Beranda / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 247. Seiring Berjalan Waktu

Share

Bab 247. Seiring Berjalan Waktu

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Aku baik-baik aja, kok." Nadia segera menggelengkan kepalanya itu ketika sang suami berniat untuk mengambil cuti lagi. "Lagi pula aku juga sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin, masa kamu terus-terusan libur?" Tanyanya balik.

Daniel menatap istrinya itu sambil menghembuskan nafas perlahan karena memang dia belum bisa merasa tenang sepenuhnya.

"Apa kamu nggak suka aku menemanimu?"

"Eh?" Nadia tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan itu dan dia buru-buru menyangkalnya. "Mana mungkin aku nggak suka? Jujur, aku juga merasa senang karena bisa menghabiskan waktu lebih lama sama kamu. Tapi prioritas kamu bukan cuma aku, kan?" Keningnya sedikit berkerut dan dia menghela nafas perlahan sambil berkata, "Masih ada perusahaan yang harus diurus."

Daniel memanglah seorang pemilik perusahaan, namun rasanya tak etis jika dia terus-menerus mengambil cuti. Paling tidak, Nadia akan aman ketika berada di rumah. Terlebih sekarang ada banyak bodyguard yang dipekerjakan.

"Urusan pekerjaan ada Dion
Anggrek Bulan

Lega kan akhirnya Nadia bahagia? tapi kasihan kasihan juga ya Monica

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 248. Pertengkaran di Penjara

    Monica memijit pelipisnya yang masih terasa nyeri dan hampir seluruh kepalanya itu sangat sakit karena dia memang dijambak habis-habisan oleh para tahanan tanpa ampun sedikitpun.Dengan pandangan nanar yang dipenuhi dengan kemarahan, dia menata para tahanan yang saat ini tampak senang."Kenapa malah melotot, sialan?!" Rina kembali berteriak karena dia tak suka dengan sikap sombong Monica. "Udah diberi pelajaran. Tapi masih belum sadar juga, huh?!"Monica memicingkan matanya dengan tajam. Dia yang selalu melawan, kini tak bisa melakukan apapun karena rasanya benar-benar terpojokan.Dulunya dia memang selalu bisa membalas perlakuan buruk orang-orang di sekitarnya, jika merasa tak suka dengan mereka. Tapi sekarang apa yang bisa dia lakukan?Dia benar-benar sendirian dan tak ada siapapun yang mau menolongnya.Bahkan di dalam sel, semua tahanan membencinya.Tak ingin terus menerus mendapatkan masalah, Monica memilih untuk memalingkan wajahnya. Dia tak mau babak belur lagi karena sekarang pu

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 249. Musuh Baru

    "Tutup mulutmu sebelum aku merobeknya!" Seketika wanita berambut pendek itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Dia merasa sedikit takut ketika mendengar ancaman secara langsung keluar dari mulut Monica. Tapi tentu saja dia bukanlah orang yang bodoh dan mencoba untuk memanasi keadaan kembali."Mbak, lihat itu! Bisa-bisanya dia berlagak di hadapan kita? Ini nggak bisa dibiarkan!"Rina merasa terpancing dan dia juga setuju. Monica memang masih saja bersikap arogan dan bertingkah seolah belum menyadari kesalahannya sendiri.Namun Monica yang mendapatkan tatapan tajam justru memicingkan matanya. "Kenapa? Apa aku tak boleh membela diri di saat ada banyak orang yang sekarang sedang mencoba untuk meremehkanku?" Dia mengepalkan tangannya dengan erat karena perasaan marah yang semakin menyelimuti hatinya secara perlahan. "Nggak masalah kalau kalian membenciku. Tapi jangan pernah mencoba untuk membahas lagi masa laluku dan bahkan menyangkut pautkannya dengan anakku. Kalian nggak pernah tahu

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 250. Perhatian Nadia

    "Halah! Cewek murahan kayak dia seharusnya nggak usah dijenguk! Palingan cuma ngabisin waktu sama tenaga aja. Harusnya dia dapat hukuman setimpal!"Monica yang mendengarnya merasa marah dan mengepalkan tangannya dengan erat. Dia menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik menoleh para narapidana yang kini menatapnya dengan tajam serta mengolok-oloknya.Namun tentu saja dia bukanlah wanita yang mudah ditekan begitu saja. Monica justru tersenyum sinis dan mengejek, "Kenapa? Kalian iri padaku, ya?""Apa?!" Para tahanan itu seketika langsung berteriak secara bersamaan, mereka merasa tak terima karena diejek.Tapi sipir penjara dengan cepat langsung membentak dan meminta mereka semua untuk kembali tenang. Monica yang melihatnya semakin merasa menang, dia segera memalingkan wajahnya dan mengikuti langkah sipir penjara yang memanggilnya untuk segera pergi ke ruang pertemuan.Tapi tanpa dia sadari, Rina mengepalkan tangannya dengan erat dan membatin, 'Awas aja, dia pasti akan menyesal karena

