Home / Romansa / Perawan Rasa Janda / 72. Mempersiapkan Duel

Share

72. Mempersiapkan Duel

Author: Mastuti Rheny
last update Last Updated: 2023-04-22 18:03:54

Tapi saat aku baru saja membuka mulut mendadak sosok di depanku mulai melepas topeng yang dipakainya.

“Jadi kamu bukan hantu?” sergahku ketika melihat wajah Gamal terpampang jelas di depanku.

“Memangnya ada hantu seganteng aku?”

“Habisnya kamu pakai topeng sih Mas,” gerutuku kesal sembari mengerucutkan bibir.

“Bibir kamu manyun gitu apa sengaja mau aku cium.”

Sontak aku menutup bibirku dengan sebelah tangan.

“Apaan sih kamu Mas?”

“Oh kamu ke sini mau ngasih aku mie? Ternyata aku punya calon istri yang perhatian.”

Tanpa menunggu penjelasanku Gamal sudah mengambil cup mie instant dari tanganku.

Aku hanya bisa melongo dan tak bisa mencegahnya.

Aku biarkan saja Gamal menikmati mie buatanku dengan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perawan Rasa Janda   73. Pengabaian

    “Kenapa kalian tak bisa untuk bersama?”Gamal malah mencecarku dengan menghadirkan aroma cemburu yang kental.Aku menghadapi kegelisahan Gamal dengan sangat tenang, sembari menyunggingkan segaris senyum.“Apa kamu lupa kalau kami beda keyakinan? Lagipula Jason bukan tipeku, dan dia bukan pria impianku.”Gamal kemudian malah mengerlingkan mata padaku.“Kalau begitu apa aku ini tipe pria idaman kamu?”Aku melirik ke arah Gamal yang sedang menelisikku, masih dengan menyunggingkan senyuman.“Entahlah, tapi yang jelas aku suka sama pria yang punya cambang,” ucapku lembut sembari tanganku tak bisa menahan untuk menyentuh rahang tegas Gamal yang ditumbuhi cambang halus.Tanpa aku sadari aku malah seakan merayu Gamal, membuat pria itu terkesiap diam dan tak lagi cerewet mengungk

    Last Updated : 2023-04-23
  • Perawan Rasa Janda   74. Rumah Baru

    Pria bernama Adeo Pattinama itu, malah terkekeh pelan seakan ingin menutupi sikapnya yang begitu pilih kasih.“Tentu saja tidak, bagaimana aku bisa lupa kalau aku memiliki anak yang bernama Kumala Hapsari Pattinama?”Pria yang sebagian rambutnya mulai memutih itu mendengus tipis meski kemudian tetap saja mengulas senyumnya.Adeo Pattinama tentunya mulai merasa tersindir hingga dia tak lagi memberikan perhatian pada putri bungsunya yang manja.Fokusnya mulai dialihkkan pada pembicaraan ini.“Iya, Pak Assegaf benar, Mala memang putri kandungku juga, dan aku memang harus memberinya perhatian.”Lelaki itu memberikan jawaban yang sangat terasa basa-basinya.Meski kemudian aku merasa jika ayahku itu sedikit melirik pada bunda yang sejak tadi duduk di sampingku dengan menampakkan auranya sangat bersahaja dan sangat tenang. 

    Last Updated : 2023-04-24
  • Perawan Rasa Janda   75. Banyak Anak

    “Apa kamu mau tanya kenapa aku begitu ganteng gitu?”Gamal malah melontarkan candanya hingga aku menjadi sangat gemas ingin mencubit lengannya yang terlihat kokoh itu hasil latihannya yang penuh disiplin setiap pagi.Bahkan Gamal memiliki ruangan tersendiri yang dilengkapi alat gym untuk melatih ototnya itu.“Dasar narsis kamu Mas” dengusku kesal sembari benar-benar mendaratkan sebuah cubitan kecil pada lengannya.Gamal meringis pelan.“Lha emangnya kamu mau nanya apa?”Aku mengedikkan bahu tipis.“Aku pengen tahu, apa yang membuat kamu tertarik sama aku? Apa sih yang kamu lihat dari aku sampai kamu ngotot ingin menikahiku?”Aku sudah tak bisa menahan pertanyaan ini.Gamal malah terkekeh saat mendengar pertanyaanku.“Apa ak

