Empat orang dengan mengenakan pakaian hitam itu menahan Karim. Chandra tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya. Begitu Karim tersadar dengan situasinya, maka akan sulit baginya untuk membunuh Teuku.“Masuk! Geledah!”Dia membawa Pedang Penghakiman untuk masuk ke dalam rumah. Keempat perempuan tadi sudah terluka dan cukup parah. Mereka tergeletak di lantai dan sulit untuk bangkit. Para pengawal keluarga Nantaboga menatap para Pasukan Naga Hitam yang berseragam lengkap dengan sorot ketakutan.Mereka tahu kalau menghalangi para pasukan tersebut, maka Pasukan Naga Hitam akan menembak mereka. Di waktu seperti ini sebaiknya mereka tidak perlu mengambil risiko karena nyawa jauh lebih penting.Di dalam sebuah kamar, Teuku sedang istirahat di kamarnya. Dia tahu apa yang terjadi di luar sana dan tahu kalau Chandra sudah datang bersama dengan Pasukan Naga Hitam. Akan tetapi Teuku tidak terlihat khawatir sama sekali.Ini adalah kediaman keluarga Nantaboga. Meski bukan pusatnya, ada sosok Karim ya
Darah segar beterbangan ke mana-mana. Kedua mata Teuku terbelalak lebar disertai ekspresi seolah tidak percaya bahwa Chandra berani menyerang.“Kamu …! Chandra, nggak akan kuampuni kamu!” seru Teuku dengan penuh amarah. “Hahaha … kamu berani bunuh aku di hadapan keluarga Nantaboga? Kalau aku mati, hidupmu juga nggak bakal lama lag. Kutunggu kamu di neraka.”Chandra menghunuskan pedangnya. Luka yang bersarang di tubuh Teuku mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Setelah menghunuskan pedangnya, Chandra mencabut pistol dan menembak beberapa kali ke arah Teuku.Teuku yang sudah terkapar tak berdaya di genangan darahnya sendiri perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya. Akhirnya, sumber dari segala bencana tewas juga. Akan tetapi, Chandra tidak tahu akan seperti apa situasi di Diwangsa nanti setelah Teuku mati.“Bawa mayatnya pergi, besok pagi umumkan ke seluruh negeri apa saja kejahatan yang sudah Teuku perbuat,” perintah Chandra.Ketika Chandra baru saja keluar dari ruangan itu, t
Teuku sudah tiada. Chandra tidak memberikan kesempatan sedikit pun padanya dan langsung membunuhnya telak dengan Pedang Penghakiman yang ada di tangan. Chandra tahu apabila dia menangkap Teuku dalam keadaan hidup dan memberikan hukuman terlebih dahulu sebelum dihabisi, besar kemungkinan dia akan melarikan diri dengan bermodalkan kedudukannya yang tinggi serta keluarga Nantaboga yang siap membantu.Membunuh Teuku tentu akan mendatangkan masalah besar ke depannya. Chandra tidak mengira ternyata keluarga Nantaboga begitu berani menghalanginya. Bahkan mereka juga tidak segan untuk menyerang Pasukan Naga Hitam yang jelas sudah melanggar hukum.Pasukan Naga Hitam membawa jasad Teuku ke sebuah pangkalan militer yang ada di ibu kota. Chandra turun tangan sendiri untuk memeriksa luka-luka yang diderita oleh anggota pasukannya. Dia mendapati kebanyakan hanya menderita luka dalam akibat guncangan. Cukup istirahat sebentar saja maka mereka semua sudah pulih kembali tanpa perlu khawatir akan memba
“Aku nggak tahu Istana Raja Langit yang kamu sebut-sebut itu sebenarnya siapa? Aku juga nggak pernah dengar kalau di Someria ataupun di belahan dunia mana pun ada satu kelompok yang namanya Istana Raja Langit.”Chandra jadi makin heran mendengar jawaban dari Raja. Kalau mereka bukan pasukan yang Raja kerahkan, maka apa tujuan mereka membantu Chandra tadi, dan mengapa pula mereka membunuh Teuku?Raja pun lantas bertanya kepada Shadow, “Wawasan kamu kan luas. Kamu tahu siapa mereka?”“Aku juga belum pernah dengar,” jawab Shadow sembari menggelengkan kepala.Tujuan Chandra datang emari adalah untuk mencari tahu kebenaranya tentang apa atau siapa itu Istana Raja Langit, tapi tampaknya Raja pun tidak tahu. Berada di pihak siapakah Istana Raja Langit ini?“Teuku sudah mati, tapi ke depannya masih ada banyak hal yang perlu diurus. Kamu istirahatlah dulu. Besok pagi kita akan umumkan apa yang terjadi malam ini. Habis itu kita umuman juga kejahatan apa saja yang sudah Teuku perbuat. Dan juga, p
