Semua Bab Sikap Suami Yang Berbeda Padaku: Bab 51 - Bab 60

100 Bab

Bab 51 Video Viral

Sudah dua hari ini Mawar di rumah sakit. Tidak ada tanda-tanda efek samping yang serius pada Mawar selain bocah itu jadi sering tidur. Tanda pemeriksaan di otak juga tidak bermasalah. Dokter mengatakan Mawar akan di observasi dua hari lagi untuk melihat apakah ada kejanggalan lain atau tidak.“Apa karena obat biusnya di campur ke air jadi nggak terlalu ngefek ya?” Gumam Satrio yang hari itu juga ada di ruang rawat Mawar. Menginap di kamar yang cukup luas bertiga dengan Bunga dan Bu Rati.“Nggak hanya itu Yo. Mawar juga sering mengeluh kalau dia pusing. Terus setiap aku menyuapinya makan nggak pernah habis lagi karena mual. Makanya aku minta Dokter untuk melakukan pemeriksaan lain.”“Jangan khawatir mbak. Mawar akan baik-baik saja.” Ujar Satrio berusaha menenangkan sang kakak.Cklek“Ayo kita makan dulu. Budemu sudah masak banyak untuk kita.” Kata Bu Rati yang baru mengambil makanan yang di antarkan oleh ojek.Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Ragil sibuk bekerja di depa
Baca selengkapnya

Bab 52 Berita

Di hari ketiga sejak di bawa ke rumah sakit, Mawar akhirnya di ijinkan untuk pulang. Tidak ada masalah kesehatan serius pada Mawar karena segera di tangani oleh tim Dokter. Karena suasana di desa mereka masih huru hara dengan kasus penculikan yang di lakukan oleh Ragil pada Mawar beberapa hari lalu, Bunga memutuskan untuk kembali ke rumah kontrakan. Sekaligus menghabiskan sisa masa kontrak rumah itu.“Kamu sudah dapat baby sitter dari pihak penyalur nduk?” Bunga menggelengkan kepala.Rencana untuk mempekerjakan baby sitter memang sudah mereka bahas sejak berada di rumah sakit. Bunga sudah menghubungi pihak penyalur. Tapi, belum ada yang cocok dengan syarat yang di ajukan. Karena Bunga hanya membutuhkan baby sitter yang bisa menjaga Mawar tiga hari dalam satu minggu.“Belum Bu. Mungkin banyak yang nggak mau karena mengira gajinya akan jauh lebih kecil.” Jawab Bunga yang sedang sibuk menata tempat tidur.Sementara Mawar bermain di karpet bawah bersama dengan Bu Rati. Satrio sendiri suda
Baca selengkapnya

Bab 54 Bebas

Empat hari berlalu dengan cepat. Hari ini Bunga harus kembali kuliah sekaligus pergi ke kantor polisi untuk mencabut laporannya terhadap Ragil, Bu Jumi dan Pak Diman. Karena Bu Rati kembali menginap di rumah kontrakan bersama dengannya, Bunga bisa meninggalkan Mawar bersama dengan sang Ibu.Bunga pergi lebih dulu ke kantor Aris dengan menggunakan motor yang baru saja ia beli dengan uang kontrak dari NL Entertainment. Sisanya Bunga tabungkan dalam bentuk tabungan emas di lembaga terpercaya. Motor yang ia kendarai sudah berhenti di depan kantor Aris.Ia di sambut oleh sekretaris pria itu. Bunga di persilahkan untuk masuk ke ruangan Aris. “Assalamualaikum. Selamat siang mas.”“Waalaikumsalam. Silahkan duduk dulu Nga. Aku ingin kamu melihat dulu surat perjanjian yang sudah aku buat. Jika ada yang harus di ganti, akan aku ubah. Jika tidak bisa segera aku cetak.” Aris membalikan laptop miliknya sehingga Bunga bisa membaca isi surat perjanjian di layar laptop.Satu per satu pasal yang ada di
Baca selengkapnya

