#Dilan Mobil kutepikan di dekat rumah kosong, karena di situ satu-satunya tempat yang bisa dipakai untuk memarkirkan kendaraan roda empat. Aku terus saja memperhatikan wajah Kanaya yang terlihat pias serta ketakutan. Mencoba menenangkan dia, namun dia terus saja meracau, mungkin bayangan kelam di masa lalunya kembali menghantui pikiran. “Nay, kenapa? Ada apa?” Kucoba mendekat, tetapi dia malah bertambah ketakutan. “Kanaya, Sayang. Astaga! Kamu kenapa?” Meraih tangan perempuan berhijab ungu itu, dan lagi-lagi dia memekik ketakutan. “Jangan sentuh, lepas, sakit, ampun!!” Dia malah berlari ke jalan raya, menerobos para pengendara yang sedang lalu lalang hingga sebuah minibus menabraknya dan tubuh wanita yang teramat kucinta itu terpental beberapa meter. “KANAYA ... ALLAHU AKBAR!” teriakku sambil berlari menghampiri dan segera kubopong tubuhnya yang sudah berlumuran darah. “Tolong bantu saya mengemudi. Antar sa
Read more