    Last Updated : 2023-04-25
  • Perawan Rasa Janda   76. Menguak Luka Lama

    Aku tak bisa menahan tawaku saat mendengar ucapan Gamal yang seduktif.Bahkan darahku berdesir hangat saat pria menarik itu mulai menatapku dengan intens.Tapi ketika Gamal mulai bergerak mendekat, aku langsung beringsut menjauh."Mas, ayo kita pulang sekarang," ajakku.Keadaan seperti ini jelas akan menjadi sangat berbahaya bagi kami.Gamal bisa dengan sangat mudah kehilangan kendali dirinya.Bahkan di saat seperti ini aku juga tak bisa mempercayai diriku sendiri.Gamal terlalu menarik, bahkan sikapnya yang hangat selalu mampu membuatku terlena."Kenapa kamu tergesa-gesa sekali?"Aku bisa melihat dengan jelas kalau sekarang Gamal malah sengaja menggodaku.Aku langsung menarik pandanganku dari wajahnya. Tatapan matanya terlalu bahaya untuk aku tentang langsung.Setelah itu aku mulai memutar tubuhku berniat meninggalkan kamar secepatnya.Tapi Gamal menahanku secepat mungkin."Mas, kita harus pergi ..."Aku bersikeras.Aku mengunggah kegusaranku dengan sangat tegas.Gamal segera bisa me

    Last Updated : 2023-04-28
  • Perawan Rasa Janda   77. Tuduhan Keji

    "Apa kamu akan tetap memaksa kalau aku menolak memenuhi permintaan kamu?"Aku menegaskan intonasiku di depannya."Muslihat keji apalagi yang akan kamu lakukan untuk memisahkan aku dengan Gamal?""Aku tahu jika kalian tidak akan tinggal diam dan membiarkan aku berbahagia. Sejak dulu kalian memang seperti itu."Aku mencecar sengit mengungkapkan segala kegeraman di hati."Kamu masih saja menuduh kami memfitnah kalian. Nyatanya kalian sudah melakukan kesalahan, bahkan aku yakin kamu juga melakukan intrik licik untuk bisa merebut Gamal dari Sherly."Pria berkulit eksotik itu kian nyalang menatapku. Sikapnya masih saja sama, tak pernah berhenti menyalahkan aku."Aku yakin kamu tetap tidak akan berubah, kamu sama seperti ibu kamu yang selalu menempatkan diri sebagai korban. Kalian tak berhenti bermain playing victim dan akan melemparkan kesalahan pada kami seakan-akan kami sudah mendzolimi kalian.""Cukup!"Aku tegas membalas sorot matanya yang tajam menguarkan aura kebencian."Jangan kamu s

    Last Updated : 2023-04-29
  • Perawan Rasa Janda   78. Perubahan Sikap Gamal

    "Ada apa?" tanya Jason lagi saat ikut menatap ke arah pintu penghubung.Aku masih saja memindai ke arah itu, karena memang tadi sempat merasakan ada seseorang sedang memperhatikan kami tadi, meski saat ini di sana sudah tak ada seorangpun."Aku seperti melihat ada seseorang," gumamku sembari mengedikkan bahu."Mungkin itu hanya perasaan kamu saja."Jason berusaha menenangkan aku.Lagipula sangat tak mungkin kalau seorang Adeo Pattinama akan mengejarku tapi di rooftop. Lelaki sudah sangat lama tak mengungkapkan sebagai anaknya."Sekarang katakan padaku, bagaimana perasaan kamu pada Gamal? Apa kamu yakin untuk menikah dengan dia? Kalau kamu masih ragu, kamu masih memiliki waktu untuk menghentikan semuanya."Aku bergeming, membalas tatapan Jason dengan lebih lekat untuk beberapa saat."Gamal selama ini sudah menunjukkan kesungguhannya padaku. Bahkan dia juga berjuang dengan gigih saat duel melawan kamu kemarin. Mungkin kami memang ditakdirkan untuk bersama, karena sampai sejauh ini semua

