Home / Fantasi / Pengantin Pilihan Raja / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Pengantin Pilihan Raja: Chapter 121 - Chapter 130

156 Chapters

Beautiful pain!

Selamat membaca."Lepas! Aku mau menemui Emabell!" Dari balik pintu kamar yang tutup rapat, di tengah-tengah cahaya yang masuk dari antara lupang kunci. Aku terbangun, menahan berat badanku untuk mengambil posisi duduk—menyakitkan. "Akh?" Aku mendesah setelahnya. Sebelum….Bukh!Pintu terbuka. Menampakan wajah Damor dan Sirrius yang memaksa masuk dengan membela pintu menjadi dua dan terpaksa melumpuhkan Almosa dan Zurra dengan racun Damor.Deg! Tapi setelahnya mereka terdiam, mata mereka membelalak. Berkaca-kaca saat melihat bentuk dan rupaku yang tidak ada bedanya dari tahanan seumur hidup. Dengan siksaan setiap harinya—tersenyum. Aku mencoba menguatkan mereka."Jangan tersenyum." "Damor, Sirr…""KUBILANG JANGAN TERSENYUM!" Damor mendekat namun ia bahkan tak berani memelukku karena takut aku terluka. Tubuhku penuh dengan luka dan lebam yang terlihat begitu jelas di mata mereka saat ini. "Aku mohon…Da-damor, Almosa dan Zurra,""APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN PADA ZURRA DAN ALMOSA?!"
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Ketika keluarga mendengarkan kegilaan

Selamat membaca.Suara lonceng berdentang. Samar, aku melihat gaun berwarna putih. Juga uluran tangan seseorang, darah dan sebuah cincin. Gelap—berangin.KRAK!KRAK!KRAK!Suara ranting kayu diinjak. Istana hitam, mengapa tampak begitu jauh dan mengapa? Aku sedang menggandeng tangan seseorang? Tunggu…mengapa langkahku berjalan semakin jauh? Tidak. Kumohon. Berhenti…aku mau Baginda, Utara. Bersama mereka.Sebelum panas menggerogoti tubuhku.***Hah. Aku bangun dalam keterkejutan sesaat pandanganku tertuju pada perban yang melilit pinggangku. Dibawah gaun sederhana nan nyaman. "Baginda." Aku berlari mencari-cari Baginda karena rencanaku berhasil.Sebelumnya. Aku mendengar suara hati yang begitu familiar dan perasaan akan sesuatu yang berbahaya, itu sebabnya aku meminta Baginda bersandiwara karena merasa ada yang mengawasiku dengan senyuman penuh kemenangan saat berada di atas awan—tak mudah membujuk Baginda untuk berakting seakan kehilangan kepercayaan agar aku bisa mendapatkan sedikit
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Reinkarnasi!

Selamat membaca.Esok harinya. Ketika udara dan sekitaranku begitu tenang, matahari bersinar sangat terik. Membuat makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan hidup dan melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. "Jadi tidak terlihat seperti adanya perseteruan." ucapku menatap ke arah luar jendela ruangan rapat. Sebelum sebuah tangan jatuh di bahuku. Almosa. Tersenyum, aku berbalik menatap ke arah Baginda yang sedang duduk di kursi utama. Sebelum berlari ke arahnya, duduk di atas pangkuannya. Tidak punya waktu untuk bersantai-santai ria. Karena lawan yang sedang kami hadapi begitu berbahaya."Baiklah Emabell, pertama-tama. Apakah kamu baik-baik saja?" tanya salah satu tetua sembari menatap ke arah lukaku yang kini mulai memudar bekasnya. Mereka—dengan nama yang tidak ingin aku ketahui. Membuat aku membalas sambil menganggukkan kepalaku."Ya. Aku baik-baik saja.""Ehem. Bisa hasil dari rencana gila Anda, Emabell?"Aku tertawa kecil. "Tidak begitu jelas, tapi saat itu aku melihat
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

Kesempatan kedua itu, untuk siapa?

