikap Axel yang tiba-tiba menjadi lebih ramah. Namun, dia tetap menjelaskan rancangan bisnisnya dengan jelas dan terperinci. Axel tampak serius mendengarkan penjelasan Viona, sesekali ia mengangguk dan bertanya untuk memas

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Ex Toxic   Keraguan Rasa dalam Publik

    Axel merasa terkejut saat salah satu reporter bertanya tentang hubungan mereka dengan Viona. Dia berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan hati-hati, "Ya, Viona dan saya memang pernah memiliki hubungan khusus di masa lalu, tapi itu sudah lama sekali. Kami sekarang hanya bekerja sama dalam konteks profesional."Namun, reporter lainnya tidak puas dengan jawaban tersebut dan terus meminta keterangan lebih lanjut. Axel mulai merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut dan mencoba untuk mengalihkan perhatian dengan memberikan informasi lain tentang perusahaannya. "Sekarang, mari kita fokus pada perusahaan kami dan bagaimana kami akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan," ujarnya dengan tegas.Setelah memberikan jawaban tersebut, Axel segera beranjak meninggalkan tempat itu sambil dikejar-kejar oleh para reporter yang ingin mendapatkan lebih banyak informasi dari dirinya. Viona, yang juga sedang berada di area tersebut, merasa terkejut dan sedikit tidak nyaman dengan pengakuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Ex Toxic   Penipuan Penyelesaian

    Viona mematikan ponselnya dan duduk di sofa. Dia merasa kesal dengan Axel, tapi pada saat yang sama, dia merasa bersalah karena meragukan niat baiknya. "Mungkin aku terlalu keras pada dia," gumamnya dalam hati. "Dia telah membantu perusahaanku dan memberikan banyak peluang bagiku. Aku tidak ingin merusak segalanya."Namun, kekhawatiran Viona semakin memuncak ketika dia mendengar suara telepon rumahnya berdering. Dia ragu-ragu untuk menjawab, tapi akhirnya mengambilnya. "Halo?" jawab Viona dengan suara gemetar."Sudah kuduga kau pasti di sana," ucap Axel di ujung telepon.Viona merasa hatinya berdebar kencang. "Axel, apa yang kau lakukan? Kita sudah sepakat untuk tidak membicarakan masa lalu kita.""Aku tahu, Viona, aku tahu. Maaf, aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku mencoba menghubungi karyawan-karyawan kita untuk mencoba menutup berita itu sebelum tersebar ke mana-mana."Viona merasa sedikit lega mendengar usaha Axel, tapi masih merasa khawatir. "Apa yang harus kita lakukan sekara

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • Ex Toxic   Menerjang Duri Tanpa Pelindung

    Viona memegang ponselnya dengan kuat, matanya menatap layar dengan tatapan tajam. Ia tak bisa mempercayai apa yang ia lihat di video itu. Axel seharusnya menutupi hubungan mereka, bukannya membuka rahasia masa lalu mereka di depan publik seperti itu."Bagaimana dia bisa begini?" gumam Viona dalam hati, kesal.Ia berpikir untuk menghubungi Axel lagi namun ragu. Seberapa penting hubungan mereka baginya? Apa yang harus dilakukan jika Axel tak mau membantu menyelesaikan masalah ini?Viona terus memikirkan situasi yang rumit ini sambil menatap ponselnya. Ia merasa semakin terjebak dalam masalah besar ini.Viona merasa jengkel melihat video tersebut. "Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Mengapa dia mengungkapkan semuanya di depan umum seperti itu?" gumam Viona dalam hati sambil menatap layar ponselnya.Beberapa karyawan yang lewat dan melihat Viona menatap ponselnya dengan serius, langsung berspekulasi dan berbisik-bisik satu sama lain."Kamu lihat? Itu pasti tentang Axel," bisik salah satu k

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Ex Toxic   Menipisnya Kepercayaan

