Semua Bab Pengantin Pilihan Raja: Bab 141 - Bab 150

156 Bab

Tenggelam bersama matahari!

Selamat membaca.Awalnya, terikat dengannya adalah sebuah kutukan. Adalah sebuah hukuman yang tak pernah berhenti mengejar, tidak ada rasa suka dan tidak cahaya. Tetapi waktu mengubahnya menjadi ribuan berkat dan anugerah yang luar biasa. Mengenalnya adalah sebuah keberuntungan yang mungkin tak akan datang untuk kedua kalinya.Mengingat ia selalu ada disaat sedih, dan selalu menopang di saat hati dan pikiran tidak sejalan. Tanpa sadar, aku telah memilihnya menjadi milikku cintaku, Bagindaku. Kehidupanku."Bukan berarti kau bisa melakukan semuanya sendiri karena tidak memiliki alasan berada bersama denganku Emabell." Baginda melirikku yang tenggelam dalam pikiranku selama beberapa saat yang lalu.Dalam gendongannya, aku tersenyum tulus. "Kau benar kita tidak terikat lagi…."Ehem. Almosa berdehem, maju selangkah tetapi tidak melewati batas kelancangan. Lalu ia berkata, "maaf menyela, tetapi yang saya lihat. Kalian terikat dalam darah, raja dan ratu. Hanya tidak dibenarkan secara hukum d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

Kupu-kupu beracun

Selamat membaca."Mereka datang!"Matahari Bahkan belum terbit, tetapi ada nyawa yang tidak pernah berhenti mengintai. Bahkan tak berkedip sedikitpun meski terkena angin.Aku sudah bangun dan sekarang berada dalam pelukan Baginda, dia bahkan tak ingin melepaskanku atau membiarkan aku yang lemah ini bersembunyi.Dan ketika ribuan bayangan tampak begitu jelas di langit dalam jarak yang cukup jauh, tetapi mendekat dengan kekuatan luar biasa yang membinasakan. Aku menelan salivaku kasar—sekarang, aku sudah tidak punya kekuataan apapun lagi.Namun saat mereka semakin mendekat. Muncul gerbang di tengah-tengah awan, seperti ada portal penghubung. Lalu dari atas sana, keluarlah mahkluk-mahkluk seperti kuda dengan sayap hitam dan badan hitam perkara. Mata kuda-kuda itu menyala seperti nyala api.Jumlah yang fantastis. Aku merinding. "Ba-baginda…." Sadar kalau kekuataan itu berasal dari Baginda. Matanya dan mata kuda-kuda itu, semuanya sama. Berlari seperti tornado, menembus pasukan yang sedan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

Rahasia tiga jiwa

Selamat membaca.Esok. Seperti telah menghilang, ketika mata penuh dengan air mata. Pandanganku membuat memburam, hatiku sakit. Seperti waktu telah usai…sama seperti saat itu. Aku menjadi alasan kuat hilangnya orang-orang yang ku cintai."Baginda,"Hanya bisa menyebut namanya tanpa tahu apa yang ia pikirkan. "Mengapa kau tersenyum begitu padaku?" Tanyaku, marah melihat darahnya mengalir di tanganku sendiri. Seakan ada ribuan penyesalan yang coba kuungkapkan dalam diam.Aku kalah. Lagi. Baginda…."Tidak apa-apa. Emabell, mau berjanji padaku?""Tidak.""Hei."Ia mengelus wajahku dengan tangannya yang kasar karena sebuah pedang penuh kekuataan yang ia ayunkan beberapa saat yang lalu. Untukku, untuk Utara dan yang ia dapat adalah pengkhinatan."Emabell, tunggulah aku. Bertahanlah sebentar saja…."Bagaimana, bagaimana dia bisa berkata begitu saat Racun Damor menyebar pada seluruh darahnya. Dan tidak ada obat, sebab aku tidak sakit. Jadi, apakah aku akan membiarkan Baginda pergi. Haruskah?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Obat yang hilang