Selamat membaca.Meski tinggal bersama dengan keabadian dan keajaiban, sayangnya aku tidak percaya pada hal seperti Reinkarnasi atau kesempatan kedua setelah kematian—karena dalam kisah ini, aku bukan miliknya."Kenapa duduk melamun begitu?" Ledek Sirrius sembari mengandeng leherku dengan lengannya layaknya sahabat dekat. Akhhh….tidak bisa bernafas. "Nanti kerasukan bagaimana?""Tidak bisa ber-bernafas!" keluhku—Sirrius melepas tangannya dariku. Sontak, aku terhyung namun dengan cepat dia menarik tanganku agar tidak jatuh ke tanah. "Brengsek!""Oho. Apa ini? Emabell yang baik hati memaki?" Sirrius menyipitkan matanya. "Akan ku laporkan pada Baginda.""Coba saja. Sana! Pergi, katakan apa yang baru saja aku ucapkan.""Pede sekali?"'heh' Damor datang dengan seringainya. "Kau tidak tahu. Sebutan apa yang didapatkan yang mulia dari Emabell?" Damor jelas tahu bagaimana sikapku yang sebenarnya lumayan kasar. "Memangnya bagaimana manusia lemah ini memanggil pemimpin kita yang luar biasa tak
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

Kepercayaan untuk bintang yang jatuh

Selamat membaca.Sebenarnya aku tidak ingin menangis, aku tidak ingin marah, aku juga tidak ingin memilih atau menjauh. Tapi ini bukan kendaliku—selesai bertengkar dengan Baginda. Aku tertidur dan bangun-bangunnya hari sudah gelap. Dan siapa yang menyangka kalau langit berwarna hitam pekat lah yang kulihat di jendela yang terbuka lebar.Bahkan ada bintang-bintang."Warna pink merusak mata itu akhirnya menghilang hm?" tanyaku lemah, sebelum bangkit dari tidurku. Melesat ke arah jendela, terbang keluar menuju hutan perbatasan antara Clossiana Frigga dan Utara. "Maaf Baginda ada yang harus aku pastikan. Ingat kau yang membuatku sekuat ini, maka bertahanlah dengan sikapku."Resah. Ya, Sebab suara yang memanggil-manggil namaku itu begitu Familiar di telingaku. Dan semoga itu tidak mengecewakan, aku benar-benar berharap.Saat sampai. Angin mendesau disekitaranku! Melirik singkat ke arah belakang, benar mereka tidak mengetahui keberadaanku yang tidak ada lagi di utara. Seolah telah diatur be
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

Kembalinya sang kupu-kupu

Selamat membaca. "Kau, membunuhnya?" tanyaku dengan nada suara parau. Seolah mati mati rasa, bahkan air mataku yang sudah diambang batas. Mengering, tak ingin jatuh hanya untuk pemimpin tidak punya hati seperti Vardiantura. "Segampang itulah tanganmu terangkat untuknya?"Tapi dia hanya santai saja. "Hem…" dia menatap tangannya yang berlumuran darah tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Kalau mau membandingkan, maka bandingkan berapa banyak orang terdekatmu yang telah dia bunuh." Dia mendekat padaku. Memegang beberapa helai rambutku yang terurai tanpa mementingkan perasaanku.Ini tidak romantis.Ini menjijikan."Dia tidak membunuh siapapun!""Cara bicaramu itu. Benar-benar mirip dengannya, hanya saja. Dia takut saat melihat mataku dan kamu, bahkan tak berkedip saat memandang seorang raja. Emabell!Akhhh…kepalaku tiba-tiba saja terasa sangat berat saat ia mengakhiri kalimatnya. Seakan ada beban yang sangat kuat yang memaksa mataku untuk tertutup. Dia mendekat—berbisik tepat di telingaku. "J
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Jatuh ketempat yang salah

Selamat membaca."Emabell!" Bruk!Aku jatuh dari kursi, karena rasa pusing yang datang seperti beban yang sangat berat. Jatuh di atas kepalaku. Darah keluar dari mulut dan hidungku, dan ya. Edanosa langsung membantuku.Dia membaringkanku di lantai, mencoba memeriksa tubuhku yang mulai melemah. Semua khawatir—dan untuk pertama kalinya aku merasa tidak dibenci dunia Elydra, mereka tidak menatapku dengan tatapan meremehkan karena aku begitu lemah.Ibu dan ayah juga cemas. "Jangan begini Emabell, tidak akan membantumu." Edanosa tampak frustasi saat mengetahui kalau Maledictus Sanguis kembali hidup dalam darahku, seolah menjadi parasit yang tidak akan pernah hilang."Aku butuh Baginda.""Aku disini, mengapa mencari orang lain. Emabell, kamu adalah milikku. Sejak awal, kamu lahir didunia ini kembali karena kamu ditakdirkan untukku."Aku menahan pahitnya hatiku. Dan ingin sekali memukul pria menyebalkan didepanku saat ini, tapi aku terlalu lemah untuk berteriak padanya. "Ya. Anda benar. Mu
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Yang disembunyikan rapat-rapat

