Home / Romansa / Perawan Rasa Janda / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Perawan Rasa Janda: Chapter 81 - Chapter 90

124 Chapters

81. Rencana Untuk Pergi

“Kenapa kamu mengajak anak-anak untuk pindah?” Segera aku menoleh ke belakang dan mendapati bunda sekarang sedang berjalan menghampiri kami. Aku menjadi tergeragap gusar ketika bunda menatapku dengan lekat saat ini. “Bukankah hari pernikahan kamu dengan Gamal sudah berada di depan mata, kenapa sekarang kamu malah mengajak anak-anak untuk kembali ke rumah lama kita?” Bunda masih saja menatapku lekat, menampakkan gurat kekhawatiran yang membuatku langsung disergap rasa bersalah. “Katakan pada bunda, apa yang sebenarnya terjadi pada kalian? Apa kamu dan Nak Gamal sedang bertengkar sekarang?” Perasaan bunda yang peka membuat beliau bisa menerka dengan tepat apa yang sedang terjadi saat ini. Aku bergeming diam, karena menjadi sangat sulit untuk mengungkapkan pada bunda tentang apa yang sedang terjadi saat in
last updateLast Updated : 2023-05-02
Read more

82. Mencari Keberadaan Mala

Gamal POV   Aku merasa sangat gelisah saat abi mengatakan jika sekarang Mala tak lagi tinggal di rumah kami. Bahkan kemudian Abi mulai mengatakan tentang sebuah fakta yang selama ini seakan selalu aku ragukan.   “Hasil visum itu benar-benar asli, jadi apa yang selama ini kamu dengar tentang calon istrimu sendiri adalah sebuah fitnah.”   Aku mendesah panjang, menjadi tak bisa berkata apapun lagi. Sekarang aku malah menjadi tersiksa oleh rasa bersalah, terlebih setelah membaca hasil visum itu.   “Kenapa Abi tadi tak menahan kepergian Mala? Apa Abi tahu sekarang Mala ada di mana?”   “Dia tak mau mengatakan apapun pada Abi. Tapi dia mengatakan akan kembali beberapa hari lagi.”   “Tapi tanggal pernikahan kami tinggal satu minggu lagi, bagaimana jika Mala tak datang pada hari pernikahan kami nanti?”   Aku mulai mengungkapkan kegelisahanku denga
last updateLast Updated : 2023-05-03
Read more

83. Melabrak Lola

“Cepat katakan di mana Mala sekarang!”Aku semakin mendesak kala mendapati Jason tetap tak menjawab pertanyaanku.Bahkan lelaki itu malah mengedikkan pundaknya.“Aku sudah tak memiliki banyak waktu lagi.”Aku sudah benar-benar kehilangan kesabaran saat ini.Semakin menjengkelkan saat melihat pria blasteran Jerman itu malah menggelengkan kepalanya.Dengan jengkel aku langsung menarik kerah bajunya lagi dan menyergapnya dengan tatapan nyalang.“Cepat katakan, Jason!”Bahkan sekarang aku sudah mengangkat tinjuku di depan wajahnya.“Aku tidak tahu,” ucap Jason terbata.Jawabannya semakin membuatku kesal.“Tapi kenapa tadi kamu begitu yakin mengatakan jika kamu tidak akan mempertemukan aku dengan Mala sebelum aku berjanji untuk tidak menyakitinya?”Segera aku mendorong tubuh lelaki itu hingga Jason sempoyongan menahan diri nyaris kehilangan keseimbangan.“Aku memang sempat bertemu dengan Mala beberapa kali, saat aku mengantarnya untuk melakukan visum lagi, sebagai pembuktian atas tuduhan y
last updateLast Updated : 2023-05-04
Read more

84. Sebuah Harapan

 “Kenapa kamu begitu yakin jika kami tahu tentang keberadaan Mala?” Lola mulai mengunggah pertanyaannya saat aku semakin tak bisa menahan amarahku. “Aku tahu kamu selalu melakukan apapun yang di luar dugaan, bahkan hal sekejam apapun.” Aku menegaskan tuduhanku. “Kenapa kamu malah berpikir jika aku orang yang kejam?” “Nyatanya kamu sudah melontarkan fitnah keji untuk Mala, dan bodohnya aku begitu mudah percaya.” “Jadi sekarang katakan di mana Mala?!”  Aku kembali mendesak. Lola malah tersenyum sinis. “Kamu memang bodoh begitu mudah berubah pikiran.” “Karena semua yang kamu ucapkan itu sepenuhnya fitnah, semua yang kamu katakan tentang Mala, itu fitnah. Mala tak seperti yang kamu tuduhkan.”&
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more

85. Kerinduan Gamal

Mala POV Aku melangkah dengan sangat perlahan memasuki rumah besar yang sudah beberapa waktu ini menjadi tempat tinggal bunda dan anak-anakku. Sengaja aku berkunjung agak sore karena biasanya di jam seperti ini Gamal masih berada di kantor tenggelam dengan pekerjaannya yang seakan tak ada habisnya itu. Aku tahu pasti Gamal sangat sibuk dengan proyek barunya, membangun kota baru di kawasan segitiga emas yang sangat menjanjikan. Aku yakin Gamal akan memberikan perhatian dan waktunya untuk proyek penting itu. Seperti juga aku yakin dia pasti sudah menghentikan pencariannya padaku. Karena menurut keterangan yang aku dengar dari Mpok Lala, jika Gamal hanya mencariku sekali di rumah dan Mpok Lala sudah mengatakan apa yang telah aku minta padanya untuk tidak mengatakan apapun tentang keberadaanku di sana. Aku merasa sedikit tenang saat melihat keadaan rumah yang sunyi, hanya ada beberap
last updateLast Updated : 2023-05-06
Read more