    Last Updated : 2023-04-29
  • Perawan Rasa Janda   79. Menguping Pembicaraan

    "Kenapa kamu mendadak menjadi pendiam? Apa kamu sakit gigi?"Aku kembali bertanya ketika kami sudah berada di dalam mobil. Aku masih berusaha melontarkan candaanku untuk mencairkan kebekuan yang mendadak mengepung kami saat ini."Atau kamu sedang sariawan, kamu nggak usah khawatir aku punya banyak simpanan vitamin C di dalam tasku."Aku kemudian mulai mengeluarkan tablet vitamin C itu dan menyodorkannya di depan calon suamiku yang sekarang mendadak mengacuhkan aku itu.Tak aku sangka Gamal malah menampik tanganku hingga tablet itu jatuh di bawah kami.Setelah itu Gamal malah menyalakan mesin mobil tanpa berucap apapun, apalagi meminta maaf karena sudah menolak pemberianku.Aku menatapnya gusar, semakin tidak mengerti dengan sikapnya yang semakin ganjil."Kamu kenapa Mas?"Aku kembali bertanya. Tapi Gamal masih saja mengabaikan aku.Dia malah semakin memusatkan perhatian pada jalanan, mengabaikan pertanyaanku."Kita harus segera sampai di pesta itu, dan aku tak bisa lama-lama di sana."

    Last Updated : 2023-04-30
  • Perawan Rasa Janda   80. Keraguan Yang Menyiksa

    Apa yang baru saja aku dengar, membuatku tersengat kaget. Meski aku langsung bisa menerkanya saat sikap Gamal mendadak berubah drastis. Aku bisa memperkirakan jika semua ini akan terjadi. Tapi aku merasa berhak untuk mendapatkan penjelasan dari Gamal kenapa mendadak dia berubah sikap.Nyatanya ketika aku menguping sekarang, aku semakin tak bisa mendengarkan dengan jelas. Terlebih kemudian aku mulai melihat kelebat bayangan Umi Risa yang sepertinya akan melangkah menuju arah ruang kerja Abi Ali ini.Segera aku menarik diri dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu untuk kembali ke atas menuju kamarku lagi.Meski begitu aku masih belum bisa memejamkan mata. Aku masih mondar mandir di dalam kamar sembari menajamkan telinga, berharap aku bisa mendengar langkah Gamal melewati depan kamarku, yang berniat aku cegat agar kami bisa berbicara, di mana sebelumnya dia selalu menghindariku.Beberapa lama menunggu, akhirnya aku bisa memastikan jika Gamal seperti sedang berdiri di depan kamarku.Be

    Last Updated : 2023-05-01

Latest chapter

  • Perawan Rasa Janda   124. Istri Yang Bahagia

    Sungguh aku tak menduga kalau Sherly akan mengambil jalan pintas yang jelas begitu bodoh.Ketika mendengar berita kematiannya karena bunuh diri, aku benar-benar tak habis pikir.Jadi ini rencana yang sempat dia isyaratkan beberapa waktu lalu, ketika kami berbicara setelah pernikahan ayah dengan bunda.Sherly lebih memilih mati dengan masih mempertahankan kecantikan yang selalu ia banggakan."Sherly, bangun ... !"Lola terus meraung di samping jenazah putri kesayangan, alih-alih mengaji demi menentramkan jiwa anaknya yang sudah berpindah alam.Bunda yang berada di sampingku, hanya melirik sekilas pada mantan madunya. Beliau lebih memilih untuk kembali meneruskan membaca surat Yasin.Aku juga tetap khusyu dengan bacaanku, mengabaikan tangisan Lola yang sudah terasa sangat mengganggu.Sampai akhirnya Sisca mendekat untuk menenangkan. Ketika Lola masih saja menjerit histeris, pada akhirnya Sisca memaksa mamanya untuk beranjak pergi."Ma, ayo ke atas saja, Mama bisa sepuasnya menangis di s