Selamat membaca.Kemarin. Aku mendengar ledakan, dan aku juga mendengar Sirrius—tapi setelah aku pingsan dan hari ini. Tidak ada yang terjadi, seakan Sirrius menghilang bersama dengan harapanku."Aku kira akan membuatku tidur selama seminggu?""Dan membuatmu mati?" tanya Nesesbula sembari menatapku dengan tatapan dingin, dan yap mereka menempatkan makhluk berdarah abadi yang begitu kuat disisiku. Seorang raja paling ku benci disini. "Hah, Emabell. Menyerahlah pada ambisimu itu. Dia akan segera mati.""Siapa?""Emabell!"Aku tertawa kecil sembari memakan es krim yang mereka berikan bersama dessert yang manis-manis untuk memulihkan tubuhku yang lemah, setelah terkena kekuatan Vardiantura yang sudah gila menantang putranya sendiri."Kenapa kau marah. Aku kan cuma bertanya.""Hanya dia yang boleh, tidak denganmu Emabell. Hiduplah, bukankah itu yang kau inginkan. Tetap hidup dan tidak bergantung pada siapapun.""Itu dulu."Aku berbicara sangat sangat santai meski rasanya aku ingin memakai
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Atas nama Utara

Selamat membaca.Makan malam kali ini ditemani dengan keresahan raja Herdiant akan istrinya yang sedari tadi terlihat tidak tenang. Jujur aku merasa bersalah karena menyalahkan mereka, tapi itu tetap salah mereka. Siapa suru berbuat jahat begitu pada Kafkanku, sekarang rasakan bagaimana rasanya tidak bisa berpikiran jernih."Kau mengatakan sesuatu pada ratu Rah Emabell?" tanya Nesesbula curiga. Jelas, karena setelah bersama dengannya. Aku pergi bersama ratu Rah. Tapi aku tidak mau jawab, dan hanya fokus pada makanan yang ada di depanku saat ini. Menganggapnya bagaikan patung—memang cari mati aku ini. Tapi tak apa, aku bisa menahan atmosfer yang begitu kuat menembus seluruh tubuhku yang berbeda.Lubang nih tubuhku karena tatapan mereka semua.Dan pangeran Edanosa yang menentang ibu dan ayahnya sekarang berpihak pada Vardiantura. Yang awalnya menginginkan kematian ku, kini menginginkan kehidupanku. Munafik sekali mereka.Tak lama. Aku selesai makan, dan pamit. Untung sih Raja Vardiantu
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Lebih baik berpisah daripada terus terluka

Selamat membaca.Aku berharap ini bukanlah akhir. Dan malam ini, adalah malam yang begitu indah. Ditemani dinginnya malam, diatas balkon. Dengan pakaian tipis, aku tersenyum berdesis seolah bisa menatap ke arah Baginda yang seakan berdiri ditempat yang sama, mengingat diriku."Aku dilema Baginda!" ujarku sambil tersenyum menatap langit, sebelum sebuah mantel menyentuh punggung belakangku yang sedikit bergetar karena udara dingin yang memang lumayan dingin.Vardiantura muncul di sampingku. "Dia itu anakmu, jangan terlalu memikirkannya Emabell!" ingatnya padaku yang malah tersenyum, tak melempar kehangatan yang ia berikan untuk mengisi kekosongan hatiku dan pikiranku yang dipenuhi dengan ribuan kata 'rindu,rindu, rindu….' yang tak berkesudahan.Meski ku coba untuk kuhentikan, nyatanya semakin membuatnya semakin banyak. Tapi itu, tidak sampai menyakiti perasaanku."Kau bicara seolah masih hidup.""Memangnya kau melihatku sebagai apa selama ini Emabell?!""Mayat hidup." jawabku tak kebera
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status