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 251. Kamu Memang Unik

    "Sudahlah! Hadiah yang sudah kamu berikan ke orang lain, nggak boleh diambil lagi. Ingat itu!"Nadia menggelengkan kepalanya perlahan sambil tersenyum tipis. "Kalau gitu simpan aja, lain kali aku akan datang dan membawakannya lagi.""Nggak usah," tolak Monica. Dia menghela nafas berat dan mengangkat pandangannya itu sambil berkata, "Kalau mau beri hadiah, kasih sesuatu yang jauh lebih berguna, dong. Make up misalnya," tuturnya.Kening Nadia seketika langsung berkerut. Make up?"Buat apa kamu menginginkan set peralatan make up? Emangnya kamu mau merias diri di penjara?"Monica seketika langsung terdiam. Dia baru tersadar akan tempatnya saat ini dan entah mengapa ada perasaan yang mulai muncul di dalam hatinya."Ah, itu … maaf. Aku nggak bermaksud untuk mengatakan sesuatu yang menyakitimu." Nadia buru-buru minta maaf ketika menyadari ekspresi masam mulai menghiasi wajah Monica.Namun Monica dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak. Apa yang kamu katakan tadi memang benar ada

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 252. Sel Baru

    "Jadi sel-ku dipindahkan?" Monica menatap sipir penjara yang baru saja memberikan informasi padanya. "Kenapa tiba-tiba saja pindah?" tanyanya lagi.Monica tahu kalau dia memang sempat mengalami hal buruk, tapi rasanya aneh karena dia diperlakukan seperti ini."Beruntung kamu bisa pindah, coba kalau tidak? Sekarang, baik-baik lah dengan teman satu selmu supaya kejadian seperti tadi tidak terjadi lagi."Tak dapat jawaban yang memuaskan, Monica memilih untuk diam. Dia juga malas untuk berdebat terlalu lama. Sekarang, dia merasa senang karena akhirnya terbebas dari Rina.Saat perjalanan menuju sel barunya, Rina dan para narapidana lainnya tampak menatapnya dengan tajam. "Pasti dia menyuap sipir penjara, nggak mungkin dipindahkan gitu aja!"Monica perlahan mulai melambatkan langkahnya ketika kembali mendengarkan omong kosong keluar dari mulut Riska. Dia seketika langsung memicingkan matanya dan merasa sangat tak suka dengan perkataannya barusan."Jelas! Dia punya uang dan dari awal sampai

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 253. Kebahagiaan

    "Gimana tadi? Mama bilang kamu pergi ke penjara," tutur Daniel sambil menatap sosok sang istri yang kini duduk tepat di atas ranjangnya.Nadia menganggukkan kepalanya perlahan dan mulai menjelaskan semua situasi yang tengah terjadi. Dia juga tak lupa memberitahukan mengenai masalah Monica."Maaf kalau sebelumnya aku nggak minta izin padamu lebih dulu. Aku cuma merasa khawatir dan langsung meminta keringanan pada sipir penjara menggunakan kekuasaanmu." Jujur saja di dalam lubuk hatinya yang paling dalam Nadia merasa bersalah karena telah memutuskan sesuatu tanpa meminta persetujuan dari suaminya lebih dulu.Tapi tentu saja dia telah memikirkan segalanya dan tak mau membiarkan hal buruk kembali menimpa Monica. Paling tidak dengan membuat Monica berpindah sel, dia bisa menjalani masa hukuman tanpa perlu tersakiti.Daniel mengenal nafas perlahan dan dia kini berjongkok tepat di hadapan istrinya. "Nadia, kamu nggak perlu meminta maaf hanya karena melakukan hal ini. Justru aku merasa senang

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 254. Malam Pertama

    Nadia melirik ke arah sosok pria yang kini duduk tepat di sampingnya. Dia tampak mengerutkan keningnya sedikit karena Daniel dari tadi tidak melakukan apapun, padahal dia sudah memikirkan berbagai hal yang semakin rumit di dalam kepalanya itu.'Apa dia nggak ada inisiatif untuk melakukan sesuatu?' batinnya.Bagaimanapun juga ini adalah malam pertama yang akan mereka habiskan setelah menikah dan tentu saja, Nadia merasa semakin gelisah.Dia meremas tangannya perlahan dan kembali melirik ke arah sosok pria di sampingnya yang kini tampak melepas arloji di pergelangan.Daniel yang merasa telah diperhatikan seketika langsung menoleh sambil mengerutkan. "Apa ada sesuatu yang mau kamu katakan?""Ah, enggak!" Nadia dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. Dia merasa sangat malu. 'Mana mungkin aku mengatakannya secara langsung?! Ah! Kenapa dia nyebelin banget, sih?' batinnya kesal.Khusus malam ini, Nadia telah mempersiapkan berbagai hal. Dia membersihkan kamarnya dan merapikannya, lalu m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 255. Mereka menyayangi Sean

    "Duh, gimana nih?" Nadia yang paling tampak melirik ke arah suaminya. Tapi Daniel justru tersenyum tipis seolah-olah ini bukanlah masalah yang begitu besar.Pria itu segera bangkit dari ranjang dan berjalan mendekati pintu. Dia lantas membukanya dan kini terlihat sosok bocah lelaki berdiri tepat di sana sambil memegang bantal gulingnya."Papa, Sean boleh tidur di sini?"Kening Daniel terlihat berkerut hingga kedua alisnya saling menyatu. Pria itu lantas berjongkok sambil mengusap pelan kepala anaknya dan bertanya, "Kenapa? Apa Sean nggak bisa tidur?"Sean menganggukan kepalanya perlahan karena sejak tadi dia ketakutan akibat teringat dengan cerita horor yang sempat didengarnya ketika berada di sekolah."Boleh, kan, Pa?"Daniel terdiam sejenak. Pria itu justru melirik ke arah sang istrinya masih berada tepat di atas ranjang. Nadia yang tahu bahwa itu adalah kode dari suaminya seketika langsung menganggukkan kepalanya dan membiarkan putra sambungnya itu untuk ikut tidur bersama."Boleh,

Bab terbaru

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status