Share

Bab 840

Penulis: Angin
Dia mengangguk dan berkata, “Yang penting Chandra datang. Yang namanya perubahan harus ada pengorbanan.” Shadow tidak berbicara lagi. Raja sendiri juga tidak bicara, dia fokus melihat papan caturnya.

Di luar, pasukan besar para tentara tengah menyerang. Sebagian Pasukan Api Merah dengan seragam lengkap turun dari mobil dan mengepung Tera Pallace. Di sana ada prajurit penjaga yang merupakan pengawal istana serta pengawal pribadi Raja.

Pasukan Api Merah mendekat bersamaan dengan seorang pemuda yang berjalan keluar sambil berkata dengan suara dingin, “Mau apa? Nggak tahu ini tempat apa? Siapa pun nggak ada yang boleh bawa pistol untuk mendekat. Kamu bagian apa?”

Akan tetapi Pasukan Api Merah tidak berbicara. Mereka hanya mengepung Tera Pallace tanpa ada pergerakan apa pun. Mereka sedang menunggu instruksi selanjutnya dari Teuku. Seorang lelaki berpakaian seragam Api Merah tampak turun dari mobil yang berhenti cukup jauh dari sana.

Seragam tersebut merupakan seragam perang. Terdapat sebuah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 841

    Manusia memiliki sifat gila yang sulit dimiliki, apalagi orang yang ingin sekali bertahan hidup. Ketika dihadapkan dengan pilihan hidup dan mati, maka orang itu akan semakin nekat. Teuku merupakan salah satu contohnya.Dia tahu dia sudah akan mati, tetapi Teuku masih ingin bertahan hidup. Dia datang dengan pasukannya dan tidak menimbun bom di sekitar Tera Pallace. Pemuda itu bangkit dan berseru,“Aku ingin hidup! Siapa yang mau nyawaku, maka aku mau dia mati dengan menghalalkan segala cara!”Raja yang duduk di sofa hanya diam dan tidak bergerak. Shadow juga diam di tempat dan hanya berdiri di samping sambil memperhatikan keadaan.“Pak Taka terlalu keterlaluan. Dia mau menyelesaikan rencana ratusan tahun yang lalu, tetapi orang lain nggak ada yang setuju. Sekarang setelah masalahnya gagal, dan kamu yang merupakan eksekutornya justru nggak bisa mendapatkan pembelaan dari dia. Kamu jangan bersikap keras kepala.”“Bagus! Bagus sekali!” Teuku tertawa dan melanjutkan ucapannya, “Kalau begitu

  • Jenderal Naga   Bab 842

    “Baik.”Paul mengangguk dan berkata, “Berangkat menuju pengadilan!” Mobil sudah dipersiapkan di bagian cabang pangkalan. Seribu pasukan naik ke dalam mobil dan berangkat untuk mengambil Pedang Penghakiman.Pengadilan Diwangsa merupakan tempat di mana para hakim tertinggi di Someria. Beberapa waktu yang lalu, Chandra diadili di tempat ini. Lelaki itu juga dibuat sedikit linglung ketika datang ke tempat ini lagi.Dia berdiri di depan pengadilan dan menatap Pedang Penghakiman yang ada di depannya. Di belakangnya ada seorang lelaki berusia 40 tahun yang mengikuti. Dia adalah seorang pengacara besar yang bertanggung jawab atas Pengadilan ini.Chandra datang dan mengeluarkan perintah Raja. Oleh karena itu, lelaki tersebut tidak berani menolak permintaannya. Chandra melangkah menuju ke arah Pedang Penghakiman dan menatap pedang yang sudah berusia ribuan tahun itu. Pedang tersebut sudah dianggap mewakili hukuman tertinggi di Someria.Dengan suara pelan dia berkata, “Aku pernah bilang, cepat a

  • Jenderal Naga   Bab 843

    Setelah tahu kalau Teuku dijemput oleh anak buah dari keluarga Nantaboga, Chandra langsung membawa Pasukan Naga Hitam menuju kediaman keluarga Nantaboga. Tujuannya hanya satu, yaitu menangkap Teuku. Dia akan menggunakan Pedang Penghakiman yang ada di tangannya untuk membunuh lelaki itu. setelah berhasil membunuh Teuku, dia akan membongkar bukti yang ada di tangannya.***Terdapat rumah tua di Kota Diwangsa, rumah itu memiliki banyak sejarah. Bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut merupakan material pilihan yang bagus. Tembok yang mengelilingi rumah itu setinggi tiga meter dan dicat warna merah.Di ruang tamu rumah tersebut tampak penatua dari keluarga Nantaboga, Karim yang tengah merokok. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam dan mengembuskan asap tebal dari mulutnya. Teuku duduk di sampingnya dalam diam seperti seorang anak kecil yang baru saja selesai melakukan kesalahan.Plak!Karim memukul meja di depannya hingga air dalam gelas yang ada di atas meja menyembur keluar. Ai