Malam itu Chandra berniat untuk tidur di area pangkalan militer. Meja yang ada di kamarnya sudah disediakan makanan dan minuman. Chandra dan Paul masing-masing memegang gelas yang sudah terisi dengan arak.“Kak Chandra, Teuku sudah mati, akhirnya Diwangsa damai juga.”“Dama? Justru menurutku ini baru permulaan dari kekacauan yang lebih besar lagi,” jawab Chandra.“Kenapa begitu?”“Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Ayo minum.”Di saat yang sama di sebuah hotel di Diwangsa, tepatnya di sebuah kamar presidential suite, seorang gadis berambut hitam panjang sedang menatap seorang pria tua yang ada di depannya.“Kek, kenapa harus pakai topeng segala? Kalau begitu Chandra jadi nggak tahu siapa yang nolong dia,” kata Nova.Robi sedang memegang sebuah tasbih di tangan dan terus memutar tasbihnya. “Pakai topeng itu supaya orang lain nggak tahu siapa identitas kita, dan biar mereka juga nggak tahu siapa itu Istana Raja Langit.”“Baiklah. Jadi, sekarang apa lagi yang harus kita lakukan?” tanya No
Para wartawan ini ada yang dari dalam negeri, dan ada pula yang berasal dari luar negeri.Konferensi pers langsung dimulai begitu Paul muncul. Dalam konferensi tersebut, Paul dengan singkat menjelaskan apa saja yang terjadi kemarin malam.“Selama ini Pasukan Naga Hitam terus menginvestigasi Teuku selaku panglima Pasukan Api Merah secara diam-diam. Melalui investigasi ini, bukti menunjukkan bahwa Teuku telah melakukan beberapa kejahatan berat. Pasukan Naga Hitam berhasil menangkap Teuku, tapi Teuku melukai anggota Pasukan Naga Hitam dan meninggal akibat terkena tembakan.”Semua orang hanya tahu hari ini akan diadakan pengumuman besar, tapi mereka tidak mengira kalau ternyata ini adalah tentang kematian Teuku. Pernyataan dari Paul jelas membuat semua orang syok, dan salah satu pejabat pun bertanya, “Teuku memang bersalah, tapi Pasukan Naga Hitam tidak berhak mengadili Teuku. Siapa yang memberikan hak pada kalian untuk menjatuhkan hukuman? Teuku itu ketua dari Lima Jenderal. Butuh diskusi
Keluarga Nantaboga adalah salah satu dari Empat Keluarga Kuno yang berakar dari Raja Januar ribuan tahun yang lalu. Leluhur mereka dulunya adalah pengabdi setia Raja Januar. Sejak dulu kala, keluarga Nantaboga adalah keluarga yang menjunjung tinggi ilmu bela diri dalam keturunan mereka. Semua anggota keluarga Nantaboga menguasai bela diri, tapi tetap harus melihat bakat dari setiap individu, dan tidak semua dari mereka bisa menjadi ahli bela diri yang unggul. Teuku merupakan contoh dari anak didik keluarga Nantaboga yang kurang berbakat. Teuku tidak memiliki bakat dalam bela diri meskipun dia terlahir di keluarga Nantaboga.Storms Legion adalah pengabdi setia keluarga Nantaboga yang terdiri dari anak yatim piatu dari berbagai dunia, yang telah mendapatkan didikan dari usia muda. Storms Legion terdiri dari empat orang yang levelnya sudah setara dengan ahli bela diri di tingkat alam ketiga. Begitu mendapatkan mandat dari ketuanya, Karim pun memimpin Storms Legion untuk menangkap Chandra.
Chandra berusaha bangkit kembali dengan perasaan terkejutnya. Dia sungguh tidak mengira seorang wanita yang terlihat biasa saja ternyata sekuat itu.Storms Legions terdiri dari empat anggota yang masing-masing bernama Wind, Rain, Thunder, dan Lightning. Wanita ini adalah Rain.“Boleh juga kamu, masih bisa berdiri setelah nerima seranganku. Tapi, serangan tadi itu cuma 30% dari kekuatan asliku. Serangan yang berikutnya bakal kukerahkan 50%. coba kita lihat apa masih bisa bertahan,” ujar Rain seraya membentangkan tangannya yang kurus itu dan bersiap untuk melakukan serangan berikutnya.Chandra juga mengepal erat tinjunya dan beradu pukulan dengannya. Chandra merasakan aliran tenaga yang sangat besar mengalir ke sekujur tubuhnya dan membuat lengannya kesemutan. Darah dan aliran energi di tubuhnya terasa bergejolak tak karuan, kemudian tenggorokannya terasa panas dan lagi-lagi Chandra muntah darah. Tubuhnya pun terpental lagi, tapi kali ini dia tidak bisa bangkit kembali. Para tentara yang
Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah
Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena
Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan
Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan
Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus
Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu
“Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali
Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d
Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di