Share

Bendera Kuning

“Enggak, Dok. Saya tidak kepengen apa-apa. Saya makan yang ada saja.”

Buru-buru mengambil piring, menyendok nasi lalu menyantapnya setelah membaca doa.

Dokter Ibrahim tersenyum melihat aku makan dengan lahap sampai menjilati sisa-sisa makanan yang tertinggal di jari-jari.

“Kalau lapar jangan ditahan-tahan, Nay. Kamu sendang hamil dan butuh asupan gizi yang banyak. Kalau kepengen sesuatu juga jangan segan meminta sama saya. Insya Allah saya belikan.”

Aku menertibkan senyuman, mencoba menghilangkan kecanggungan yang sedang aku rasakan.

“Terima kasih, Dokter.”

“Kembali kasih. Sudah, makan lagi yang banyak!”

“Dok, sepertinya besok saya akan pulang ke rumah orang tua saya.”

Mata si pemilik rahang tegas itu membola. Dia menghentikan aktivitas menyantap kue nastar dan menatap wajahku sekilas.

“Ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu mau pergi dari rumah ini, Nay? Apa diantara kami ada yang menyakiti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status