Home / Romansa / Perawan Rasa Janda / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Perawan Rasa Janda: Chapter 71 - Chapter 80

124 Chapters

71. Sosok Mengerikan Di Ruang Olahraga

Mala POV Aku langsung menghidangkan tempe mendoan buatanku di hadapan Gamal yang tampak sedang menungguku di teras belakang. “Tadi kamu nyusul aku ke dapur ya Mas? Kok aku merasa mendengar suara kamu.” Aku segera ikut duduk di depan calon suamiku itu yang sekarang entah mengapa terlihat menjadi sangat gusar, dengan ekspresinya yang terunggah dingin. “Kamu kenapa Mas?” tanyaku ketika melihat Gamal tampak sangat berbeda daripada saat aku tinggal tadi. Padahal baru saja dia menggodaku dengan guyonannya yang kadang kala absurd itu. “Kamu nggak lagi sakit kan?” Gamal malah menggeleng tegas. Tapi kemudian pria yang memiliki cambang pada rahangnya yang tampak tegas dan menawan itu, menatapku dengan sangat lekat dan lama. Aku tak bisa menahan kecanggunganku lagi.
last updateLast Updated : 2023-04-20
Read more

72. Mempersiapkan Duel

 Tapi saat aku baru saja membuka mulut mendadak sosok di depanku mulai melepas topeng yang dipakainya. “Jadi kamu bukan hantu?” sergahku ketika melihat wajah Gamal terpampang jelas di depanku. “Memangnya ada hantu seganteng aku?” “Habisnya kamu pakai topeng sih Mas,” gerutuku kesal sembari mengerucutkan bibir. “Bibir kamu manyun gitu apa sengaja mau aku cium.” Sontak aku menutup bibirku dengan sebelah tangan. “Apaan sih kamu Mas?” “Oh kamu ke sini mau ngasih aku mie? Ternyata aku punya calon istri yang perhatian.” Tanpa menunggu penjelasanku Gamal sudah mengambil cup mie instant dari tanganku. Aku hanya bisa melongo dan tak bisa mencegahnya. Aku biarkan saja Gamal menikmati mie buatanku dengan
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

73. Pengabaian

“Kenapa kalian tak bisa untuk bersama?” Gamal malah mencecarku dengan menghadirkan aroma cemburu yang kental. Aku menghadapi kegelisahan Gamal dengan sangat tenang, sembari menyunggingkan segaris senyum. “Apa kamu lupa kalau kami beda keyakinan? Lagipula Jason bukan tipeku, dan dia bukan pria impianku.” Gamal kemudian malah mengerlingkan mata padaku. “Kalau begitu apa aku ini tipe pria idaman kamu?” Aku melirik ke arah Gamal yang sedang menelisikku, masih dengan menyunggingkan senyuman. “Entahlah, tapi yang jelas aku suka sama pria yang punya cambang,” ucapku lembut sembari tanganku tak bisa menahan untuk menyentuh rahang tegas Gamal yang ditumbuhi cambang halus. Tanpa aku sadari aku malah seakan merayu Gamal, membuat pria itu terkesiap diam dan tak lagi cerewet mengungk
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

74. Rumah Baru

Pria bernama Adeo Pattinama itu, malah terkekeh pelan seakan ingin menutupi sikapnya yang begitu pilih kasih. “Tentu saja tidak, bagaimana aku bisa lupa kalau aku memiliki anak yang bernama Kumala Hapsari Pattinama?” Pria yang sebagian rambutnya mulai memutih itu mendengus tipis meski kemudian tetap saja mengulas senyumnya. Adeo Pattinama tentunya mulai merasa tersindir hingga dia tak lagi memberikan perhatian pada putri bungsunya yang manja.Fokusnya mulai dialihkkan pada pembicaraan ini. “Iya, Pak Assegaf benar, Mala memang putri kandungku juga, dan aku memang harus memberinya perhatian.” Lelaki itu memberikan jawaban yang sangat terasa basa-basinya. Meski kemudian aku merasa jika ayahku itu sedikit melirik pada bunda yang sejak tadi duduk di sampingku dengan menampakkan auranya sangat bersahaja dan sangat tenang. 
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

75. Banyak Anak

“Apa kamu mau tanya kenapa aku begitu ganteng gitu?” Gamal malah melontarkan candanya hingga aku menjadi sangat gemas ingin mencubit lengannya yang terlihat kokoh itu hasil latihannya yang penuh disiplin setiap pagi. Bahkan Gamal memiliki ruangan tersendiri yang dilengkapi alat gym untuk melatih ototnya itu. “Dasar narsis kamu Mas” dengusku kesal sembari benar-benar mendaratkan sebuah cubitan kecil pada lengannya. Gamal meringis pelan. “Lha emangnya kamu mau nanya apa?” Aku mengedikkan bahu tipis. “Aku pengen tahu, apa yang membuat kamu tertarik sama aku? Apa sih yang kamu lihat dari aku sampai kamu ngotot ingin menikahiku?” Aku sudah tak bisa menahan pertanyaan ini. Gamal malah terkekeh saat mendengar pertanyaanku. “Apa ak
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

