Beranda / Romansa / Perawan Rasa Janda / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Perawan Rasa Janda: Bab 111 - Bab 120

124 Bab

111. Istri Gamal Adhi Condro

“Mas Gamal!”Aku memanggil suamiku, semakin keras dengan hati kalut melihat keadaan ayah yang tampak kian tak baik-baik saja.Tak lama kemudian Gamal datang bersama dokter dan perawat, yang segera melakukan penanganan pada ayah yang akhirnya kehilangan kesadaran.Selanjutnya mereka mulai membawa ayah ke ruang ICU, untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.Aku dan Gamal terus menanti dengan cemas. Selalu berharap di dalam hati sesuatu yang terbaik untuk ayah yang kembali menjadi drop setelah kedatangan wanita tanpa perasaan itu yang datang hanya untuk menyerahkan surat gugatan cerai.***Aku bersyukur pada akhirnya keadaan ayah mulai membaik. Bahkan sekarang bunda selalu mendampingi setiap hari, mengabaikan segala yang sudah terjadi di masa lalu.Sikap ayah mulai menampakkan perubahan yang signifikan. Bukan hanya terus menerus meminta maaf kepada bunda yang masih saja bersedia menerima ayah yang sudah menyakiti, tapi selalu menunjukkan kelembutannya di depan bunda yang memberikan perhat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-02
Baca selengkapnya

112. Membooking Butik

 “Maksud kamu apa sih Mas?” tanyaku agak jengkel. Aku selalu tak bisa menahan kekesalanku kalau Gamal sudah dalam mode arogan seperti ini. Gamal tak menjawabku malah langsung menarik tanganku dan kembali membawaku melangkah hingga kami sampai di depan pintu butik. Tanpa berkata apapun Gamal langsung masuk yang kemudian segera dipersilakan dengan sangat hormat oleh karyawan dan petugas keamanan butik. Sejenak aku mendengar nada-nada protes dari pengunjung lain yang masih tertahan di depan pintu. Ketika aku menyergap Gamal dengan tatapanku yang penuh tanya, Gamal hanya melirikku datar. “Kenapa mereka nggak bisa masuk?” tanyaku tegas. “Karena aku sudah membooking tempat ini, agar aku bisa nyaman memilihkan gaun terbaik untuk istriku.” Gamal menjawab dengan santai.&
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-03
Baca selengkapnya

113. Protes Sengit

 “Memangnya kamu mau apa sih Mas?” tanyaku berpura-pura tidak tahu. Tak memahami tatapannya yang terunggah mesum saat ini padaku. “Nggak usah aku jelaskan kamu pasti tahu,” jawab Gamal datar. Tapi aku malah menatapnya dengan sangat lekat bahkan kian mendekat di depan wajahnya. “Beneran Mas, aku nggak tahu kamu minta apa?” Aku kembali bertanya dengan menggoda. “Jadi aku perlu mengatakannya dengan jelas sama kamu sekarang?” Setelah itu ekspresi Gamal kemudian malah berubah menjadi nakal sembari dia mulai menarik nafas panjang seperti akan bersiap untuk berteriak. Kalau begini aku yang malah jadi malu sendiri hingga aku langsung menahan suamiku dengan menutup mulutnya agar tak mengatakan kalimat mesumnya yang hanya membuat aku malu sendiri. “Udah Mas, uda
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-04
Baca selengkapnya

114. Mulai Ditahan

Aku merasa jika Lola benar-benar melakukan apa yang sudah diancamkan beberapa waktu lalu. Di saat kedua orang tuaku tengah sibuk mempersiapkan pernikahan mereka kembali saat ayah telah benar-benar sembuh dari sakitnya, mendadak beberapa orang petugas kepolisian menjemput ayah di rumah lama kami. Saat kami tengah berbahagia mempersiapkan pernikahan itu, ayah dijemput oleh para petugas untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukannya soal kerjasamanya dengan mafia tanah untuk mengambil alih tanah para warga dengan cara yang tidak benar. Bahkan Gamal tak bisa melakukan apapun karena memang ayah benar-benar melakukan kesalahan itu. Bunda hanya bisa melepaskan ayah dengan tatapan sedih, sementara ayah membalasnya dengan sorot mata penuh rasa bersalah. Yang bisa aku lakukan adalah mendekati bunda dan menguatkan sosok yang sejak dulu tak pernah mampu menghapus cintanya untuk ayah. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-05
Baca selengkapnya

115. Menuntut Hak

Aku sontak memandang lugas ke arah suamiku. Sementara Sherly malah terlihat gusar sekarang bahkan wajahnya terlihat pucat. “Dari luar kamu memang terlihat bagai dewi, cantik paripurna dan sangat anggun yang membuatmu dikagumi banyak orang dan memiliki banyak pengikut.” Gamal sedikit mengulik sesuatu tentang Sherly yang sekarang malah menjadi penuh misteri untuk kami semua. Bahkan sekarang Lola mulai menatap pada putrinya sendiri dengan tatapan ragu. “Memangnya apa yang kamu tahu Gamal?” sergah Sherly mulai menampakkan kekesalannya dengan sangat lugas. “Kalau kamu adalah seorang hyperseksual yang bahkan sudah memiliki banyak pengalaman dengan banyak lelaki. Bahkan dalam sehari kamu bisa melakukannya dengan 5 lelaki berbeda.” Aku terperangah ketika mendengar apa yang sudah dikatakan suamiku. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-06
Baca selengkapnya

