Share

Bab 841

Author: Angin
Manusia memiliki sifat gila yang sulit dimiliki, apalagi orang yang ingin sekali bertahan hidup. Ketika dihadapkan dengan pilihan hidup dan mati, maka orang itu akan semakin nekat. Teuku merupakan salah satu contohnya.

Dia tahu dia sudah akan mati, tetapi Teuku masih ingin bertahan hidup. Dia datang dengan pasukannya dan tidak menimbun bom di sekitar Tera Pallace. Pemuda itu bangkit dan berseru,

“Aku ingin hidup! Siapa yang mau nyawaku, maka aku mau dia mati dengan menghalalkan segala cara!”

Raja yang duduk di sofa hanya diam dan tidak bergerak. Shadow juga diam di tempat dan hanya berdiri di samping sambil memperhatikan keadaan.

“Pak Taka terlalu keterlaluan. Dia mau menyelesaikan rencana ratusan tahun yang lalu, tetapi orang lain nggak ada yang setuju. Sekarang setelah masalahnya gagal, dan kamu yang merupakan eksekutornya justru nggak bisa mendapatkan pembelaan dari dia. Kamu jangan bersikap keras kepala.”

“Bagus! Bagus sekali!” Teuku tertawa dan melanjutkan ucapannya, “Kalau begitu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jenderal Naga   Bab 842

    “Baik.”Paul mengangguk dan berkata, “Berangkat menuju pengadilan!” Mobil sudah dipersiapkan di bagian cabang pangkalan. Seribu pasukan naik ke dalam mobil dan berangkat untuk mengambil Pedang Penghakiman.Pengadilan Diwangsa merupakan tempat di mana para hakim tertinggi di Someria. Beberapa waktu yang lalu, Chandra diadili di tempat ini. Lelaki itu juga dibuat sedikit linglung ketika datang ke tempat ini lagi.Dia berdiri di depan pengadilan dan menatap Pedang Penghakiman yang ada di depannya. Di belakangnya ada seorang lelaki berusia 40 tahun yang mengikuti. Dia adalah seorang pengacara besar yang bertanggung jawab atas Pengadilan ini.Chandra datang dan mengeluarkan perintah Raja. Oleh karena itu, lelaki tersebut tidak berani menolak permintaannya. Chandra melangkah menuju ke arah Pedang Penghakiman dan menatap pedang yang sudah berusia ribuan tahun itu. Pedang tersebut sudah dianggap mewakili hukuman tertinggi di Someria.Dengan suara pelan dia berkata, “Aku pernah bilang, cepat a

  • Jenderal Naga   Bab 843

    Setelah tahu kalau Teuku dijemput oleh anak buah dari keluarga Nantaboga, Chandra langsung membawa Pasukan Naga Hitam menuju kediaman keluarga Nantaboga. Tujuannya hanya satu, yaitu menangkap Teuku. Dia akan menggunakan Pedang Penghakiman yang ada di tangannya untuk membunuh lelaki itu. setelah berhasil membunuh Teuku, dia akan membongkar bukti yang ada di tangannya.***Terdapat rumah tua di Kota Diwangsa, rumah itu memiliki banyak sejarah. Bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut merupakan material pilihan yang bagus. Tembok yang mengelilingi rumah itu setinggi tiga meter dan dicat warna merah.Di ruang tamu rumah tersebut tampak penatua dari keluarga Nantaboga, Karim yang tengah merokok. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam dan mengembuskan asap tebal dari mulutnya. Teuku duduk di sampingnya dalam diam seperti seorang anak kecil yang baru saja selesai melakukan kesalahan.Plak!Karim memukul meja di depannya hingga air dalam gelas yang ada di atas meja menyembur keluar. Ai

  • Jenderal Naga   Bab 844

    “Aku menjalankan perintah untuk menangkap orang.”“Perintah? Perintah dari siapa?” tanya Karim.Chandra tahu kemampuan Empat Keluarga Kuno sangat besar, tetapi dia tidak akan mundur. Chandra mengangkat Pedang Penghakiman yang ada di tangannya dan berseru, “Perintah dari semua orang di bumi ini, perintah dari seluruh warga Someria! Selama ini Teuku sudah membuat banyak kejahatan dan pantas dihukum!”“Aku memanggil Kakek dengan sebutan ‘Kakek’, aku harap Kakek jangan menghalangiku menangkap orang. Jika tidak ….”“Kenapa?”Chandra menjatuhkan perintah, “Siapa yang berani menghalangi, tangkap mereka juga!”“Kurang ajar!” marah Karim dengan wajah memerah. Keempat perempuan yang ada di belakang lelaki itu juga ikut berdiri dan menghalangi Chandra. Mereka menatapnya dengan dingin.“Beneran mau menghalangiku?”“Tangkap dia!” perintah Karim.“Tangkap semuanya!” Chandra sedikit mundur beberapa langkah.Pasukan Naga Hitam yang ada di belakangnya maju beberapa langkah sambil mengangkat pistol ke a