Bab 54 Pesan

Mobil yang di kendarai Aris sudah berhenti di depan rumah Ragil. Karena hari sudah menjelang sore banyak tetangga yang duduk di teras rumah mereka. Sehingga bisa melihat kepulangan Ragil dan Bu Jumi. Aris juga ikut turun dari mobil.“Terima kasih banyak Pak Aris.” Kata Ragil sebagai bentuk sopan santun.“Tidak masalah Pak Ragil. Mudah-mudahan masalah kemarin bisa di jadikan sebagai pembelajaran untuk anda dan Bu Jumi. Kalau begitu saya pulang dulu. Assalamualaikum.”“Waalaikumsalam.”Belum hilang mobil Aris dari pandangan, Bu Jumi sudah menarik tangan Ragil agar segera masuk ke dalam rumah. Mengabaikan bisik-bisik para tetangga yang kaget karena Ragil dan Bu Jumi sudah bebas. Karena semua orang mengira jika mereka akan di penjara cukup lama mengingat kasus yang di lakukan adalah kasus penculikan.“Ibu istirahat aja dulu di kamar. Nanti aku antar pulang.” Bu Jumi justru menggelengkan kepalanya.“Nggak Ra. Ibu nggak mau jadi sasaran amukan Bapakmu. Kalau Bapakmu nggak jemput Ibu, lebih
Baca selengkapnya

Bab 55 Di Pecat

Pagi harinya Ragil akan berangkat ke sekolah. Bukan untuk mengajar. Tapi, untuk menemui Kepala Sekolah yang sudah mengirimkan pesan padanya. Karena Bu Jumi menginap di rumah Ragil, wanita paruh baya itu sudah membeli bahan makanan di pasar terdekat lalu membuatkan sarapan untuk anak bungsunya.“Gimana Ra? Kamu sudah menemukan cara untuk membebaskan Pak Diman?” Tanya Bu Jumi begitu mereka sudah duduk di balik meja makan. Ragil menganggukan kepalanya.“Sudah Bu. Tadi malam aku menghubungi nomor Bos Viper dengan menggunakan hpku dan menanyakan apa saja keahlian Pak Diman yang kemudian aku cocokan dengan hasil temuanku di hp.”“Terus gimana caranya?” Bu Jumi merasa sangat penasaran sehingga belum menyentuh makanannya sama sekali.“Adalah Bu. Yang jelas bukan senjata tajam karena tidak bisa kita selundupkan ke dalam penjara. Aku hanya harus membeli beberapa alat untuk di berikan pada Pak Diman secara diam-diam saat kita menjenguk di sel penjara. Masalahnya sekarang baik aku dan Ibu sudah s
Baca selengkapnya

Bab 56 Bantuan

Ragil yang merasa sangat marah mengemudikan mobil dengan cepat. Hingga ia hampir menabrak pejalan kaki atau pengguna motor dan mobil yang lain. Membuat ia mendapat berbagai kata umpatan yang di lontarkan padanya. Karena Ragill mengebut, ia sudah sampai di depan halaman rumah Budi dalam waktu cukup cepat dari biasanya.Pagi hari ini Budi sudah pergi ke tempat kerjanya. Begitu juga dengan Tina. Hanya menyisakan Arga bersama dengan Pak Harto di dalam rumah. Waktu yang tepat bagi Ragil untuk mengamuk pada keponakannya. Toh jika Pak Harto ingin melindungi Arga, ia punya kekuatan untuk melawan.Pria itu turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Ruang tamu tampak kosong. Jadi, Ragil terus melangkah menuju ruang tengah yang juga kosong. Terdengar suara game dari kamar Arga. Kesanalah Ragil melangkah. Di tendangnya pintu kamar Arga hingga terbuka dengan keras.BRAK“Ada apa sih Om? Jangan ngerusakin rumah orang dong.” Rupanya Arga tengah bermain game dengan dua laki-laki tetangga yan
Baca selengkapnya

Bab 57 Sidang Kedua

POV BungaKesibukanku tetap berjalan seperti biasa. Mengurus Mawar seorang diri jika sedang tidak kuliah. Membersihkan rumah, memasak, membuat konten melakukan promosi barang dari klien di sosial media dan tentu saja belajar. Baik untuk kuliahku maupun belajar untuk mempersiapkan usaha bimbingan belajar.Pihak lembaga bimbel sudah mengirimkan lemari kaca berisi puluhan buku, tas dan pernak-pernik lain untuk anak-anak yang akan mendaftar bimbel. Sedangkan untuk mejanya sudah aku pesan pada tetangga yang memililki usaha membuat barang mebel. Tiga meja panjang yang cukup untuk dua anak dengan kaki meja yang rendah.Aku juga tidak lupa membeli matras dengan berbagai bentuk sebagai alas duduk. Agar anak-anak lebih semangat dalam belajar. Ibu mengatakan padaku jika salah satu tetangga sudah bersedia menjadi baby sitter Mawar. Namanya Mita, seorang gadis yang baru berusia dua puluh tahun.Mita akan datang ke rumah setiap jam sembilan pagi lalu pulang ke rumah pukul tujuh malam setiap hari. J
Baca selengkapnya