116. Pengakuan Gamal Yang Mengejutkan

“Jadi sekarang kalian tinggalkan rumah ini, dan jangan pernah kembali.” Gamal kian menegas dengan tatapan yang sekarang terlihat begitu tajam. “Soal Sisca, dia itu anak kamu jadi urus saja dia sendiri, lagipula sekarang Adeo Pattinama berada di dalam penjara dan sudah tak bisa melakukan apapun seperti yang sudah kamu katakan tadi.” Gamal membalik ucapan Lola, yang membuat wanita itu kian kesal karena ucapannya malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. “Jangan bebankan Sisca pada Mala, meski Sisca dan istriku saudara satu ayah bukan berarti dia harus mengambil alih semua tanggung jawab tentang Sisca.” Lola dan Sherly terdiam mereka tampak sangat geram karena telah dikalahkan oleh Gamal yang terus membelaku tanpa jeda. Pada akhirnya tak ada lagi yang bisa mereka lakukan lagi kecuali berbalik pergi bersama Sisca yang kemud
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-07
Baca selengkapnya

117. Program Kehamilan

“Yakin Mas, akan mengabulkannya?” Aku masih berusaha untuk memastikan. Gamal langsung mengiyakan dengan anggukan pasti sembari ia mulai membelai rambutku yang baru saja mendapat perawatan di salon mahal, yang sekarang aromanya menjadi harum semerbak. Aku masih menelisiknya dengan ragu. “Udah sayang, katakan saja.” “Kalau aku minta Mas Gamal baikan sama Mas Tony, apa Mas Gamal mau melakukannya?” Gamal sontak mengangkat punggungnya padahal tadi bersandar dengan sangat nyaman di sandaran sofa. “Sejak kapan kamu manggil Tony dengan sebutan Mas, kamu hanya boleh manggil sebutan Mas, padaku saja?” Gamal malah marah dengan panggilanku pada Tony, kakaknya satu ibu itu. “Kan panggilan Mas itu buat seorang lelaki yang lebih tua dari kita.”&
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-08
Baca selengkapnya

118. Gathering

“Sayang bagaimana kalau kita mulai melakukan program kehamilan?” Aku terkesiap menjadi tak bisa menyembunyikan kegusaranku. “Program hamil Mas?” Gamal menatapku kian tegas. “Kenapa, apa kamu keberatan?” “Kan aku tadi sudah bilang aku nggak mau hamil dulu dalam waktu dekat ini.” Aku menegaskan kalimatku. Gamal langsung mengenyit lugas memandangku dengan sorot matanya yang tajam. “Sekarang katakan padaku apa alasan kamu menunda kehamilan?” “Aku masih belum lulus Mas. Bahkan sebentar lagi aku akan sangat sibuk dengan skripsi. Aku nggak mau menunda semua itu lagi Mas.” “Mala, kalau soal kuliah kamu bisa menjalaninya setelah kamu melahirkan, aku janji kehadiran anak kita nantinya tidak merepotkan kamu sama sekali.” Gamal kian gigih meyakinkan aku. Aku menggeleng masih bersikeras dengan cita-citaku. “Sayang, aku tidak menyalahkan kamu yang masih ingin mempertahankan cita-cita kamu. Tapi aku juga minta kamu mempertimbangkan tentang status kamu sekarang.” Aku mendesah pelan dan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-09
Baca selengkapnya

119. Semakin Possesif

Semua orang bersungguh-sungguh saling tarik menarik tali tambang, benar-benar berusaha untuk menjadi pemenang. Aku bersama timku yang tampak sangat antusias berusaha untuk memenangkan perlombaan. Sementara pihak Ela juga tak mau mengalah. Semua gigih berjuang hingga akhirnya aku bersama timku berhasil mengalahkan tim Ela. Tapi meski aku menang aku kemudian malah tak bisa menyeimbangkan diri, dan jatuh tersungkur, yang tak pernah aku sangka malah membuat semua orang panik, termasuk juga Gamal yang langsung mendekat untuk membawa tubuhku ke dalam gendongannya. Sikap Gamal yang terlalu berlebihan malah membuatku risih sendiri terlebih saat melihat tatapan iri dari karyawan Gamal yang lain. “Mas, turunkan aku, aku nggak apa-apa!” sergahku kesal dengan kedua kakiku bergelinjang meminta suamiku untuk menurunkan aku dari gendongannya. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

120. Permintaan Tony

“Siapa sih Mas yang sakit?” Aku semakin tak sabar dan terus penasaran. Tapi kemudian Gamal malah menarik nafasnya sangat dalam. “Kamu bilang kemarin aku harus memperbaiki hubunganku dengan kakakku.” Aku sedikit mengernyitkan dahi. “Jadi Mas Tony sekarang yang sedang sakit? Dia sakit apa?” Aku segera mengunggah tebakanku. Gamal malah melirik tajam ke samping ke arahku yang juga sedang melekatkan tatapanku padanya. “Udah aku bilang jangan panggil dia Mas ... “ Aku mendesah jengah. Dalam keadaan seperti ini Gamal masih saja posesif dan di depanku malah seringkali bersikap terlalu manja seperti anak kecil. “Iya, iya maksud aku Tony, dia sakit apa?” tanyaku lagi. “Penyakit yang aku yakin pasti akan membuatnya insyaf
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status