Home / Urban / Jenderal Naga / Chapter 841 - Chapter 850

All Chapters of Jenderal Naga: Chapter 841 - Chapter 850

2062 Chapters

Bab 841

Manusia memiliki sifat gila yang sulit dimiliki, apalagi orang yang ingin sekali bertahan hidup. Ketika dihadapkan dengan pilihan hidup dan mati, maka orang itu akan semakin nekat. Teuku merupakan salah satu contohnya.Dia tahu dia sudah akan mati, tetapi Teuku masih ingin bertahan hidup. Dia datang dengan pasukannya dan tidak menimbun bom di sekitar Tera Pallace. Pemuda itu bangkit dan berseru,“Aku ingin hidup! Siapa yang mau nyawaku, maka aku mau dia mati dengan menghalalkan segala cara!”Raja yang duduk di sofa hanya diam dan tidak bergerak. Shadow juga diam di tempat dan hanya berdiri di samping sambil memperhatikan keadaan.“Pak Taka terlalu keterlaluan. Dia mau menyelesaikan rencana ratusan tahun yang lalu, tetapi orang lain nggak ada yang setuju. Sekarang setelah masalahnya gagal, dan kamu yang merupakan eksekutornya justru nggak bisa mendapatkan pembelaan dari dia. Kamu jangan bersikap keras kepala.”“Bagus! Bagus sekali!” Teuku tertawa dan melanjutkan ucapannya, “Kalau begitu
Read more

Bab 842

“Baik.”Paul mengangguk dan berkata, “Berangkat menuju pengadilan!” Mobil sudah dipersiapkan di bagian cabang pangkalan. Seribu pasukan naik ke dalam mobil dan berangkat untuk mengambil Pedang Penghakiman.Pengadilan Diwangsa merupakan tempat di mana para hakim tertinggi di Someria. Beberapa waktu yang lalu, Chandra diadili di tempat ini. Lelaki itu juga dibuat sedikit linglung ketika datang ke tempat ini lagi.Dia berdiri di depan pengadilan dan menatap Pedang Penghakiman yang ada di depannya. Di belakangnya ada seorang lelaki berusia 40 tahun yang mengikuti. Dia adalah seorang pengacara besar yang bertanggung jawab atas Pengadilan ini.Chandra datang dan mengeluarkan perintah Raja. Oleh karena itu, lelaki tersebut tidak berani menolak permintaannya. Chandra melangkah menuju ke arah Pedang Penghakiman dan menatap pedang yang sudah berusia ribuan tahun itu. Pedang tersebut sudah dianggap mewakili hukuman tertinggi di Someria.Dengan suara pelan dia berkata, “Aku pernah bilang, cepat a
Read more

Bab 843

Setelah tahu kalau Teuku dijemput oleh anak buah dari keluarga Nantaboga, Chandra langsung membawa Pasukan Naga Hitam menuju kediaman keluarga Nantaboga. Tujuannya hanya satu, yaitu menangkap Teuku. Dia akan menggunakan Pedang Penghakiman yang ada di tangannya untuk membunuh lelaki itu. setelah berhasil membunuh Teuku, dia akan membongkar bukti yang ada di tangannya.***Terdapat rumah tua di Kota Diwangsa, rumah itu memiliki banyak sejarah. Bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut merupakan material pilihan yang bagus. Tembok yang mengelilingi rumah itu setinggi tiga meter dan dicat warna merah.Di ruang tamu rumah tersebut tampak penatua dari keluarga Nantaboga, Karim yang tengah merokok. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam dan mengembuskan asap tebal dari mulutnya. Teuku duduk di sampingnya dalam diam seperti seorang anak kecil yang baru saja selesai melakukan kesalahan.Plak!Karim memukul meja di depannya hingga air dalam gelas yang ada di atas meja menyembur keluar. Ai
Read more