Bab 58 Rencana Ragil

[Kalau bisa kamu terus berusaha untuk mengajak Bunga rujuk lagi. Bahkan jika ketok palu sudah berakhir dan kamu menyatakan talak pada Bunga. Toh isi surat perjanjian itu tidak menyatakan jika kamu tidak boleh menemui Mawar lagi kan. Gunakan alasan itu untuk kembali melakukan pendekatan dengan Bunga. Pura-pura saja bersikap baik seperti saat kalian masih pacaran dulu.][Siap Bu. Untuk urusan ini aku ahlinya.]Itu adalah salah satu pesan yang di kirim oleh Ibu mertua pada Mas Ragil. Banyak sekali pesan yang sudah aku dan Satrio baca. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Jadi, karena Mas Ragil sudah di pecat dia ingin kembali padaku lagi dengan menggunakan Mawar.Mas Ragil memang tidak mengahalangi perceraian kami. Tapi, seperti pesan yang di kirim oleh Ibu mertua, kami masih punya kesempatan untuk rujuk karena jika Mas Ragil menyatakan talak itu baru jatuh talak satu.“Untung saja aku tadi bawa obat tidur mbak.” keningku berkerut bingung.“Kamu yang buat Mas Ragil tidur Yo?” Satrio meng
Baca selengkapnya

Bab 59 Tamu

“Assalamualaikum.” Itu suara Ibu mertua. Tidak lama kemudian kedua sosok itu masuk.“Waalaikumsalam.” Aku melirik pada Mita lalu Mita berjalna menuju ruang tengah untuk mencari Satrio.“Silahkan duduk dulu mas, Bu. Biar aku buatkan minuman.”“Terima kasih Nga.” Pandangan Mas Ragil dan Ibu mertua tertuju pada sebuah meja kecil dengan tiga karpet yang mengelilingi.Serta dua meja lain dan satu lemari kaca yang berada di sudut. Senyum senang tampak tersungging di bibir Ibu mertua saat melihat semua itu. Sedangkan Mas Ragil masih menatap ke seisi rumah ini yang sudah sedikit di ubah.Aku sudah berjalan keluar dengan membawa nampan beriisi dua es teh dan gorengan. Satrio dan Mita yang menggendong Bunga berjalan di belakangku. Wajah Mas Ragil berubah menjadi cemberut saat kami bertiga sudah duduk di sebrang mereka.“Silahkan di minum dulu es tehnya. Ngomong-ngomong ada apa kalian datang kesini?” Meskipun aku membenci mereka, tidak sepatutnya memperlakukan tamu tidak sopan. Terlebih kami sud
Baca selengkapnya

Bab 60 Datang Lagi

"Tante Bunga." Panggilan dari Arum terpaksa membuatku menoleh.Padahal aku sudah berpura-pura tidak melihatnya. Terpaksa balik menyapa agar tidak di lihat oleh orang-orang. Walaupun aku masih curiga apa yang tengah di rencanakan oleh Arum dan teman-temannya."Kamu disini juga Rum." Balasku basa-basi."Sudah Bu. Totalnya delapan puluh ribu." Kata penjual yang duduk di balik meja kasir.Aku segera membayar lalu pamit pada Arum. Belum sempat aku naik ke atas motor, Arum sudah menarik tanganku agar aku mau bicara dengannya."Tunggu dulu tan. Aku mau bicara dengan Tante Bunga." Dapat aku lihat teman-teman Arum yang berjalan mendekati kami."Kalau boleh aku minta uang sama Tante Bunga. Seratus ribu aja kok. Buat bayar temanku karena sudah di ijinkan tinggal di rumahnya." Aku hanya bisa menggelengkan kepala lalu mengeluarkan dompet dari dalam tas."Maaf Rum. Sisa uangku tinggal tiga puluh ribu aja. Ini buat kamu." Walaupun Arum pernah melakukan kesalahan di masa lalu, bahkan kesalahan yang b
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status