Home / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Pengasuh Duda Lima Puluh Juta: Chapter 241 - Chapter 250

347 Chapters

Bab 241. Kecapekan

"Selamat atas pernikahan kalian." Para tamu kini mulai berbondong-bondong mengucapkan selamat pada sepasang pengantin yang baru saja sah jadi suami istri itu.Nadia dan Daniel saat ini masih sibuk menyalami beberapa tamu. Apalagi ada sekitar seribu orang yang datang, itu pun belum sepenuhnya karena memang acara pernikahan kali ini sengaja diadakan secara privat supaya tidak ada banyak gangguan.Daniel melirik ke arah sang istri dan terlihat mengerutkan keningnya. "Kamu kelihatan lelah, apa nggak sebaiknya kamu istirahat saja?""Ah, nggak apa-apa." Nadia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan segera menambahkan, "Masa cuma kamu saja yang menyapa para tamu. Nanti apa yang akan mereka katakan tentang kita?"Bagaimanapun juga dia tak mau mengambil resiko yang bisa membuat nama baik suaminya itu jadi buruk. Terlebih lagi saat ini para tamu itu sedang menaruh perhatian padanya. Meskipun memang perutnya itu masih rata dan belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan secara jelas, para tamu tetap
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

Bab 242. Kecelakaan yang Disengaja

Daniel membuka pintu kamarnya sambil mengendurkan kerah bajunya. Acara pernikahan berjalan dengan lancar dan dia kini telah pulang ke rumahnya.Sore tadi, Nadia pulang lebih dulu karena mengingat keadaannya yang tengah hamil dan tentu saja tak bisa berlama-lama sebab hal buruk bisa saja terjadi karena kelelahan.Suasana rumah sedikit sepi karena sudah malam. Daniel langsung menaiki tangga, menuju ke kamarnya.Samar-samar dia mendengar suara seseorang dari kamar. Tanpa ragu, Daniel langsung membuka pintu dan menatap sosok wanita yang kini telah sah menjadi istrinya itu."Nadia?!" Daniel segera mendekati gadis yang kini terduduk di sisi ranjang sambil meremas perutnya. "Apa yang terjadi? Bagian mana yang sakit?"Panik, itulah yang dirasakan oleh Daniel. Terlebih lagi, Nadia tampak sangat pucat seolah darah telah dikuras habis dari tubuhnya."Sa-sakit …" Nadia mendesis sambil menggigit bibir bawahnya. Perutnya tiba-tiba saja terasa sangat sakit dan dia tak bisa menahannya lagi. Keringat
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

Bab 243. Ujian Pertama

Martha berlari dengan raut wajah panik. Dia sudah mendapatkan kabar mengenai Nadia dan langsung datang ke rumah sakit tanpa berpikir dua kali."Daniel!" serunya saat melihat sang putra yang berada tepat di depan ruangan pemeriksaan. "Bagaimana keadaan Nadia?" tanyanya lagi sambil melirik, jantungnya itu terus saja berdetak semakin kencang dan menambahkan, "Dia baik-baik saja kan?" "Dokter sekarang masih memeriksanya, Ma." Daniel terlihat sangat pucat karena memang saat ini dia tak tenang mengingat kondisi sang istri. Akibat kecelakaan tadi, Nadia harus mendapatkan luka di keningnya dan tentu saja itu merupakan hal buruk. Martha yang melihat putranya itu langsung memeluknya erat karena Daniel tak pernah terlihat seragam ini sebelumnya."Sudah, Mama yakin semuanya baik-baik aja." Dia mengelus pelan pundak anaknya, menenangkannya dan mencoba untuk menghiburnya walaupun itu percuma saja. "Sekarang, coba ceritakan semuanya sama Mama. Kamu nggak mungkin mengendarai mobil ugal-ugalan." Mart
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 244. Jangan Hina Nadia