  • Jenderal Naga   Bab 844

    “Aku menjalankan perintah untuk menangkap orang.”“Perintah? Perintah dari siapa?” tanya Karim.Chandra tahu kemampuan Empat Keluarga Kuno sangat besar, tetapi dia tidak akan mundur. Chandra mengangkat Pedang Penghakiman yang ada di tangannya dan berseru, “Perintah dari semua orang di bumi ini, perintah dari seluruh warga Someria! Selama ini Teuku sudah membuat banyak kejahatan dan pantas dihukum!”“Aku memanggil Kakek dengan sebutan ‘Kakek’, aku harap Kakek jangan menghalangiku menangkap orang. Jika tidak ….”“Kenapa?”Chandra menjatuhkan perintah, “Siapa yang berani menghalangi, tangkap mereka juga!”“Kurang ajar!” marah Karim dengan wajah memerah. Keempat perempuan yang ada di belakang lelaki itu juga ikut berdiri dan menghalangi Chandra. Mereka menatapnya dengan dingin.“Beneran mau menghalangiku?”“Tangkap dia!” perintah Karim.“Tangkap semuanya!” Chandra sedikit mundur beberapa langkah.Pasukan Naga Hitam yang ada di belakangnya maju beberapa langkah sambil mengangkat pistol ke a

  • Jenderal Naga   Bab 845

    Empat orang dengan mengenakan pakaian hitam itu menahan Karim. Chandra tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya. Begitu Karim tersadar dengan situasinya, maka akan sulit baginya untuk membunuh Teuku.“Masuk! Geledah!”Dia membawa Pedang Penghakiman untuk masuk ke dalam rumah. Keempat perempuan tadi sudah terluka dan cukup parah. Mereka tergeletak di lantai dan sulit untuk bangkit. Para pengawal keluarga Nantaboga menatap para Pasukan Naga Hitam yang berseragam lengkap dengan sorot ketakutan.Mereka tahu kalau menghalangi para pasukan tersebut, maka Pasukan Naga Hitam akan menembak mereka. Di waktu seperti ini sebaiknya mereka tidak perlu mengambil risiko karena nyawa jauh lebih penting.Di dalam sebuah kamar, Teuku sedang istirahat di kamarnya. Dia tahu apa yang terjadi di luar sana dan tahu kalau Chandra sudah datang bersama dengan Pasukan Naga Hitam. Akan tetapi Teuku tidak terlihat khawatir sama sekali.Ini adalah kediaman keluarga Nantaboga. Meski bukan pusatnya, ada sosok Karim ya

  • Jenderal Naga   Bab 846

    Darah segar beterbangan ke mana-mana. Kedua mata Teuku terbelalak lebar disertai ekspresi seolah tidak percaya bahwa Chandra berani menyerang.“Kamu …! Chandra, nggak akan kuampuni kamu!” seru Teuku dengan penuh amarah. “Hahaha … kamu berani bunuh aku di hadapan keluarga Nantaboga? Kalau aku mati, hidupmu juga nggak bakal lama lag. Kutunggu kamu di neraka.”Chandra menghunuskan pedangnya. Luka yang bersarang di tubuh Teuku mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Setelah menghunuskan pedangnya, Chandra mencabut pistol dan menembak beberapa kali ke arah Teuku.Teuku yang sudah terkapar tak berdaya di genangan darahnya sendiri perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya. Akhirnya, sumber dari segala bencana tewas juga. Akan tetapi, Chandra tidak tahu akan seperti apa situasi di Diwangsa nanti setelah Teuku mati.“Bawa mayatnya pergi, besok pagi umumkan ke seluruh negeri apa saja kejahatan yang sudah Teuku perbuat,” perintah Chandra.Ketika Chandra baru saja keluar dari ruangan itu, t

