Home / Romansa / Perawan Rasa Janda / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Perawan Rasa Janda: Chapter 101 - Chapter 110

124 Chapters

101. Perjalanan Bulan Madu

Mala POVAku bisa merasakan jika sikap possesif Gamal kembali kambuh kala aku didekati oleh para sepupunya. Mereka memiliki wajah yang hampir mirip dengan Gamal. Memiliki penampilan yang good looking benar-benar gambaran pria idaman.Tapi pesona mereka tak akan pernah menggoyahkan aku. Bagiku tetap suami pria yang paling tampan di dunia.Meski aku sudah menegaskan pada Gamalku yang pencemburu kalau aku tidak akan tertarik dengan pria-pria mempesona itu, Gamal tetap saja memberikan perlakukan possesifnya termasuk melarangku menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para sepupunya sendiri.“Berapa lama kamu mengenal Gamal?”Salah seorang dari sepupu Gamal melontarkan pertanyaan padaku setelah kami menyelesaikan pesta resepsi yang kemegahannya menjadi pembicaraan di kalangan publik negara itu.Sejak awal ketika mereka mulai mendekatiku, Gamal semakin gencar menjauhkan aku dari saudara sepupunya sendiri.Pria itu sedikit memahami bahasa Indonesia, karena itu sepupu Gamal yang terlihat paling mu
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

102. Kejutan Romantis

 “Kejutan apalagi sih Mas?” tanyaku. “Kamu mau tahu apa mau tahu banget.” Gamal malah menggodaku sembari tersenyum membuat ketampanannya bertambah besar. “Mau tahu banget,” jawabku cepat. Gamal langsung tergelak lebar. Segera setelah itu Gamal memberi isyarat pada salah seorang pelayan yang masih bertahan di sekitar kami dengan gerakan tangannya. Setelah itu mulai terdengar suara alunan musik yang lembut dan romantis, sebuah lagu berjudul Endless Love yang sangat melegenda. Aku sungguh tak menduga kalau suamiku bisa bersikap romantis seperti ini. Aku malah menjadi rikuh ketika Gamal bangkit dari duduknya dan mengulurkan tangan di depanku. “Apa ini kejutannya Mas?” “Aku akan menunjukkan kejutannya nanti setelah
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

103. Sebuah Hal Yang Urgen

“Hallo Gamal!” Aku yang sedang melangkah di samping suamiku langsung melirik pada sesosok wanita cantik yang sekarang sedang menyunggingkan segaris senyuman. Aku lihat sekarang Gamal tampak menatap ragu meski kemudian turut mengurai senyumnya. “Merry!” Aku tersentak ketika mendapati sambutan suamiku yang terkesan begitu ramah. Aku sedikit cemburu terlebih aku melihat wanita berambut pirang itu adalah sosok yang sangat cantik dengan sepasang kaki jenjangnya yang terpampang jelas karena gaun minidress itu hanya menutup sampai di atas paha. “Sungguh sebuah kebetulan kita bertemu di tempat ini. Apa yang sedang kamu lakukan di Dubai?” tanya wanita itu terdengar sangat akrab. Gamal segera melirik ke arahku lalu mengulas senyumnya. “Aku sedang berbulan madu bersama istriku.”
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

104. Sesuatu Tentang Ayah

Rasanya sangat lega akhirnya kami bisa kembali ke tanah air. Tapi ketika kami sampai di rumah aku melihat ekspresi wajah bunda yang tampak luruh. Meski wanita yang sudah menghadirkan aku ke dunia itu mencoba menutupinya dengan segaris senyuman aku masih bisa saja melihat ada kegundahan yang sedang disembunyikan oleh beliau saat ini. Namun sebelum aku bertanya apapun, Ghana dan Ghara langsung memberi laporan padaku, tentang apa yang sudah mereka alami ketika kami semua tak ada di rumah. “Mama, tadi pagi, ada dua orang tante yang datang, mereka sudah membuat Eyang menangis, karena itu kami mengusir mereka yang datang sambil marah-marah.” Ghana berbicara dengan sangat lugas menjelaskan apa yang baru saja mereka alami di rumah ini. Sontak aku mendekati bunda memandang wanita bersahaja itu dengan tatapan lekat. Aku menunggu penejelasan dari bunda tanpa harus membuka suara.
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

105. Karma Yang Harus Diterima

“Mas, katakan saja apa yang sudah kamu ketahui,” desakku semakin tak sabar ketika aku mendapati Gamal malah diam dan hanya memandang lurus ke arahku. “Katakan apa yang sudah kamu ketahui tentang Adeo Pattinama?” Aku mendesak sembari menyebut nama lengkap ayahku yang memang sudah terlalu lama tak aku anggap lagi sebagai seorang ayah setelah apa yang sudah dia lakukan pada kami. Tapi hati nuraniku nyatanya tetap tak bisa peduli ketika aku menduga keadaannya sedang tidak cukup baik saat ini. “Sebenarnya saat ini rumah tangga ayah kamu bersama Lola sedang bermasalah.” Aku sontak menyergap Gamal dengan tatapan tajam, menjadi kaget dengan apa yang sudah aku dengar darinya. “Apa maksud kamu?” “Lola sudah mengkhianatinya.” Gamal mengungkapkan dengan suara lirih. Tapi
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