"Ma, Daniel titip Nadia, ya?" Daniel menatap lekat sosok ibunya itu karena saat ini dia harus pergi untuk menghadiri sidang.Martha menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Kamu tenang aja Daniel. Mama akan pastikan semuanya baik-baik saja."Daniel bisa percaya sepenuhnya pada sang ibu dan dia kini kembali menatap lekat sosok sang istri yang terlelap di atas ranjangnya."Katanya Tante Ratna bakalan datang ke sini untuk melihat keadaan Nadia. Tolong Mama bantu supaya suasana jauh lebih kondusif."Daniel tahu dengan jelas bahwa ibu mertuanya pasti akan merasa sangat khawatir dan satu-satunya hal yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah mencoba untuk menenangkan Ratna.Marta menghela nafas perlahan karena sudah jelas bagi seorang ibu untuk merasa was-was saat mengetahui keadaan anaknya yang tiba-tiba saja mengalami kecelakaan."Iya, Mama tahu, kok."Daniel terdiam dan mengelus perlahan kepala Nadia. "Aku akan pastikan kamu mendapatkan keadilan atas semuanya, Nadia."*Daniel melangkahkan kak
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

Bab 245. Sedikit Kecewa

"Ini tidak adil!" Bagaskoro berteriak dengan marah sambil menggebrak meja setelah dia mendengar hukuman yang diputuskan oleh hakim.Kilatan matanya yang dipenuhi dengan kemarahan itu segera mengarah tepat pada Daniel dan rasanya dia semakin membara ketika melihat mantan menantunya itu memasang raut wajah seolah-olah telah menang.Daniel yang melihat itu justru memalingkan wajahnya Karena dia sudah tak mau lagi bertatapan dengan Bagaskoro. Sudah cukup rasanya Dia memberikan banyak kesempatan pada pria paruh baya itu.Meski Bagaskoro sendiri sudah tahu dengan jelas bahwa dia akan kalah di persidangan kali ini tapi tetap saja rasanya tak terima selama sekali.Para polisi ini dengan sikap langsung mendekatinya. Tak ada lagi hal yang bisa dilakukan oleh Bagaskoro. Bahkan para wartawan mulai meliputnya.Di tengah-tengah keributan itu, Daniel hanya menatap mantan ayah mertuanya mulai digiring pergi. Ada perasaa lega yang kini muncul di dalam hatinya karena akhirnya orang yang bersalah telah d
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Bab 246. Jagalah Nadia

Ratna masuk ke dalam ruangan rawat putrinya itu dan menatap sosok pria yang kini duduk tepat di samping ranjang Nadia. Daniel yang tahu bahwa ada seseorang datang seketika langsung menoleh dan berdiri dari kursi. Namun Ratna dengan cepat langsung mengangkat tangannya dan berkata, "Bisa kita berdua bicara sebentar di luar?""Bisa, Tante." Ada sedikit kebingungan yang mewarnai raut wajah Daniel, tapi dia tetap mengikuti langkah Ratna.Ratna duduk lebih dulu, sedangkan sang menantu yang baru saja menutup pintu ruangan Itu tampak berjalan mendekatinya dengan canggung."Duduklah," tuturnya lagi sambil melirik ke arah kursi yang masih kosong di sampingnya.Daniel menganggukkan kepalanya dengan cepat dan segera duduk tepat di samping mertuanya itu.Keadaan di antara mereka berdua saat ini terasa sangat canggung karena belum ada yang membuka mulut sama sekali.Ratna masih dalam perasaan yang diliputi oleh kegelisahan dan juga kekecewaan. Dia perlahan melirik ke arah menantunya itu dan menghem
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 247. Seiring Berjalan Waktu

"Aku baik-baik aja, kok." Nadia segera menggelengkan kepalanya itu ketika sang suami berniat untuk mengambil cuti lagi. "Lagi pula aku juga sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin, masa kamu terus-terusan libur?" Tanyanya balik.Daniel menatap istrinya itu sambil menghembuskan nafas perlahan karena memang dia belum bisa merasa tenang sepenuhnya."Apa kamu nggak suka aku menemanimu?""Eh?" Nadia tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan itu dan dia buru-buru menyangkalnya. "Mana mungkin aku nggak suka? Jujur, aku juga merasa senang karena bisa menghabiskan waktu lebih lama sama kamu. Tapi prioritas kamu bukan cuma aku, kan?" Keningnya sedikit berkerut dan dia menghela nafas perlahan sambil berkata, "Masih ada perusahaan yang harus diurus."Daniel memanglah seorang pemilik perusahaan, namun rasanya tak etis jika dia terus-menerus mengambil cuti. Paling tidak, Nadia akan aman ketika berada di rumah. Terlebih sekarang ada banyak bodyguard yang dipekerjakan."Urusan pekerjaan ada Dion
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 248. Pertengkaran di Penjara