  • Jenderal Naga   Bab 845

    Empat orang dengan mengenakan pakaian hitam itu menahan Karim. Chandra tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya. Begitu Karim tersadar dengan situasinya, maka akan sulit baginya untuk membunuh Teuku.“Masuk! Geledah!”Dia membawa Pedang Penghakiman untuk masuk ke dalam rumah. Keempat perempuan tadi sudah terluka dan cukup parah. Mereka tergeletak di lantai dan sulit untuk bangkit. Para pengawal keluarga Nantaboga menatap para Pasukan Naga Hitam yang berseragam lengkap dengan sorot ketakutan.Mereka tahu kalau menghalangi para pasukan tersebut, maka Pasukan Naga Hitam akan menembak mereka. Di waktu seperti ini sebaiknya mereka tidak perlu mengambil risiko karena nyawa jauh lebih penting.Di dalam sebuah kamar, Teuku sedang istirahat di kamarnya. Dia tahu apa yang terjadi di luar sana dan tahu kalau Chandra sudah datang bersama dengan Pasukan Naga Hitam. Akan tetapi Teuku tidak terlihat khawatir sama sekali.Ini adalah kediaman keluarga Nantaboga. Meski bukan pusatnya, ada sosok Karim ya

  • Jenderal Naga   Bab 846

    Darah segar beterbangan ke mana-mana. Kedua mata Teuku terbelalak lebar disertai ekspresi seolah tidak percaya bahwa Chandra berani menyerang.“Kamu …! Chandra, nggak akan kuampuni kamu!” seru Teuku dengan penuh amarah. “Hahaha … kamu berani bunuh aku di hadapan keluarga Nantaboga? Kalau aku mati, hidupmu juga nggak bakal lama lag. Kutunggu kamu di neraka.”Chandra menghunuskan pedangnya. Luka yang bersarang di tubuh Teuku mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Setelah menghunuskan pedangnya, Chandra mencabut pistol dan menembak beberapa kali ke arah Teuku.Teuku yang sudah terkapar tak berdaya di genangan darahnya sendiri perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya. Akhirnya, sumber dari segala bencana tewas juga. Akan tetapi, Chandra tidak tahu akan seperti apa situasi di Diwangsa nanti setelah Teuku mati.“Bawa mayatnya pergi, besok pagi umumkan ke seluruh negeri apa saja kejahatan yang sudah Teuku perbuat,” perintah Chandra.Ketika Chandra baru saja keluar dari ruangan itu, t

  • Jenderal Naga   Bab 847

    Teuku sudah tiada. Chandra tidak memberikan kesempatan sedikit pun padanya dan langsung membunuhnya telak dengan Pedang Penghakiman yang ada di tangan. Chandra tahu apabila dia menangkap Teuku dalam keadaan hidup dan memberikan hukuman terlebih dahulu sebelum dihabisi, besar kemungkinan dia akan melarikan diri dengan bermodalkan kedudukannya yang tinggi serta keluarga Nantaboga yang siap membantu.Membunuh Teuku tentu akan mendatangkan masalah besar ke depannya. Chandra tidak mengira ternyata keluarga Nantaboga begitu berani menghalanginya. Bahkan mereka juga tidak segan untuk menyerang Pasukan Naga Hitam yang jelas sudah melanggar hukum.Pasukan Naga Hitam membawa jasad Teuku ke sebuah pangkalan militer yang ada di ibu kota. Chandra turun tangan sendiri untuk memeriksa luka-luka yang diderita oleh anggota pasukannya. Dia mendapati kebanyakan hanya menderita luka dalam akibat guncangan. Cukup istirahat sebentar saja maka mereka semua sudah pulih kembali tanpa perlu khawatir akan memba

  • Jenderal Naga   Bab 848

    “Aku nggak tahu Istana Raja Langit yang kamu sebut-sebut itu sebenarnya siapa? Aku juga nggak pernah dengar kalau di Someria ataupun di belahan dunia mana pun ada satu kelompok yang namanya Istana Raja Langit.”Chandra jadi makin heran mendengar jawaban dari Raja. Kalau mereka bukan pasukan yang Raja kerahkan, maka apa tujuan mereka membantu Chandra tadi, dan mengapa pula mereka membunuh Teuku?Raja pun lantas bertanya kepada Shadow, “Wawasan kamu kan luas. Kamu tahu siapa mereka?”“Aku juga belum pernah dengar,” jawab Shadow sembari menggelengkan kepala.Tujuan Chandra datang emari adalah untuk mencari tahu kebenaranya tentang apa atau siapa itu Istana Raja Langit, tapi tampaknya Raja pun tidak tahu. Berada di pihak siapakah Istana Raja Langit ini?“Teuku sudah mati, tapi ke depannya masih ada banyak hal yang perlu diurus. Kamu istirahatlah dulu. Besok pagi kita akan umumkan apa yang terjadi malam ini. Habis itu kita umuman juga kejahatan apa saja yang sudah Teuku perbuat. Dan juga, p

