"Kalau kamu gak mau. Biar mas yang berikan," lanjutku dengan wajah yang nyaris tak berjarak.Dia diam saja dengan bibir yang dirapatkan."Pilihannya hanya dua, kamu yang mencium atau kamu yang dicium!" sambungku yang masih menunggu jawabannya. Namun Halwa belum memberi respon selain gelengan kepala."Kamu menolak? Kamu ingkar janji!" tukasku mengingatkannya.Aku membawa tanganku menyentuh ujung dagu Halwa. Mengangkatnya hingga wajah cantik Halwa yang semula menunduk turut terangkat. Dan membuat kami saling beradu tatap. Satu alisku terangkat menagih jawabannya."Kamu diam, berarti Mas yang mencium kamu!" ucapku cepat. Halwa terlihat panik, mulutnya terbuka dan ia menggeleng berulang kali."Kamu masih mau mengelak kalau video itu editan, hmm? Kamu pikir, Mas kekurangan pekerjaan sampai harus mengedit-edit video seperti itu, iya?" cecarku pada Halwa yang masih hanya diam.Kuhembus napas kasar karena Halwa diam saja, berbeda dengan saat tadi yang terus nyerocos dan merepet. Bahkan menanta
Read more