Bab 844

“Aku menjalankan perintah untuk menangkap orang.”“Perintah? Perintah dari siapa?” tanya Karim.Chandra tahu kemampuan Empat Keluarga Kuno sangat besar, tetapi dia tidak akan mundur. Chandra mengangkat Pedang Penghakiman yang ada di tangannya dan berseru, “Perintah dari semua orang di bumi ini, perintah dari seluruh warga Someria! Selama ini Teuku sudah membuat banyak kejahatan dan pantas dihukum!”“Aku memanggil Kakek dengan sebutan ‘Kakek’, aku harap Kakek jangan menghalangiku menangkap orang. Jika tidak ….”“Kenapa?”Chandra menjatuhkan perintah, “Siapa yang berani menghalangi, tangkap mereka juga!”“Kurang ajar!” marah Karim dengan wajah memerah. Keempat perempuan yang ada di belakang lelaki itu juga ikut berdiri dan menghalangi Chandra. Mereka menatapnya dengan dingin.“Beneran mau menghalangiku?”“Tangkap dia!” perintah Karim.“Tangkap semuanya!” Chandra sedikit mundur beberapa langkah.Pasukan Naga Hitam yang ada di belakangnya maju beberapa langkah sambil mengangkat pistol ke a
Read more

Bab 845

Empat orang dengan mengenakan pakaian hitam itu menahan Karim. Chandra tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya. Begitu Karim tersadar dengan situasinya, maka akan sulit baginya untuk membunuh Teuku.“Masuk! Geledah!”Dia membawa Pedang Penghakiman untuk masuk ke dalam rumah. Keempat perempuan tadi sudah terluka dan cukup parah. Mereka tergeletak di lantai dan sulit untuk bangkit. Para pengawal keluarga Nantaboga menatap para Pasukan Naga Hitam yang berseragam lengkap dengan sorot ketakutan.Mereka tahu kalau menghalangi para pasukan tersebut, maka Pasukan Naga Hitam akan menembak mereka. Di waktu seperti ini sebaiknya mereka tidak perlu mengambil risiko karena nyawa jauh lebih penting.Di dalam sebuah kamar, Teuku sedang istirahat di kamarnya. Dia tahu apa yang terjadi di luar sana dan tahu kalau Chandra sudah datang bersama dengan Pasukan Naga Hitam. Akan tetapi Teuku tidak terlihat khawatir sama sekali.Ini adalah kediaman keluarga Nantaboga. Meski bukan pusatnya, ada sosok Karim ya
Read more

Bab 846

Darah segar beterbangan ke mana-mana. Kedua mata Teuku terbelalak lebar disertai ekspresi seolah tidak percaya bahwa Chandra berani menyerang.“Kamu …! Chandra, nggak akan kuampuni kamu!” seru Teuku dengan penuh amarah. “Hahaha … kamu berani bunuh aku di hadapan keluarga Nantaboga? Kalau aku mati, hidupmu juga nggak bakal lama lag. Kutunggu kamu di neraka.”Chandra menghunuskan pedangnya. Luka yang bersarang di tubuh Teuku mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Setelah menghunuskan pedangnya, Chandra mencabut pistol dan menembak beberapa kali ke arah Teuku.Teuku yang sudah terkapar tak berdaya di genangan darahnya sendiri perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya. Akhirnya, sumber dari segala bencana tewas juga. Akan tetapi, Chandra tidak tahu akan seperti apa situasi di Diwangsa nanti setelah Teuku mati.“Bawa mayatnya pergi, besok pagi umumkan ke seluruh negeri apa saja kejahatan yang sudah Teuku perbuat,” perintah Chandra.Ketika Chandra baru saja keluar dari ruangan itu, t
Read more

Bab 847

Teuku sudah tiada. Chandra tidak memberikan kesempatan sedikit pun padanya dan langsung membunuhnya telak dengan Pedang Penghakiman yang ada di tangan. Chandra tahu apabila dia menangkap Teuku dalam keadaan hidup dan memberikan hukuman terlebih dahulu sebelum dihabisi, besar kemungkinan dia akan melarikan diri dengan bermodalkan kedudukannya yang tinggi serta keluarga Nantaboga yang siap membantu.Membunuh Teuku tentu akan mendatangkan masalah besar ke depannya. Chandra tidak mengira ternyata keluarga Nantaboga begitu berani menghalanginya. Bahkan mereka juga tidak segan untuk menyerang Pasukan Naga Hitam yang jelas sudah melanggar hukum.Pasukan Naga Hitam membawa jasad Teuku ke sebuah pangkalan militer yang ada di ibu kota. Chandra turun tangan sendiri untuk memeriksa luka-luka yang diderita oleh anggota pasukannya. Dia mendapati kebanyakan hanya menderita luka dalam akibat guncangan. Cukup istirahat sebentar saja maka mereka semua sudah pulih kembali tanpa perlu khawatir akan memba
Read more