    Pak Agus terlihat duduk di depan meja dan memandangi Viona dengan ekspresi serius. "Viona, aku tidak menyangka kamu terlibat dalam skandal semacam ini. Kamu tahu betapa beratnya dampaknya bagi citra perusahaan kita," ujarnya tegas.Viona mengangguk dan mencoba untuk menjelaskan keadaannya, "Maaf Pak, saya tidak bermaksud membuat masalah. Saya sudah mencoba untuk menyelesaikan ini, tapi sepertinya semakin buruk saja."Pak Agus menarik nafas panjang, "Aku tahu kamu pasti sudah berusaha. Tapi kamu harus mengambil tindakan yang tegas untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan biarkan berita ini semakin menyebar dan merusak nama baik perusahaan kita."Viona mengangguk lagi dengan hati yang berat, "Saya akan mencoba Pak, tapi saya tidak tahu harus bagaimana lagi."Pak Agus menatap Viona dengan tajam, "Kamu harus menyelesaikan masalah ini, Viona. Jangan biarkan hal-hal seperti ini terjadi lagi."Viona hanya bisa mengangguk kecil sambil menahan tangisnya. Ia merasa sangat sedih dan kecewa pada d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20

Bab terbaru

  • Ex Toxic   Sumber Masalah

    Viona masih berdiri di tempatnya, merenungkan apa yang baru saja terjadi. Tatapan kosongnya tertuju pada pintu ruang UGD tempat Armand tadi masuk. Ia masih terbayang ekspresi khawatir di wajah Armand saat mereka saling pandang, seolah-olah dia ingin berkata sesuatu.Namun, pemikirannya terganggu saat seseorang mendekatinya. Ia memalingkan pandangan dan melihat seorang pria muda dengan wajah familiar. Pria itu mengenali Viona dan tersenyum."Viona, bukan? Perkenalkan saya Adrian, karyawan Pak Armand" tanya pria tersebut, dan Viona mengangguk, mengenali namanya sebagai Adrian."Iya, betul. Apa kabar, Adrian?" jawab Viona dengan senyum tipis.Adrian mengangguk, tetapi ekspresinya terlihat cemas. "Saya ingin minta maaf jika saya tadi terlihat agak panik. Saya hanya kaget melihat Armand."Viona mencoba untuk memahami situasi. "Tidak apa-apa, Adrian. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi dengan Armand? Mengapa sampai dia bisa pingsan seperti itu?"Ad

  • Ex Toxic   Beban Pikiran

    Beberapa saat kemudian, Armand perlahan-lahan membuka matanya. Ia merasa terbaring di tempat tidur kamarnya, merasa masih sangat lemah. Matanya melirik sekitar, mencari tahu apakah ada yang di sekitarnya.Namun, kamarnya kosong. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya cahaya matahari yang redup masuk melalui jendela, menyoroti keadaan kamarnya yang sepi.Armand merasa bingung. Bagaimana dia bisa tiba-tiba pingsan dan berakhir di sini? Apa yang terjadi padanya?Dengan susah payah, Armand meraih ponselnya yang berada di meja samping tempat tidur. Ia meraihnya dengan tangan gemetar, dan melihat layar ponsel yang memancarkan cahaya terang. Berita tentang insiden di kantor dan cerita palsu yang melibatkan Viona dan Axel menarik perhatiannya. Armand merasa campur aduk, tidak percaya bahwa hal semacam ini bisa terjadi.Saat ia merenungkan berita itu, tiba-tiba ia merasakan pusing yang semakin hebat. Pandangannya menjadi semakin kabur, dan tubuhnya terasa panas. Ia