Selamat membaca."DIA TIDAK PANTAS MEMILIKIMU!"Entah hanya perasaanku atau bukan, tapi daratan yang saat ini kupijaki. Seakan berubah warna, menjadi sangat kelam. Bersama dengan tanaman dan hewan-hewan yang juga berubah menjadi lebih menyeramkan dari sebelumnya.Aku juga tidak bisa melihat apapun. Hanya kamu, Baginda.Kak Tara menarik lenganku kasar, membuatku bangkit. Menjauh dari Baginda. "Emabell bukan ini yang kuinginkan."Mataku berkaca-kaca, dan alisku mengkerut ke atas. Mengecap bibir. Aku berkata, "ini adalah janji yang ku buat untuk mendapatkan kedamaian. Setiap malam kak, setiap malam. Bahkan sebelum mengenalnya pun janji ini sudah.""Emabell….""Aku akan memberikan segalanya demi mendapatkan impianku. Kak…aku memiliki memiliki banyak kesalahan. Ini juga kesalahan, tapi untuk menyesal…." Aku menggelengkan kepalaku sembari tersenyum pada kak Tara. "Aku tidak akan menyesalinya."Kak Tara terkejut. Sama terkejutnya dengan Vardiantura, dari jarak 10 kaki. Vardiantura menatapku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-20
Baca selengkapnya

Ribuan pahatan yang tidak dapat mengubah bentuk

Selamat membaca.Di sungai Clossiana Frigga yang terhubung langsung dengan laut utama Rulyria. Aku akhirnya bisa menyentuh air tanpa sembunyi-sembunyi lagi, ini adalah kehidupan yang aku inginkan tapi mengapa. Semuanya berbeda saat tidak ada kalian.Tap!Tap!Tap!Suara langkah kaki mendekat. Dan mataku sontak melirik ke arah samping tapi tidak menoleh pada sumber suara VARDIANTURA. Aku tahu, itu pasti dia."Kau marah pada Edanosa? Kau menantangnya Emabell.""Tidak.""Lalu?""Aku hanya bercanda."'hah' ku dengar ia menghembuskan nafasnya kasar. Meratapi sikapku yang sepenuhnya berubah dari kata seorang manusia—tapi inilah kehidupan. Jika bukan orang yang kau cintai, maka maka waktulah yang akan mengubahmu."Dan sejak kapan, candanya seorang Emabell. Berubah menjadi kata-kata jahat yang penuh penyesalan." Jelasnya—itu pasti aduan Rubia."Penyesalan?" Ulangku."Kau ingin dunia ini hancur.""Aku hanya bercanda Var, mengapa menanggapinya dengan serius? Lagi pula," aku Menjeda. Menyipitkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-23
Baca selengkapnya

Yang hidup dalam penyesalan

Selamat membaca.cermin yang sedang berada di depanku dengan bayangan wajah seorang manusia biasa yang tertidur dengan nyenyak seolah tak sedang terjadi apa-apa semalam.Brak!"Emabell!"Aku tersentak kaget. Dan kepalaku langsung menoleh ke arah pintu masuk—yang menampakan Rubia dengan wajah kelelahan. sekaligus kaget melihat ke arahku ."ada apa?" tanyaku cemas."Pangeran Edanosa...Vardiantura...Emabell..." alis Rubia mengerut....Hosh!Hosh!Hosh!Aku dan Rubia buru-buru berlari ke arah rumah ibuku. Dan yap. disana sudah ada banyak sekali yang berkumpul sampai di depan rumah. Dan wajah mereka terlihat binggung saat menyadari keberadaanku. Perlahan aku mendekat.Mereka membukakan jalan. Namun mereka terlihat berubah-ubah. Dan suara hati mereka bertabrakan seperti benang yang kusut—kepalaku sakit, tapi masih bisa ku tahan.Tap! Tap! Tap....Langkah ku sontak terhenti. Mata dan bibirku bergetar dengan hebat saat melihat sosok yang sedang berdiri jauh dari kerumunan. Menyisahkan temp
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Gerbang yang akan tertutup

Selamat membaca.Benar—sejak awal. Hanya ada pertentangan, mereka tidak benar-benar menerimaku tanpa alasan yang kuat. 'kehidupan' ternyata mereka jika punya tujuan yang kuat. Aku yang terlambat mengerti."Emabell." Tangan kokoh itu memapah wajahku yang tertunduk, menatap buram ke arah tanah. Berkaca-kaca, ingin menangis. Tetapi tidak bisa "jangan menangis."Kami sekarang berada di Utara. Hutan Utara, sebab istana telah hancur dan butuh waktu untuk memperbaiki istana—aku memutuskan untuk ikut Baginda karena aku tak sanggup menghadapi Edanosa dan juga Vardiantura saat mereka terbangun nanti.Ini jelas salahku. "Kau menyalahkan dirimu lagi?" Tebak Baginda. Mencoba membaca ekspresi dan apa yang aku pikirkan—yang ternyata tepat sasaran. "Emabell….""Hm?" Aku tersenyum menatap matanya. "Senang kau tidak mati."Dan dari tangannya muncul bongkahan es berbentuk hati, jamur langkah berwarna hitam pekat dari Hutan pinus yang terbungkus es. "Indah." Pujiku. Sesaat sebelum Baginda menyodorkan bo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Merindukan kekejaman!