  • Jenderal Naga   Bab 849

    Malam itu Chandra berniat untuk tidur di area pangkalan militer. Meja yang ada di kamarnya sudah disediakan makanan dan minuman. Chandra dan Paul masing-masing memegang gelas yang sudah terisi dengan arak.“Kak Chandra, Teuku sudah mati, akhirnya Diwangsa damai juga.”“Dama? Justru menurutku ini baru permulaan dari kekacauan yang lebih besar lagi,” jawab Chandra.“Kenapa begitu?”“Sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Ayo minum.”Di saat yang sama di sebuah hotel di Diwangsa, tepatnya di sebuah kamar presidential suite, seorang gadis berambut hitam panjang sedang menatap seorang pria tua yang ada di depannya.“Kek, kenapa harus pakai topeng segala? Kalau begitu Chandra jadi nggak tahu siapa yang nolong dia,” kata Nova.Robi sedang memegang sebuah tasbih di tangan dan terus memutar tasbihnya. “Pakai topeng itu supaya orang lain nggak tahu siapa identitas kita, dan biar mereka juga nggak tahu siapa itu Istana Raja Langit.”“Baiklah. Jadi, sekarang apa lagi yang harus kita lakukan?” tanya No

Latest chapter

  • Jenderal Naga   Bab 2147

    Tubuh Morga jatuh dengan keras di atas tanah dan membentuk reruntuhan. Di sisi lain, Chandra berdiri dengan gagahnya di atas langit. Tidak lama kemudian, seorang laki-laki tua yang berlumuran darah merangkak keluar dari reruntuhan. Dia adalah Morga. Langkah melawan surga sungguh mengerikan. Jurus ini menggunakan kekuatan bumi dan langit untuk menekan dan menginjak-injak lawannya. Bahkan Morga yang sudah berada di tingkat ketiga Alam Keabadian tetap saja tidak bisa menahan tekanan tersebut dan membuatnya terluka cukup parah setelah tubuhnya terinjak-injak oleh langit dan bumi. Dia berjuang untuk bangkit lalu menatap Chandra dan berseru, “Kamu harus mati!”Morga mengeluarkan jurus rahasianya. Aura di tubuhnya seketika meningkat. Bahkan tingkat kekuatannya tiba-tiba saja meningkat ke tingkat keempat Alam Kesucian dengan bantuan jurusnya tersebut. Sekarang, aura kekuatannya jauh lebih menakutkan dari sebelumnya. “Mati kamu!” serunya dengan ganas. Sebilah pedang tiba-tiba muncul di tang

  • Jenderal Naga   Bab 2146

    Di sebuah pegunungan yang berada di luar Kota Freely. Morga muncul di depan Chandra dan menghalangi jalannya. Chandra berbalik dan berusaha melarikan diri. Namun, Cendekia berhasil mengejarnya dan menghalangi jalannya. Kedua orang itu menyerang Chandra dari depan dan belakang. Namun, Chandra tetap tenang dalam menghadapi kedua prajurit kuat itu. “Anak muda, aku minta padamu sekali lagi agar kamu memberikan harta karun itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu itu utuh,” ujar Morga dingin. “Huh!”Chandra justru mencibir. Kemudian Chandra mulai mengaktifkan jurus langkah melawan langit. Energi sejati yang sangat kuat muncul dari lautan energi di setiap titik akupunkturnya. Energi sejati yang tidak terhitung jumlahnya berkumpul menjadi satu dan membuat aura tubuh Chandra meningkat pesat. Kemudian energi sejatinya mulai menghancurkan tulang punggungnya. Dalam sekejap mata, kekuatan langit dan bumi berkumpul menjadi satu dan membentuk tulang punggung baru. Chandra mulai mel

  • Jenderal Naga   Bab 2145

    Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter

  • Jenderal Naga   Bab 2144

    Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te

  • Jenderal Naga   Bab 2143

    Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud

  • Jenderal Naga   Bab 2142

    Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka

  • Jenderal Naga   Bab 2141

    Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a

  • Jenderal Naga   Bab 2140

    Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa

  • Jenderal Naga   Bab 2139

    Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status