  • Jenderal Naga   Bab 847

    Teuku sudah tiada. Chandra tidak memberikan kesempatan sedikit pun padanya dan langsung membunuhnya telak dengan Pedang Penghakiman yang ada di tangan. Chandra tahu apabila dia menangkap Teuku dalam keadaan hidup dan memberikan hukuman terlebih dahulu sebelum dihabisi, besar kemungkinan dia akan melarikan diri dengan bermodalkan kedudukannya yang tinggi serta keluarga Nantaboga yang siap membantu.Membunuh Teuku tentu akan mendatangkan masalah besar ke depannya. Chandra tidak mengira ternyata keluarga Nantaboga begitu berani menghalanginya. Bahkan mereka juga tidak segan untuk menyerang Pasukan Naga Hitam yang jelas sudah melanggar hukum.Pasukan Naga Hitam membawa jasad Teuku ke sebuah pangkalan militer yang ada di ibu kota. Chandra turun tangan sendiri untuk memeriksa luka-luka yang diderita oleh anggota pasukannya. Dia mendapati kebanyakan hanya menderita luka dalam akibat guncangan. Cukup istirahat sebentar saja maka mereka semua sudah pulih kembali tanpa perlu khawatir akan memba

  • Jenderal Naga   Bab 848

    “Aku nggak tahu Istana Raja Langit yang kamu sebut-sebut itu sebenarnya siapa? Aku juga nggak pernah dengar kalau di Someria ataupun di belahan dunia mana pun ada satu kelompok yang namanya Istana Raja Langit.”Chandra jadi makin heran mendengar jawaban dari Raja. Kalau mereka bukan pasukan yang Raja kerahkan, maka apa tujuan mereka membantu Chandra tadi, dan mengapa pula mereka membunuh Teuku?Raja pun lantas bertanya kepada Shadow, “Wawasan kamu kan luas. Kamu tahu siapa mereka?”“Aku juga belum pernah dengar,” jawab Shadow sembari menggelengkan kepala.Tujuan Chandra datang emari adalah untuk mencari tahu kebenaranya tentang apa atau siapa itu Istana Raja Langit, tapi tampaknya Raja pun tidak tahu. Berada di pihak siapakah Istana Raja Langit ini?“Teuku sudah mati, tapi ke depannya masih ada banyak hal yang perlu diurus. Kamu istirahatlah dulu. Besok pagi kita akan umumkan apa yang terjadi malam ini. Habis itu kita umuman juga kejahatan apa saja yang sudah Teuku perbuat. Dan juga, p

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2062

    Bagaimana mungkin Chandra bisa menanggapi dengan santai apa yang terjadi di Kota Dusky? Chandra menatap prajurit yang menghadangnya dengan tenang. Kemudian dia berkata, “Kedatanganku ke sini karena ingin menemui Basita. Aku akan pergi ke Kota Dusky setelah bertemu dengan Basita.”“Oke, kamu tunggu di sini. Aku akan melapor dulu.”Salah satu dari beberapa prajurit itu berbalik dan pergi, sedangkan prajurit lainnya menatap Chandra dengan waspada. Namun, Chandra tidak terlalu memikirkan sikap dingin para prajurit ini. Lagi pula, prajurit dari dunia lain memang sangat kuat, jadi wajar saja kalau prajurit bumi takut untuk menyinggung mereka. Chandra pasti akan melakukan hal yang sama kalau saja dia berada di posisi para prajurit bumi. Bagaimanapun juga, para prajurit dunia lain sudah banyak memakan korban manusia bumi. Tidak lama kemudian, prajurit yang melapor kembali lalu berkata, “Ketua bersedia bertemu denganmu. Ketua ada di gunung belakang.”Chandra melangkah maju dan mulai menaiki

  • Jenderal Naga   Bab 2061

    Sasa melirik Chandra lalu menghilang dari pandangan dalam sekejap mata. Anehnya, Chandra tidak bisa merasakan kekuatan Sasa, sekalipun dia sudah menjadi pemilik Istana Abadi. Hal ini tentu saja membuatnya cukup terkejut. Perempuan yang luar biasa. “Leluhur, aku keluar dulu,” ujar Chandra sambil menatap Pak Tua Noa. “Tuanku, jangan panggil saya seperti itu. Panggil saja saya Noa,” balas Noa.Sekarang, Chandra adalah pemilik baru dari Istana Abadi. Itu artinya Chandra adalah penguasa Pak Tua Noa, jadi tidak pantas jika Chandra masih memanggilnya dengan sebutan leluhur. Namun, Chandra tidak mengatakan apa pun dan sebuah pemikiran muncul di benaknya lalu seketika dia sudah muncul di luar istana. Di luar istana, ada banyak prajurit yang berkumpul dengan raut wajah bingung. Mereka semua berasal dari dunia lain. Chandra muncul di tempat yang tidak ada orang di sekitarnya. Dia langsung tersenyum ketika melihat kerumunan orang-orang dari kejauhan. “Jadi kecil.”Sebuah pemikiran muncul di b