Selamat membaca.Ribuan panah amarah penuh penolakan di tengah kedamaian tanpa Utara. Dari orang-orang yang pernah tersenyum padaku—Tetapi Dia, Baginda. Dengan cepat menerjang ribuan anak panah itu seperti meteor yang kembali naik ke atas langit tanpa rasa takut.WUSH!Angin berhembus menerpa ku dengan sangat kuat, membuat surai dan pakaian kami beterbangan ke mana-mana. Tapi mata kami seakan menatap biasa saja ke arah Baginda.Zurra menatapku. "Nah Emabell, kita pulang?" Ia mengulurkan tangannya. Membuat aku tergetar, tersentak kagum. Melihat senyuman mereka yang berdiri di hadapanku, dengan ribuan prajurit Utara yang mendekat. Seolah menjemput kami untuk kembali pulang.Meski hanya kumpulan tengkorak dan mayat hidup. Mengapa rasanya bisa sangat hangat? Kegerian dan ketakutan yang pernah ada, sekarang ada dimana? Dan tekad untuk pulang ke Clossiana Frigga yang membuat banyak sekali rasa sakit. Terbang ke angkasa mana?"Ayo kita pulang." Senyumku sembari meraih tangan Zurra.Namun seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Akhir Dialog Harapan Waktu

Selamat membaca.Aku berjalan seperti orang bodoh diantara dinginnya malam, menikmati luasnya taman yang di bangun hanya untukku. Emabell dari Clossiana Frigga, bahkan nama taman ini adalah namaku. TAMAN EMABELL. Semuanya lengkap, kasih sayang, cinta, perhatian bahkan makanan sudah tersedia. Hanya saja, mengapa? Aku terus menatap ke arah tembok raksasa yang menghalangi duniaku."Baginda?" Sadar kalau ada langkah yang terus mengikutiku sedari tadi—Kubiarkan karena Baginda juga diam saja sedari tadi.Tiba-tiba. Ia memelukku dari belakang. "Tidak dingin?" tanyanya—Bisa kurasakan dengan jelas hembusan nafasnya yang menyentuh leher jenjangku. "Em.""Em?" Ulangnya.Aku tidak bersemangat sampai aku bisa membaca isi pikirannya. "Baginda mereka mengadakan pertemuan dan akhirnya Utara diundang….""Kita tidak akan pergi!""Mereka memilihku sebagai perwakilan." Aku sangat bersemangat sampai lupa akan sesuatu. "Ini…" tak melanjutkan ucapanku, kepalaku malah tertunduk ke bawah. Dan tak kusadari k
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Menggunakan satu sayap

Selamat membaca.Aku tersenyum senang. Lalu menatap ke arah Nesessbula yang ingin menyampaikan informasi ini. "Sekalian, katakan padanya, aku masih menunggu." Terangku yang membuat Sih Vardiantura sialan itu tersenyum sinis."Apa yang kau harapkan?""Sampaikan saja!" Potongku. Tak peduli pada wajah angkuh seakan tak terkalahkan padahal cuma mayat hidup, aku jadi merindukan dia yang ku ciptakan dalam benakku. "Ini perintah!" Deg!"Kau….""Kau ingin aku menjadi ratu, akan ku lakukan sesuai yang kau inginkan. Dan kalian akan hidup!" Tegasku sembari tersenyum sampai mataku tidak lagi terbuka—meski artinya adalah sindiran.Mereka saling tatap. Tersenyum satu sama lainnya. "kau mau menikah denganku?" tanya Vardiantura."Hm." Jawabku sembari terus mengunyah."Kau mau menjadi ratu kami tanpa Baginda tercinta mu itu?""Hm." "Kau ingin memberikanku cinta.""Tentu.""Bagaimana dengan keturunan.""Tidak buruk."Mereka semakin bingung. "Kau masih waras Emabell?""Tidak. Setengah gila. YAH WARASL
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status