86. Permintaan Maaf Gamal

“Bunda!” seruku ketika melihat raut bersahaja dari sosok yang sudah menghadirkan aku ke dunia kala aku membuka pintu kamar. Bunda langsung mengurai senyumnya. “Senang melihatmu sudah kembali.” Aku mendesah lirih sembari berusaha untuk membalas senyuman bunda. “Mulai besok di rumah ini akan terlihat kesibukan yang luar biasa, untuk mempersiapkan pernikahan kalian.” Bunda kemudian menatapku lurus. “Kamu juga harus mempersiapkan diri kamu juga.” Bunda sama sekali tak mengulik tentang keinginanku yang sempat aku utarakan untuk membatalkan pernikahanku bersama Gamal. Bunda terlihat sangat yakin kalau aku sudah berubah pikiran. “Tapi Bun, aku ...” Bunda langsung menggeleng, seakan tak memberikan aku ijin untuk melanjutkan k
last updateLast Updated : 2023-05-07
Read more

87. Hari Pernikahan

Aku terkesiap diam ketika mendengar Gamal memohon dengan terlalu lugas.Sejenak aku mengedarkan pandangan pada wajah-wajah yang sedang memperhatikan kami saat ini. Gurat gusar melingkupi mereka saat ini.Aku malah merasa tersudut sekarang terlebih ketika melihat tatapan bunda yang menyergap penuh harap padaku.“Katakan padaku apa yang harus aku lakukan agar kamu bersedia memaafkan aku?”Gamal masih saja mendesakku.Aku masih membeku dengan tatapan yang masih terarah padanya dengan resah.“Mala, ingat apa yang sudah bunda katakan kemarin.”Aku mendengus gelisah, kembali mengingat ucapan bunda yang mengharap aku tak terlalu ingat dengan masa lalu, dan menjadikan kegagalan pernikahan orang tuaku sebagai penghalang buatku melangkah.Aku menarik nafas sejenak, kembali menyergap Gamal dengan tatapan lekat.“Iya, aku akan melanjutkan pernikahan kita.”Aku menjadi tak memiliki pilihan lain, walau aku masih saja menyimpan kegamangan dengan keputusanku saat ini.Sebaliknya kini aku melihat aura
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

88. Menjadi Suami Istri

 Prosesi pernikahan kami masih saja berlangsung. Akad nikah yang dilangsungkan pagi hari di rumah keluarga Assegaf itu berlangsung sangat syahdu. Dengan tamu undangan yang terbatas yang sebagian besar berasal dari keluarga Umi Risa yang datang dari Semarang. Perempuan anggun yang sekarang menjadi ibu mertuaku itu juga berasal dari Jawa seperti bundaku yang juga berasal dari Solo. Tak ada satupun dari keluargaku yang turut hadir, karena aku memang tak pernah mengundang mereka. Hanya ada ayahku yang memang bertindak sebagai wali nikahku. Tapi aku tak melihat Lola dan anak-anaknya. Aku bisa menduga Gamal memang sengaja tak mengundang mereka dalam pernikahan kami, setelah apa yang sudah dilakukan Lola dan anaknya, Sherly, yang sudah berusaha untuk membatalkan pernikahan ini. “Apa kamu bahagia sayang?” bisik Gamal ketika kami bersanding di pelaminan di sela-sela kegiatan kami menerima ucapan selamat d
last updateLast Updated : 2023-05-09
Read more

89. Praduga Yang Meresahkan

“Jadi apa Mas?” tanyaku menjadi penasaran karena Gamal kini malah menatapku sangat lekat sama sekali tak berkedip. Gamal masih tak menjawab, tangannya mulai membelai wajahku hingga memunculkan gelenyar asing yang meresahkan. “Jadi, sekarang tak ada yang melarangku untuk menciummu.” Gamal berucap dengan sangat lugas bersamaan dengan itu dia mulai mendekatkan wajahnya dan menahanku untuk tidak bergerak dengan mencekal tengkukku. Posisi kami sudah sangat dekat bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya pada kulit wajahku, membuat merinding sekaligus tak kuasa bergerak sama sekali. Mataku menjadi terpaku pada wajah Gamal yang menjadi sangat mempesona saat aku menelisiknya dari dekat. Sepasang mata tajam itu memandangku dengan sorot penuh damba, sementara rahangnya yang tegas berhiaskan cambang halus kian memancarkan sisi maskulinnya yang terlalu lugas.
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more

90. Dugaan Yang Salah

“Kamu akan membawaku ke mana?” tanyaku cemas segala praduga yang berkecamuk di hati membuatku terus ingin menjauhinya.Gamal menatapku tidak suka.“Kamu kenapa?” tanya Gamal, wajahnya menampakkan ekspresi bingung.Jelas dia menjadi bingung karena aku malah menghindar untuk berdekatan dengan suamiku sendiri yang sekarang bahkan sedang duduk di sampingku, di jok belakang.“Kamu katakan saja kamu akan mengajak aku ke mana?” sergahku tegas, bahkan kali ini aku menampik tangannya yang ingin meraihku.Saat ini aku semakin dikepung oleh pradugaku tentang Gamal yang bisa saja adalah seorang sado masokis.Aku sudah sangat ketar-ketir sekarang.Sebaliknya aku malah melihat gurat kebingungan di wajah Gamal yang enggan untuk aku pedulikan.“Kamu kenapa sih? Kenapa kamu malah takut kayak gini?”Gamal mendesah jengah sembari memutuskan untuk menarik tangannya yang semula berniat untuk menggapaiku agar aku kembali mendekat padanya.“Aku mau ngasih kamu kejutan, soalnya ini kan malam pengantin kita.”
last updateLast Updated : 2023-05-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status