Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 241 - Chapter 250

1893 Chapters

Bab 241

Air mata Kelly meleleh dan mengalir di pipinya. Tangannya terangkat dan menutup wajahnya. Air mata perempuan itu mengalir melewati telapak tangannya.“Kelly, Mama tahu kamu yang paling dirugikan di sini. Kalau mau menyalahkan orang, maka berarti mama yang salah. Jangan salahkan kakakmu. Dia saja nggak berani telepon kamu. Kakak iparmu ngambek terus sama kakakmu karena masalah rumah. Kakak benar-benar nggak ada cara lain.”Kelly menarik napas dalam-dalam dan mengusap air matanya sambil mengangguk dan berkata, “Aku tahu, aku akan cari tempat tinggal sendiri.”“Kelly, Mama tahu kamu anak yang pengertian,” ujar ibunya seperti sambil membekap mulut menahan tangis.Setelah sambungan telepon terputus, Kelly duduk di kasur dengan perasaan yang penuh akan rasa sedih dan tidak rela. Papanya pergi tanpa berita dan sekarang dia juga kehilangan rumah. Kehidupannya yang paling bahagia adalah sebelum menginjak usia 12 tahun. Kala itu papanya belum kecanduan narkoba dan keluarganya hidup dengan bahagi
Read more

Bab 242

Jason tercenung dan terkejut. Setelah itu dia mempersilakan lelaki itu masuk dengan sopan.“Kelly bilang dia pulang karena ada urusan. Mungkin Om boleh telepon dia.”Iwan masuk ke dalam rumah dengan hati gembira dan menyapu pandangannya ke sekitar dengan tatapan menilai. Ada beberapa barang yang belum pernah dia temui sebelumnya, tapi sekali lihat saja semua orang akan tahu bahwa rumah ini adalah rumah orang kaya.Lelaki itu terlihat terkejut dan juga bahagia dan sikapnya terlihat semakin santun. Jason menuangkan minuman dan menghampiri Iwan sambil berkata, “Duduk, Om.”“Baik, baik!” sahut Iwan sambil menerima gelas dengan kedua tangannya dan duduk di sofa.“Kelly sudah tinggal satu rumah dengan kamu?” tanya Iwan.Jason dapat melihat sorot berharap di mata lelaki paruh baya tersebut. Dan dengan sedikit terkejut dia tersenyum dan berkata, “Bukan, akhir-akhir ini aku terluka dan meminta Kelly untuk merawatku.”“Oh, begitu,” kata Iwan dengan ekspresi kecewa yang begitu jelas.Dia melihat
Read more

Bab 243

Melihat ekspresi perempuan itu yang keruh membuat Jason mengira Kelly masih kepikiran dengan penyakit yang diderita ibunya. Dia berinisiatif menghibur dan berkata, “Papa kamu hari ini datang dan cerita tentang penyakit mama kamu. Kamu tenang saja, aku ada kasih uang dan mama kamu akan sembuh dalam waktu yang cepat.”Kelly tercenung dan bertanya dengan raut linglung, “Kamu bilang siapa yang datang?”“Papa kamu, dia bilang namanya Iwan,” jawab Jason.Raut wajah Kelly tampak pucat pasi dan suaranya sedikit serak sambil bertanya, “Dia minta uang sama kamu? Kamu kasih dia berapa banyak?”“Dua ratus juta. Mama kamu bukannya butuh 200 juta untuk biaya operasi?”Dada Kelly seperti terkena pukulan telak hingga membuat rasa sakit menyerang seluruh tubuhnya. Kepalanya berdengung dan kardus di tangannya jatuh ke lantai. Barang yang ada di dalam kardus tersebut berserakan ke seluruh tempat.Kejadian yang dia lalui hari ini bagaikan terjangan badai yang menggulungnya dan membuatnya tidak bisa bernap
Read more

Bab 244

Kelly tidak berbicara ketika mereka sedang makan. Situasi seperti ini membuat Jason merasa tidak terbiasa sehingga dia memutuskan untuk mencari topik terlebih dahulu.“Kamu suka lego?”“Aku hanya ada satu dan itu dikasih oleh papa waktu ulang tahun aku kesepuluh,” jawab Kelly dengan suara pelan.Waktu itu ayahnya masih belum mengenal dunia perjudian dan baru saja diangkat menjadi kepala koki di sebuah hotel. Gaji ayahnya naik hingga dua kali lipat dan dengan bangga membelikan lego idamannya sebagai kado ulang tahun.Tahun itu mereka pindah ke rumah yang baru dan membuat semua keluarga dan tetangga merasa kagum serta iri dengan mereka sekeluarga.Namun hari ini mereka justru telah menjual rumahnya dan keluarganya menjadi hancur lebur. Semua karena perjudian yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Kelly tidak pernah merasa benci dengan sesuatu selama dirinya hidup di dunia ini.“Kalau gitu papa kamu lumayan baik sama kamu. Selanjutnya kenapa dia bisa terjerat?”Ekspresi Kelly semakin m
Read more