Bab 848

“Aku nggak tahu Istana Raja Langit yang kamu sebut-sebut itu sebenarnya siapa? Aku juga nggak pernah dengar kalau di Someria ataupun di belahan dunia mana pun ada satu kelompok yang namanya Istana Raja Langit.”Chandra jadi makin heran mendengar jawaban dari Raja. Kalau mereka bukan pasukan yang Raja kerahkan, maka apa tujuan mereka membantu Chandra tadi, dan mengapa pula mereka membunuh Teuku?Raja pun lantas bertanya kepada Shadow, “Wawasan kamu kan luas. Kamu tahu siapa mereka?”“Aku juga belum pernah dengar,” jawab Shadow sembari menggelengkan kepala.Tujuan Chandra datang emari adalah untuk mencari tahu kebenaranya tentang apa atau siapa itu Istana Raja Langit, tapi tampaknya Raja pun tidak tahu. Berada di pihak siapakah Istana Raja Langit ini?“Teuku sudah mati, tapi ke depannya masih ada banyak hal yang perlu diurus. Kamu istirahatlah dulu. Besok pagi kita akan umumkan apa yang terjadi malam ini. Habis itu kita umuman juga kejahatan apa saja yang sudah Teuku perbuat. Dan juga, p
Read more

Bab 849

Malam itu Chandra berniat untuk tidur di area pangkalan militer. Meja yang ada di kamarnya sudah disediakan makanan dan minuman. Chandra dan Paul masing-masing memegang gelas yang sudah terisi dengan arak.“Kak Chandra, Teuku sudah mati, akhirnya Diwangsa damai juga.”“Dama? Justru menurutku ini baru permulaan dari kekacauan yang lebih besar lagi,” jawab Chandra.“Kenapa begitu?”“Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Ayo minum.”Di saat yang sama di sebuah hotel di Diwangsa, tepatnya di sebuah kamar presidential suite, seorang gadis berambut hitam panjang sedang menatap seorang pria tua yang ada di depannya.“Kek, kenapa harus pakai topeng segala? Kalau begitu Chandra jadi nggak tahu siapa yang nolong dia,” kata Nova.Robi sedang memegang sebuah tasbih di tangan dan terus memutar tasbihnya. “Pakai topeng itu supaya orang lain nggak tahu siapa identitas kita, dan biar mereka juga nggak tahu siapa itu Istana Raja Langit.”“Baiklah. Jadi, sekarang apa lagi yang harus kita lakukan?” tanya No
Read more

Bab 850

Para wartawan ini ada yang dari dalam negeri, dan ada pula yang berasal dari luar negeri.Konferensi pers langsung dimulai begitu Paul muncul. Dalam konferensi tersebut, Paul dengan singkat menjelaskan apa saja yang terjadi kemarin malam.“Selama ini Pasukan Naga Hitam terus menginvestigasi Teuku selaku panglima Pasukan Api Merah secara diam-diam. Melalui investigasi ini, bukti menunjukkan bahwa Teuku telah melakukan beberapa kejahatan berat. Pasukan Naga Hitam berhasil menangkap Teuku, tapi Teuku melukai anggota Pasukan Naga Hitam dan meninggal akibat terkena tembakan.”Semua orang hanya tahu hari ini akan diadakan pengumuman besar, tapi mereka tidak mengira kalau ternyata ini adalah tentang kematian Teuku. Pernyataan dari Paul jelas membuat semua orang syok, dan salah satu pejabat pun bertanya, “Teuku memang bersalah, tapi Pasukan Naga Hitam tidak berhak mengadili Teuku. Siapa yang memberikan hak pada kalian untuk menjatuhkan hukuman? Teuku itu ketua dari Lima Jenderal. Butuh diskusi
Read more
PREV
1
...
8384858687
...
207
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status