Monica memijit pelipisnya yang masih terasa nyeri dan hampir seluruh kepalanya itu sangat sakit karena dia memang dijambak habis-habisan oleh para tahanan tanpa ampun sedikitpun.Dengan pandangan nanar yang dipenuhi dengan kemarahan, dia menata para tahanan yang saat ini tampak senang."Kenapa malah melotot, sialan?!" Rina kembali berteriak karena dia tak suka dengan sikap sombong Monica. "Udah diberi pelajaran. Tapi masih belum sadar juga, huh?!"Monica memicingkan matanya dengan tajam. Dia yang selalu melawan, kini tak bisa melakukan apapun karena rasanya benar-benar terpojokan.Dulunya dia memang selalu bisa membalas perlakuan buruk orang-orang di sekitarnya, jika merasa tak suka dengan mereka. Tapi sekarang apa yang bisa dia lakukan?Dia benar-benar sendirian dan tak ada siapapun yang mau menolongnya.Bahkan di dalam sel, semua tahanan membencinya.Tak ingin terus menerus mendapatkan masalah, Monica memilih untuk memalingkan wajahnya. Dia tak mau babak belur lagi karena sekarang pu
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bab 249. Musuh Baru

"Tutup mulutmu sebelum aku merobeknya!" Seketika wanita berambut pendek itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Dia merasa sedikit takut ketika mendengar ancaman secara langsung keluar dari mulut Monica. Tapi tentu saja dia bukanlah orang yang bodoh dan mencoba untuk memanasi keadaan kembali."Mbak, lihat itu! Bisa-bisanya dia berlagak di hadapan kita? Ini nggak bisa dibiarkan!"Rina merasa terpancing dan dia juga setuju. Monica memang masih saja bersikap arogan dan bertingkah seolah belum menyadari kesalahannya sendiri.Namun Monica yang mendapatkan tatapan tajam justru memicingkan matanya. "Kenapa? Apa aku tak boleh membela diri di saat ada banyak orang yang sekarang sedang mencoba untuk meremehkanku?" Dia mengepalkan tangannya dengan erat karena perasaan marah yang semakin menyelimuti hatinya secara perlahan. "Nggak masalah kalau kalian membenciku. Tapi jangan pernah mencoba untuk membahas lagi masa laluku dan bahkan menyangkut pautkannya dengan anakku. Kalian nggak pernah tahu
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 250. Perhatian Nadia

"Halah! Cewek murahan kayak dia seharusnya nggak usah dijenguk! Palingan cuma ngabisin waktu sama tenaga aja. Harusnya dia dapat hukuman setimpal!"Monica yang mendengarnya merasa marah dan mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik menoleh para narapidana yang kini menatapnya dengan tajam serta mengolok-oloknya.Namun tentu saja dia bukanlah wanita yang mudah ditekan begitu saja. Monica justru tersenyum sinis dan mengejek, "Kenapa? Kalian iri padaku, ya?""Apa?!" Para tahanan itu seketika langsung berteriak secara bersamaan, mereka merasa tak terima karena diejek.Tapi sipir penjara dengan cepat langsung membentak dan meminta mereka semua untuk kembali tenang. Monica yang melihatnya semakin merasa menang, dia segera memalingkan wajahnya dan mengikuti langkah sipir penjara yang memanggilnya untuk segera pergi ke ruang pertemuan.Tapi tanpa dia sadari, Rina mengepalkan tangannya dengan erat dan membatin, 'Awas aja, dia pasti akan menyesal karena
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
35
DMCA.com Protection Status