  • Perawan Rasa Janda   123. Proyek Penting

    “Kenapa, Mas?” Aku bertanya dengan penuh rasa penasaran. “Aku tak mau kamu tertulari penyakit kotor yang diderita wanita itu saat ini.” Aku terkesiap dengan wajah terperangah ketika mendengar apa yang dikatakan Gamal. “Maksud kamu apa Mas?” Gamal menatapku lurus. “Kemarin sebelum Tony berangkat ke Eropa untuk berobat, dia mengaku padaku kalau beberapa hari sebelum sakit dia sudah tidur dengan Sherly. Jadi aku menyarankan pada mantan saudara tiri kamu ini untuk melakukan pemeriksaan.” Gamal lalu menegaskan tatapannya pada Sherly yang sedang mendengus kesal padaku. “Perlu kamu tahu kalau sebenarnya Tony terinfeksi HIV, dan dia sekarang harus mendapatkan perawatan insentif di Jerman.” Sekarang malah Sherly yang tampak sangat terkejut dengan kedua matanya membeliak tajam ke arah Gamal.

  • Perawan Rasa Janda   122. Bantuan Gamal Untuk Sherly

    Aku dan Gamal benar-benar tak lagi bisa menghindari permintaan Umi Risa. Pada akhirnya kami mengantar beliau ke rumah sakit menemui Tony yang sekarang tampak semakin melemah bila dibanding saat kami terakhir kali melihatnya beberapa hari lalu.Umi Risa terus saja menjatuhkan air matanya, menjadi sangat tega melihat keadaan putra pertamanya yang sangat kesakitan.Ketika melihat kedatangan Umi Risa bersama kami berdua, Tony yang kian tirus itu tampak sangat kaget bahkan hanya bisa terperangah untuk beberapa saat dengan tatapan yang agak menegas ke arah Gamal sebagai isyarat ketidaksetujuannya atas keputusan Gamal untuk membawa Umi Risa ke rumah sakit.“Aku sudah tidak bisa menutupinya terlalu lama dari Umi,” ucap Gamal seakan menjawab pertanyaan yang terlontar dari tatapan Tony yang tajam.Tony menjawabnya dengan sebuah tarikan nafas panjang sembari ia menggerakkan kepalanya ke samping sepe

  • Perawan Rasa Janda   121. Kecemasan Umi Risa

    “Lalu dia kenapa sampai menangis seperti itu?”Aku tak bisa lagi menahan rasa penasaranku.“Kenapa kamu tak tanyakan saja sama dia?”Aku mendesah jengah melihat sikap suamiku yang masih saja sarkas dan sinis pada kakaknya yang bahkan sekarang masih saja menangis dengan sangat sedih.Aku langsung menegaskan tatapanku pada Gamal yang kemudian malah menanggapiku dengan kedikan di kedua bahunya.Tanpa menunggu lama aku langsung mendekati Tony, berusaha menenangkan pria itu sebisanya.“Jangan menakutkan apapun, percayalah Tuhan itu Maha Pengasih. Aku yakin kalau kamu bertobat dengan sungguh-sungguh Allah pasti akan mengampuni kamu.”Setelah itu aku mulai mengambil sekotak tisu dari atas nakas dekat ranjang dan menariknya beberapa lembar untuk aku ulurkan pada Tony yang sekarang sudah menatap ke

  • Perawan Rasa Janda   120. Permintaan Tony

    “Siapa sih Mas yang sakit?”Aku semakin tak sabar dan terus penasaran.Tapi kemudian Gamal malah menarik nafasnya sangat dalam.“Kamu bilang kemarin aku harus memperbaiki hubunganku dengan kakakku.”Aku sedikit mengernyitkan dahi.“Jadi Mas Tony sekarang yang sedang sakit? Dia sakit apa?” Aku segera mengunggah tebakanku.Gamal malah melirik tajam ke samping ke arahku yang juga sedang melekatkan tatapanku padanya.“Udah aku bilang jangan panggil dia Mas ... “Aku mendesah jengah. Dalam keadaan seperti ini Gamal masih saja posesif dan di depanku malah seringkali bersikap terlalu manja seperti anak kecil.“Iya, iya maksud aku Tony, dia sakit apa?” tanyaku lagi.“Penyakit yang aku yakin pasti akan membuatnya insyaf