  • Jenderal Naga   Bab 2060

    Sosok bayangan itu menghilang setelah dia tertawa terbahak-bahak. Si bayangan dan perempuan bergaun putih melihat peristiwa itu dari kejauhan dalam diam. Mereka sadar, Tuan mereka sekarang sudah benar-benar pergi dari bumi dan tidak akan pernah kembali lagi. Chandra tampak sangat gembira. Dia berjalan menghampiri peri dan mengambilnya. Tidak lama kemudian, si bayangan muncul di hadapan Chandra. Dia sedikit membungkuk lalu berkata dengan hormat, “Tuanku, memurnikah peri sangatlah mudah. Tuanku hanya perlu menyuntikkan energi sejati ke dalamnya.”“Terima kasih sudah memberitahuku,” ujar Chandra. Dia mengerahkan energi sejatinya lalu menyuntikkannya ke dalam batu kristal yang ada di tangannya. Batu kristal itu seketika berubah cerah lalu merasuk ke dalam alis Chandra dan menghilang. Saat ini, Chandra sudah terhubung dengan Rumah Abadi dan seluruh isinya. Dia juga tahu kalau ternyata nama Rumah Abadi ini adalah Istana Abadi Ceptra yang merupakan peninggalan Kaisar Ceptra di zaman kuno.

  • Jenderal Naga   Bab 2059

    Pedang di tangan Chandra tiba-tiba saja terlempar dari tangannya. Kemudian perempuan bergaun putih bergegas menyerang Chandra kembali. Pedang di tangannya berhasil menyentuh dada Chandra, tapi dia tidak menusuk Chandra. Dia menatap Chandra lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Kamu kalah.”“Aku kalah?” Chandra tercengang. Dia tidak pernah menyangka kalau dirinya akan kalah seperti ini. Bagaimana mungkin dia kalah begitu saja setelah berlatih dua tahun lamanya?“Belum tentu.”Chandra memanfaatkan kesempatan itu untuk melayangkan serangan balik kepada si perempuan bergaun putih. Dia mengangkat tangannya dan dua jenis energi sejati muncul dari kedua tangannya. Kedua energi itu bersatu dalam sekejap mata dan membentuk kekuatan yang sangat dahsyat. Si perempuan bergaun putih tidak menyangka kalau Chandra akan melakukan serangan balik di saat terpojok seperti ini. Sebenarnya, dia bisa dengan cepat menghindari serangan Chandra, tapi tiba-tiba saja dia mendapat pesan dari si bayangan. Dia

  • Jenderal Naga   Bab 2058

    Perempuan bergaun putih itu tampak sangat antusias. Akhirnya, dia menemukan lawan yang setara setelah bertahun-tahun. Sekarang, dia tidak lagi menahan diri untuk mengeluarkan kekuatan maksimalnya di puncak segel kedelapan. Gaunnya berkibar dengan rambut yang menari-nari. Ditambah lagi, dengan aura yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Tubuhnya melesat dengan sangat cepat menuju Chandra. Dia mengangkat tangannya dan berusaha memukul Chandra dengan kekuatan telapak tangan yang berhasil mendistorsi udara di sekitarnya. Kekuatan telapak tangan ini mampu melukai prajurit yang sudah masuk ke Alam Trasenden. Namun, Chandra sama sekali tidak takut untuk menghadapi kekuatan telapak tangan itu. Dia justru bergerak maju dan menghadapi serangan perempuan itu.Duar!Energi sejati mereka saling beradu dan mengguncang kehampaan. Keduanya terus bertarung di area terbuka. Perempuan itu bergerak dengan sangat cepat, aneh dan sulit ditebak. Walaupun Chandra tidaklah lemah, semua serangannya bisa dit