76. Menguak Luka Lama

Aku tak bisa menahan tawaku saat mendengar ucapan Gamal yang seduktif.Bahkan darahku berdesir hangat saat pria menarik itu mulai menatapku dengan intens.Tapi ketika Gamal mulai bergerak mendekat, aku langsung beringsut menjauh."Mas, ayo kita pulang sekarang," ajakku.Keadaan seperti ini jelas akan menjadi sangat berbahaya bagi kami.Gamal bisa dengan sangat mudah kehilangan kendali dirinya.Bahkan di saat seperti ini aku juga tak bisa mempercayai diriku sendiri.Gamal terlalu menarik, bahkan sikapnya yang hangat selalu mampu membuatku terlena."Kenapa kamu tergesa-gesa sekali?"Aku bisa melihat dengan jelas kalau sekarang Gamal malah sengaja menggodaku.Aku langsung menarik pandanganku dari wajahnya. Tatapan matanya terlalu bahaya untuk aku tentang langsung.Setelah itu aku mulai memutar tubuhku berniat meninggalkan kamar secepatnya.Tapi Gamal menahanku secepat mungkin."Mas, kita harus pergi ..."Aku bersikeras.Aku mengunggah kegusaranku dengan sangat tegas.Gamal segera bisa me
last updateLast Updated : 2023-04-28
Read more

77. Tuduhan Keji

"Apa kamu akan tetap memaksa kalau aku menolak memenuhi permintaan kamu?"Aku menegaskan intonasiku di depannya."Muslihat keji apalagi yang akan kamu lakukan untuk memisahkan aku dengan Gamal?""Aku tahu jika kalian tidak akan tinggal diam dan membiarkan aku berbahagia. Sejak dulu kalian memang seperti itu."Aku mencecar sengit mengungkapkan segala kegeraman di hati."Kamu masih saja menuduh kami memfitnah kalian. Nyatanya kalian sudah melakukan kesalahan, bahkan aku yakin kamu juga melakukan intrik licik untuk bisa merebut Gamal dari Sherly."Pria berkulit eksotik itu kian nyalang menatapku. Sikapnya masih saja sama, tak pernah berhenti menyalahkan aku."Aku yakin kamu tetap tidak akan berubah, kamu sama seperti ibu kamu yang selalu menempatkan diri sebagai korban. Kalian tak berhenti bermain playing victim dan akan melemparkan kesalahan pada kami seakan-akan kami sudah mendzolimi kalian.""Cukup!"Aku tegas membalas sorot matanya yang tajam menguarkan aura kebencian."Jangan kamu s
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

78. Perubahan Sikap Gamal

"Ada apa?" tanya Jason lagi saat ikut menatap ke arah pintu penghubung.Aku masih saja memindai ke arah itu, karena memang tadi sempat merasakan ada seseorang sedang memperhatikan kami tadi, meski saat ini di sana sudah tak ada seorangpun."Aku seperti melihat ada seseorang," gumamku sembari mengedikkan bahu."Mungkin itu hanya perasaan kamu saja."Jason berusaha menenangkan aku.Lagipula sangat tak mungkin kalau seorang Adeo Pattinama akan mengejarku tapi di rooftop. Lelaki sudah sangat lama tak mengungkapkan sebagai anaknya."Sekarang katakan padaku, bagaimana perasaan kamu pada Gamal? Apa kamu yakin untuk menikah dengan dia? Kalau kamu masih ragu, kamu masih memiliki waktu untuk menghentikan semuanya."Aku bergeming, membalas tatapan Jason dengan lebih lekat untuk beberapa saat."Gamal selama ini sudah menunjukkan kesungguhannya padaku. Bahkan dia juga berjuang dengan gigih saat duel melawan kamu kemarin. Mungkin kami memang ditakdirkan untuk bersama, karena sampai sejauh ini semua
last updateLast Updated : 2023-04-29
Read more

79. Menguping Pembicaraan

"Kenapa kamu mendadak menjadi pendiam? Apa kamu sakit gigi?"Aku kembali bertanya ketika kami sudah berada di dalam mobil. Aku masih berusaha melontarkan candaanku untuk mencairkan kebekuan yang mendadak mengepung kami saat ini."Atau kamu sedang sariawan, kamu nggak usah khawatir aku punya banyak simpanan vitamin C di dalam tasku."Aku kemudian mulai mengeluarkan tablet vitamin C itu dan menyodorkannya di depan calon suamiku yang sekarang mendadak mengacuhkan aku itu.Tak aku sangka Gamal malah menampik tanganku hingga tablet itu jatuh di bawah kami.Setelah itu Gamal malah menyalakan mesin mobil tanpa berucap apapun, apalagi meminta maaf karena sudah menolak pemberianku.Aku menatapnya gusar, semakin tidak mengerti dengan sikapnya yang semakin ganjil."Kamu kenapa Mas?"Aku kembali bertanya. Tapi Gamal masih saja mengabaikan aku.Dia malah semakin memusatkan perhatian pada jalanan, mengabaikan pertanyaanku."Kita harus segera sampai di pesta itu, dan aku tak bisa lama-lama di sana."
last updateLast Updated : 2023-04-30
Read more

80. Keraguan Yang Menyiksa

Apa yang baru saja aku dengar, membuatku tersengat kaget. Meski aku langsung bisa menerkanya saat sikap Gamal mendadak berubah drastis. Aku bisa memperkirakan jika semua ini akan terjadi. Tapi aku merasa berhak untuk mendapatkan penjelasan dari Gamal kenapa mendadak dia berubah sikap.Nyatanya ketika aku menguping sekarang, aku semakin tak bisa mendengarkan dengan jelas. Terlebih kemudian aku mulai melihat kelebat bayangan Umi Risa yang sepertinya akan melangkah menuju arah ruang kerja Abi Ali ini.Segera aku menarik diri dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke atas menuju kamarku lagi.Meski begitu aku masih belum bisa memejamkan mata. Aku masih mondar mandir di dalam kamar sembari menajamkan telinga, berharap aku bisa mendengar langkah Gamal melewati depan kamarku, yang berniat aku cegat agar kami bisa berbicara, di mana sebelumnya dia selalu menghindariku.Beberapa lama menunggu, akhirnya aku bisa memastikan jika Gamal seperti sedang berdiri di depan kamarku.Be
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status