106. Maaf Yang Diminta

“Sayang kita harus ke suatu tempat sekarang,” ajak Gamal setelah dia kembali mendekat seusai menyelesaikan panggilan yang tadi diterimanya. Aku langsung melirik menjadi penasaran. “Kita mau ke mana?” tanyaku. “Kita antar bunda dan anak-anak pulang saja dulu,” jawab Gamal kemudian yang semakin membuatku bertanya-tanya. Meski begitu aku harus menahan diriku untuk tak terlalu banyak bertanya saat ini. Melihat wajah serius suamiku, aku menjadi digayuti bermacam praduga, meski aku masih tak bisa memastikan apapun untuk saat ini. Setelah mengutarakan pada bunda dan mengajak semua orang untuk pulang sekarang, kami kemudian melangkah bersama-sama ke dalam mobil membatalkan rencana kami sebelumnya untuk mampir di arena bermain, yang pastinya mengecewakan Ghana dan Ghara, tapi aku segera menjanjikan bahwa kami akan menggantinya di hari minggu ketika mereka semua libur sekolah. *** Aku sama sekali tak menyangka kalau Gamal kemudian malah mengajakku ke rumah sakit. Aku segera bisa menduga
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

107. Festival Malam

Dia hanya bisa terpekur beku, dengan derai air mata yang masih mengalir lugas. Aku mencebik tipis meski kemudian aku sendiri juga tak kuasa menahan laju air mataku sendiri. “Aku memang tak pantas untuk dimaafkan, tapi aku tetap harus mengucapkannya di hadapan kamu meski aku sangat tak layak untuk berharap.” Pattinama berucap dengan susah payah dengan tatapannya yang lurus terarah padaku. “Memang sudah sangat terlambat bagiku untuk menyadari segalanya, nyatanya aku baru bisa menyesali semua kala aku sudah kehilangan semua kebanggaanku.” “Kesalahan kamu memang terlalu sulit untuk dimaafkan,” tegasku lagi. Meski hati nuraniku tak menghendaki aku sesarkas ini tapi tetap saja rasa sakit yang masih meraja tak bisa menahanku untuk berhenti dari menyudutkannya. “Cukup kamu tahu kalau aku sudah menyesali semuanya dan itu sudah membuatku lebih tenang.” Pria itu lalu menghembuskan nafas perlahan dan memandangku dengan hati-hati. “Kalau boleh aku meminta, bisakah aku bertemu dengan bunda
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

108. Sesal

“Apa kamu akan bersikap seperti ayahmu? Yang dulu sewenang-wenang sudah menelantarkan kamu, tapi kini kamu bisa sewenang-wenang juga dengan tidak memaafkan ayah kamu yang sudah meminta maaf padamu.” Gamal malah mencecarku, yang membuatku menjadi tersudut. “Aku rasa aku tidak menikahi wanita yang berhati kejam, yang membalas kejahatan dengan kejahatan.” Aku menggeleng lugas dengan tatapan yang semakin menegas. “Jadi kamu sekarang menyalahkan aku?” Aku enggan untuk dipersalahkan. Segala tentang ayahku selalu membuatku menjadi sensitif. “Kamu tidak tahu apa yang sudah aku alami dulu, aku sudah sangat menderita, terusir, terlunta-lunta, dihina dan difitnah dan bertahun-tahun kami hidup dalam belenggu kemiskinan karena dia sudah merampas apa yang seharusnya menjadi hak bunda dan hak kami.” Sekarang air mataku mulai menetes. “Sampai kapan kamu akan mengingat hal itu? Sampai kapan kamu akan membiarkan hati kamu dikuasai dendam? Jika kamu masih saja terperangkap dalam ingatan masa-mas
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

109. Kesempatan Berbakti

Aku memandang nanar pada sosok ringkih yang sekarang bahkan sedang menatapku dalam gurat gusar yang terunggah nyata.Aku masih menunggunya apa yang akan dia katakan.Sesaat kemudian Gamal malah menuntutku untuk mendekat.Sementara ayah lalu menarik nafas panjang, tampak seperti sedang mengumpulkan kekuatan sebelum melanjutkan ucapannya.“Walau keadaan kita tak akan mungkin bisa kembali seperti dulu, tapi aku harap kalian bisa mendampingiku saat aku menjalani operasi.”Aku bergeming enggan untuk memberikan tanggapan apapun. Sejenak bunda memandangku luruh seakan sedang menunggu responku.“Aku memang manusia yang paling tidak tahu diri. Setelah apa yang sudah aku lakukan pada kalian, aku malah mengharapkan kebaikan. Permintaanku terlalu berlebihan.”Aku masih diam ketika mendengar ayah terus saja menyalahkan dirinya sendiri.Dalam keadaan seperti sekarang dia baru membutuhkan kami. Di saat istrinya yang sekarang telah berpaling pada lelaki lain, sementara kedua anaknya sibuk dengan urus
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

110. Wanita Tanpa Perasaan

Ketika aku menoleh aku melihat sosok Lola sedang berdiri di ambang pintu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama dia akhirnya menampakkan batang hidungnya, menjenguk ayah, yang notabene masih suaminya karena ayah masih belum menggugat cerai wanita itu. “Selamat siang semuanya,” ucap wanita itu dengan nadanya yang angkuh ketika mulai berjalan masuk ke dalam ruang perawatan. “Sepertinya kamu sudah terlihat sehat,” ujar Lola lagi saat dia sudah berdiri di hadapan ayah yang sedang berbaring dan sedang aku suapi. Gamal yang hari ini sengaja meluangkan waktu istirahat siangnya untuk menjenguk ayah di rumah sakit, terlihat sangat jelas, sama sekali tidak suka dengan kedatangan ibu tiriku itu, wanita yang sudah membawa prahara dalam rumah tangga kedua orang tuaku. Tapi aku sedikit merasa bersyukur karena wanita itu datang saat bunda tak ada di sini. Setidaknya
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status