  • Jenderal Naga   Bab 2057

    Chandra berdiri di puncak gunung sambil menatap sebuah kota menakjubkan di kejauhan. Keinginannya untuk mendapatkan Rumah Abadi terasa semakin kuat. Chandra mengabaikan orang-orang yang berkumpul cukup banyak di puncak gunung dan memilih untuk langsung berjalan menuruni gunung. Tidak lama kemudian, dia sudah tiba di level pertama. Namun, manusia batu itu sama sekali tidak menyerangnya. Itu artinya dia tidak perlu lagi melewati level demi level untuk mencapai level sembilan. Hal ini membuat Chandra cukup senang karena dia bisa menghemat waktu lebih banyak. Dia terus berjalan tanpa hambatan menuruni gunung dan muncul di luar gerbang kota. Tubuhnya tiba-tiba melayang dan langsung mendarat di dalam kota ketika dia berada di luar gerbang kota. Dia melihat altar yang ada di depannya saat ini dengan kristal-kristal yang mengambang di udara. Ini adalah level sembilan dan tidak ada siapa pun di sana. Siapa pun yang bisa mencapai level ini pastinya sangat kuat, sedangkan orang-orang yang tida

  • Jenderal Naga   Bab 2056

    Mereka menganggap manusia bumi sebagai pengkhianat yang pantas mati dan selalu memandang manusia bumi sebelah mata, tapi sejauh ini mereka belum pernah melakukan pembantaian. Karena masih ada manusia bumi yang sangat kuat, yaitu Basita. Walaupun kekuatan Basita sedikit di bawah Dusky, bukan berarti Basita adalah lawan yang mudah dikalahkan. Chandra langsung naik pitam ketika mendengar kata pembantaian. Dia menatap ke arah Anak Dewa sambil mengepalkan tinjunya. “Lihat saja nanti, apa kamu benar-benar berani melakukan pembantaian. Lagi pula, kamu pasti sudah mati di tanganku sebelum kamu berhasil melakukannya,” ujar Chandra tanpa bercanda sedikit pun. “Ayo,” ujar Chandra yang tidak ingin berlama-lama di Kota Dusky. Dia pergi meninggalkan Kota Dusky bersama tiga mahasiswi itu. Chandra mengawal mereka sampai keluar dari area Gunung Bushu dan muncul di sebuah pinggiran kota manusia bumi. Di sebuah pinggiran kota. Chandra menatap ketiga mahasiswi yang tampak kotor itu lalu berkata, “Ke

  • Jenderal Naga   Bab 2055

    Sebenarnya, dendam di antara Chandra dan Anak Dewa tidaklah dalam. Chandra sudah mengecohnya ketika mereka berada di level enam Rumah Abadi, sampai akhirnya dia tidak bisa menghindari serangan Chandra yang berhasil membuatnya terluka parah. Karena alasan inilah, Anak Dewa sudah lama ingin membunuh Chandra. Namun, Chandra tiba-tiba menghilang setelah keluar dari Rumah Abadi. Sekarang, Chandra tiba-tiba muncul di hadapannya dan membuat onar di Kota Dusky. Bagaimana mungkin Anak Dewa bisa tinggal diam sebagai seorang Wakil Penguasa Kota?Lurca menghampiri Chandra setelah mendengar perintah Anak Dewa. Ketiga mahasiswi bergegas bersembunyi di belakang tubuh Chandra dengan raut wajah ketakutan. Chandra menatap Lurca yang berjalan mendekatinya. Dua tahun lalu di Gunung Bushu, Lurca pernah cukup merugikan Chandra. Oleh karena itu, Chandra tidak memiliki kesan baik kepada manusia yang datang dari dunia lain. “Kenapa? Kamu mau menyerangku?” tanya Chandra sambil menatap Lurca tenang dan tanpa

  • Jenderal Naga   Bab 2054

    Raut wajah orang-orang berubah serius ketika melihat Chandra membunuh laki-laki gemuk itu. Di sisi lain, beberapa gadis yang berada di dalam kendang sedang menatap ngeri ke depan. Mereka tidak tahu, apa yang sedang terjadi di luar sana. Ketua penjaga berkata dengan ekspresi wajah muram, “Mati, kamu!”Si ketua penjaga sampai saat ini belum merasa takut. Karena mereka berada di dalam Kota Dusky yang muncul di tempat ini setahun yang lalu. Para prajurit dari dunia lain telah bertempur dengan sengit untuk memperjuangkan kota ini. Sampai akhirnya, Dusky berhasil mengalahkan prajurit lainnya dan menduduki kota ini yang diberi nama Kota Dusky.Chandra mengabaikan ancaman si ketua penjaga. Dia berjalan menuju kendang di mana terdapat tiga perempuan yang terkurung di dalamnya. Walaupun wajah ketiga perempuan itu kotor, kecantikan mereka tetap tidak bisa ditutupi. Ketiga perempuan ini pastinya merupakan perempuan-perempuan paling cantik di universitas mereka. Chandra berusaha untuk bersikap ra

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status