  • Ex Toxic   Beralih Tangan

    Pak Agus meletakkan tumpukan berita di depan Viona, termasuk yang berisi cerita palsu tentang kejadian di kantor mereka. "Aku yakin kamu sudah melihat berita ini."Viona mengangguk lagi, mencoba untuk tetap tenang meskipun perasaannya makin tegang. "Ya, Pak. Saya melihatnya."Pak Agus menatap Viona dengan tajam, dan Viona merasa seolah-olah ia tengah diuji. "Apakah kamu tahu sesuatu tentang ini, Viona? Apakah kamu terlibat dalam cerita ini?"Viona terkejut dengan pertanyaan tersebut. Tatapannya berpindah-pindah, mencari kata-kata yang tepat. "Tidak, Pak. Saya sama sekali tidak terlibat dalam ini. Saya tidak tahu darimana cerita itu berasal."Pak Agus menghela nafas panjang, matanya menatap tajam Viona. "Viona, saya sudah mencoba memberikanmu kesempatan untuk menjelaskan beberapa kali. Tapi sepertinya situasi ini semakin berlarut-larut dan mempengaruhi nama baik perusahaan."Viona terdiam, merasa keringat dingin mulai mengalir di punggungnya. "Pak A

  • Ex Toxic   Berita Viral

    Axel merasa tekanan semakin bertambah saat wartawan mulai mendekat. Dalam sekali gerakan, Axel dan Dila harus menjalankan perannya dengan baik atau rencana busuk mereka akan jatuh ke dalam kekacauan. Dalam perasaan khawatir dan panik, mereka mendekati wartawan yang menanti dengan penuh minat."Maaf, apakah kami dapat memberikan sedikit klarifikasi mengenai kejadian saat itu?" tanya wartawan tersebut.Axel tersenyum tipis, berbicara dengan nada yang tenang dan meyakinkan. "Tentu saja. Kami sepertinya memiliki kesalahpahaman besar tentang kejadian sebelumnya."Dila mengangguk setuju, berusaha memperlihatkan ekspresi kaget dan terkejut. "Benar, kami sebenarnya sedang membahas proyek kita yang berlangsung dengan sangat sibuk. Tidak sengaja melewati depan kamar mandi, kami melihat Viona dan Armand masuk bersamaan, tetapi kami tidak punya niat untuk mengintip atau sejenisnya."Dila mengangguk, berusaha memainkan perannya dengan baik. "Kami hanya melihat sekilas

  • Ex Toxic   Semua Demi Judi

    Armand memasuki rumahnya dengan langkah hati-hati, masih merasakan sedikit kelemahan setelah perjalanan. Ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan air hangat mengalir menenangkan tubuhnya. Tetapi meskipun air hangat itu menyentuh kulitnya, kekhawatiran dan pemikiran yang berputar di kepalanya tidak begitu saja hilang.Dengan handuk di tangan, ia duduk di tepi tempat tidur dan memandang ke luar jendela. Langit senja menggambarkan warna-warna yang hangat, tapi dalam hatinya, ada rasa gelisah yang belum reda. Ia tahu ada banyak tanggung jawab yang menanti di depan, dan pemikiran tentang tugas-tugas yang harus dihadapinya mulai mengganggu pikirannya.Seiring mata Armand mulai terpejam, ia merenungkan tentang hubungannya dengan Pak Budi, sopir setianya. Bagaimana kesetiaan dan perhatian Pak Budi telah memberikan kenyamanan selama perjalanan. Itu mengingatkannya bahwa di tengah hiruk-pikuk tugas dan tanggung jawab, ada juga manusia-manusia baik yang me

  • Ex Toxic   Pusing Tujuh Keliling

    Viona duduk di meja kerjanya, sambil menatap layar laptopnya dengan wajah tegang. Beberapa berita di media sosial masih membicarakan tentang peristiwa sebelumnya dan mencampuradukkan fakta dengan spekulasi. Ia melihat banyak komentar yang mencela Armand, mengaitkan dirinya dengan permasalahan yang tidak ada kaitannya sama sekali. Rasa bersalah dan prihatin muncul dalam diri Viona.Sambil menggigit bibirnya, Viona memutuskan untuk memberanikan diri dan menulis komentar di salah satu artikel yang menyinggung Armand."Maafkan saya, tetapi saya ingin mengklarifikasi bahwa Armand tidak ada kaitannya dengan masalah tersebut. Mari kita hormati privasi dan fokus pada hal-hal yang lebih positif," tulis Viona dengan hati-hati.Tak lama setelah komentarnya terkirim, beberapa komentar positif mulai muncul dari netizen yang mendukung pandangan Viona. Namun, ada juga yang tetap skeptis dan masih mempertanyakan keterlibatan Armand.***Armand duduk di meja kerjan