  • Perawan Rasa Janda   119. Semakin Possesif

    Semua orang bersungguh-sungguh saling tarik menarik tali tambang, benar-benar berusaha untuk menjadi pemenang.Aku bersama timku yang tampak sangat antusias berusaha untuk memenangkan perlombaan.Sementara pihak Ela juga tak mau mengalah.Semua gigih berjuang hingga akhirnya aku bersama timku berhasil mengalahkan tim Ela.Tapi meski aku menang aku kemudian malah tak bisa menyeimbangkan diri, dan jatuh tersungkur, yang tak pernah aku sangka malah membuat semua orang panik, termasuk juga Gamal yang langsung mendekat untuk membawa tubuhku ke dalam gendongannya.Sikap Gamal yang terlalu berlebihan malah membuatku risih sendiri terlebih saat melihat tatapan iri dari karyawan Gamal yang lain.“Mas, turunkan aku, aku nggak apa-apa!” sergahku kesal dengan kedua kakiku bergelinjang meminta suamiku untuk menurunkan aku dari gendongannya.

  • Perawan Rasa Janda   118. Gathering

    “Sayang bagaimana kalau kita mulai melakukan program kehamilan?” Aku terkesiap menjadi tak bisa menyembunyikan kegusaranku. “Program hamil Mas?” Gamal menatapku kian tegas. “Kenapa, apa kamu keberatan?” “Kan aku tadi sudah bilang aku nggak mau hamil dulu dalam waktu dekat ini.” Aku menegaskan kalimatku. Gamal langsung mengenyit lugas memandangku dengan sorot matanya yang tajam. “Sekarang katakan padaku apa alasan kamu menunda kehamilan?” “Aku masih belum lulus Mas. Bahkan sebentar lagi aku akan sangat sibuk dengan skripsi. Aku nggak mau menunda semua itu lagi Mas.” “Mala, kalau soal kuliah kamu bisa menjalaninya setelah kamu melahirkan, aku janji kehadiran anak kita nantinya tidak merepotkan kamu sama sekali.” Gamal kian gigih meyakinkan aku. Aku menggeleng masih bersikeras dengan cita-citaku. “Sayang, aku tidak menyalahkan kamu yang masih ingin mempertahankan cita-cita kamu. Tapi aku juga minta kamu mempertimbangkan tentang status kamu sekarang.” Aku mendesah pelan dan m

  • Perawan Rasa Janda   117. Program Kehamilan

    “Yakin Mas, akan mengabulkannya?”Aku masih berusaha untuk memastikan.Gamal langsung mengiyakan dengan anggukan pasti sembari ia mulai membelai rambutku yang baru saja mendapat perawatan di salon mahal, yang sekarang aromanya menjadi harum semerbak.Aku masih menelisiknya dengan ragu.“Udah sayang, katakan saja.”“Kalau aku minta Mas Gamal baikan sama Mas Tony, apa Mas Gamal mau melakukannya?”Gamal sontak mengangkat punggungnya padahal tadi bersandar dengan sangat nyaman di sandaran sofa.“Sejak kapan kamu manggil Tony dengan sebutan Mas, kamu hanya boleh manggil sebutan Mas, padaku saja?”Gamal malah marah dengan panggilanku pada Tony, kakaknya satu ibu itu.“Kan panggilan Mas itu buat seorang lelaki yang lebih tua dari kita.”&

  • Perawan Rasa Janda   116. Pengakuan Gamal Yang Mengejutkan

    “Jadi sekarang kalian tinggalkan rumah ini, dan jangan pernah kembali.”Gamal kian menegas dengan tatapan yang sekarang terlihat begitu tajam.“Soal Sisca, dia itu anak kamu jadi urus saja dia sendiri, lagipula sekarang Adeo Pattinama berada di dalam penjara dan sudah tak bisa melakukan apapun seperti yang sudah kamu katakan tadi.”Gamal membalik ucapan Lola, yang membuat wanita itu kian kesal karena ucapannya malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.“Jangan bebankan Sisca pada Mala, meski Sisca dan istriku saudara satu ayah bukan berarti dia harus mengambil alih semua tanggung jawab tentang Sisca.”Lola dan Sherly terdiam mereka tampak sangat geram karena telah dikalahkan oleh Gamal yang terus membelaku tanpa jeda.Pada akhirnya tak ada lagi yang bisa mereka lakukan lagi kecuali berbalik pergi bersama Sisca yang kemud

DMCA.com Protection Status