  • Ex Toxic   Wajah Lesu

    Malam semakin larut, tetapi Viona masih terlihat sibuk di meja kerjanya. Layar laptopnya terang benderang, memantulkan cahaya ke wajahnya yang penuh konsentrasi. Ia tenggelam dalam dunia informasi dan data yang sedang ia teliti. Berbagai file dan dokumen tersebar di sekitarnya, menandakan betapa seriusnya ia menyelidiki proyek yang kini dipegang oleh Dila.Tiba-tiba, Viona menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya dalam salah satu laporan proyek. Ia membaca dengan cermat, mencatat setiap detail yang penting. Suara ketikan di keyboardnya semakin cepat, mengikuti aliran pikirannya yang semakin mendalam. Ia merasa ada yang tidak beres dengan proyek tersebut dan ingin mengetahui lebih lanjut.Viona terus memeriksa berbagai dokumen terkait project yang kini dipegang oleh Dila. Ia mencari informasi lebih rinci, menggali setiap detail yang mungkin bisa membantunya memahami jalannya project tersebut. Matanya fokus memeriksa data dan catatan yang tersimpan di dalam laptopnya.

  • Ex Toxic   Pertemuan Dengan Ular

    Dengan tekad yang kuat, Viona memutuskan untuk kembali bekerja setelah masa pemulihannya. Ia merasa sudah siap menghadapi suasana di kantor yang mungkin sudah berubah akibat berita-berita yang tersebar. Namun, ketika ia memasuki ruang kantor, ia merasakan tatapan-tatapan tidak menyenangkan yang ditujukan kepadanya. Beberapa karyawan bahkan mengalihkan pandangan dengan sinis saat ia berjalan melewati mereka.Viona merasa detak jantungnya berdebar lebih cepat saat ia memasuki kantor. Ia merasakan pandangan tajam dari beberapa rekan kerja yang dulu pernah dekat dengannya. Namun, kali ini pandangan itu penuh dengan rasa tidak suka dan penilaian yang buruk. Meskipun hatinya merasa tidak nyaman, Viona memilih untuk tetap tenang dan berusaha menjaga kehormatannya.Dengan langkah mantap, Viona melangkah menuju meja kerjanya. Ia bisa merasakan pandangan dari sudut mata yang terus mengikuti setiap gerakannya. Tanpa menoleh atau menunjukkan bahwa ia terpengaruh, Viona fokus

  • Ex Toxic   Sade Place

    Selama beberapa hari ke depan, Viona benar-benar berusaha untuk mengabaikan berita yang tersebar di media sosial. Ia merasa bahwa membiarkan dirinya terus terikat pada komentar-komentar negatif hanya akan mengganggu pemulihannya. Sebagai gantinya, ia memilih untuk fokus pada proses penyembuhannya dan mengembalikan kekuatannya.Saat matahari bersinar terang di pagi hari, Viona duduk di kursinya di rumah sakit, menikmati sinar matahari yang masuk lewat jendela. Ia merasa angin sejuk dan segar menyapu wajahnya, dan ia tersenyum."Sudah seminggu kamu di sini, Viona. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya suster yang datang dengan senyuman."Lebih baik, bu," jawab Viona sambil tersenyum. "Saya merasa lebih segar hari ini."Suster itu mengangguk puas. "Itu bagus. Ingatlah untuk tetap istirahat dan jangan terlalu banyak beraktivitas."Viona mengangguk dan berjanji untuk mematuhi anjuran suster. Setelah suster pergi, ia merenung sejenak tentang rencananya

DMCA.com Protection Status