Bab 245

Saat Sonia kembali ke lantai atas, dia menerima pesan dari Reza, “Datang ke kamar utama!”Sonia mengetuk pintu dan masuk ke kamar. Pria itu sedang duduk di tempat tidur sambil membaca buku. Begitu dia melihat Sonia datang, dia langsung tersenyum, “Ke sini!”Sonia berjalan mendekat, lalu telungkup di tempat tidur. Dagunya bertumpu pada kaki Reza yang ramping. Kemudian, dia menatap pria itu dengan sepasang matanya yang besar dan jernih. Sonia tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi ragu-ragu.Reza membungkukkan badannya sedikit, lalu mengelus kepala Sonia dan bertanya, “Ada apa?”Sonia menarik tangan Reza dan meletakkan tangan itu di wajahnya. Setelah itu, dia berkata, “Kamu tahu banyak hal. Menurutmu, kenapa ada orang tua yang nggak sayang sama anak mereka sendiri?”Di bawah telapak tangan Reza ada pipi Sonia yang lembut, tapi pria itu merasakan seolah-olah seluruh bagian dari Sonia ada di telapak tangannya. Dia berpikir sejenak, lalu pelan-pelan berkata, “Sifat manusia sangat rumit, suli
Read more

Bab 246

Usai berkata, Susan melihat Sonia mengangkat wajah dan menatapnya dengan sepasang mata jernih. Sorot matanya tampak dingin dan dalam. Kalau dilihat lebih jelas, mata itu juga seperti genangan air jernih yang tidak menyembunyikan apa pun.Susan yang ditatap seperti itu spontan merasa bersalah. Untuk menutupi perasaannya, dia segera tersenyum dan berkata, “Nggak apa-apa kalau kamu nggak sempat. Paling-paling aku urus dua-duanya sendirian.”Sonia menyimpan bukunya, lalu berdiri dan berkata, “Boleh, kok. Siapa nama teman kamu itu?”Susan sangat senang, dia pun segera berkata, “Wulan. Kamu ke lantai enam dan bilang sama Kak Sunny kalau kamu gantikan Wulan. Dia tahu, kok.”“Oke!” kata Sonia.“Terima kasih, Sonia. Kapan-kapan aku traktir kamu.” Susan mengucapkan terima kasih.Setelah Sonia pergi, Jessy berjalan menghampiri Susan dan bertanya dengan heran, “Dia ke sana begitu saja?”“Perempuan nggak punya otak. Kalau Reza dan Melvin nggak melindungi dia, kamu kira dia bisa bertahan lama di Kas
Read more

Bab 247

Mereka berdua masuk ke ruangan sambil membawa buah dan minuman. Seseorang sedang bernyanyi di ruangan dengan lampu berkedip-kedip itu. Suara musik begitu keras hingga memekakkan telinga.Semua orang sedang bersenang-senang. Tidak ada yang memperhatikan dua pelayan yang datang untuk mengantarkan minuman dan buah.Sonia melihat Yoko yang duduk di sofa seberangnya ketika dia menuangkan minuman. Perempuan dengan gaun merah muda yang tadi sedang duduk di sebelahnya sambil main game.Begitu perempuan itu melihat buah, dia langsung menoleh dan bersikap manja pada Yoko, “Aku ingin makan leci.”Senyum hangat merekah di wajah tampan Yoko. Dia mengambil leci lalu menyerahkannya pada perempuan itu.Orang-orang di sebelahnya spontan berseru, “Kupaskan untuk Rani, dong!”“Nggak hanya dikupas, kamu juga harus suapi Rani!”“Menurut kalian, harus suapi dengan cara apa?”“Tentu saja dengan mulut!”Saat semua orang tengah tertawa, perempuan itu mengangkat kepalanya sedikit dan menunggu Yoko mengupas leci
Read more

Bab 248

Pukul 10.30, Sonia kembali ke Imperial Garden. Dia juga telah menerima informasi dari Ariel. Bos Yoko bernama Jordan dan memiliki seorang putri yang bernama Rani. Di dalam informasi mencakup latar belakang dan riwayat keluarga itu. Pada dasarnya, Jordan memulai usahanya dari nol. Mereka perhiasan yang dia dirikan cukup terkenal di Kota Jembara. Desain perhiasannya berasal dari Arkava Studio, yang merupakan nilai jual utama perusahaannya.Setelah itu ada informasi mengenai Yoko, penduduk asli Kota Jagar. Kedua orang tuanya adalah pekerja biasa.Satu hal yang mengejutkan Sonia yaitu keluarga Yoko dan keluarga Jordan masih kerabat. Nenek Yoko dari sebelah ibu adalah sepupu ibunya Jordan. Yoko seharusnya memanggil Jordan paman.Hubungan saudara yang sudah sangat jauh. Entah Yoko masuk ke perusahaan itu ada hubungannya dengan hal itu atau tidak.Selain hubungan saudara ini, informasi lainnya hampir sesuai dengan dugaan Sonia. Perempuan yang dilihatnya hari ini seharusnya adalah Rani, putri
Read more

Bab 249

Tentu saja, Reza terus berkata pada dirinya sendiri kalau bukan Sonia yang membuatnya kecanduan, tapi tubuh perempuan itu.Kebetulan saja, Sonia juga sangat imut. Itu yang membuat hubungan ini sedikit lebih menarik baginya.Setelah mandi dan kembali ke kamar, Reza mendapati Sonia sedang membaca buku dengan posisi yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja, Sonia kelihatannya tidak terlalu fokus membaca. Dia seperti sedang melamun.Reza duduk di samping tidur, lalu membungkuk dan mencium wajah Sonia. Dia pun bertanya lembut, “Lagi pikir apa sampai serius begitu?”Sonia mendongak, lalu meletakkan bukunya. Setelah itu, dia bertanya, “Apa yang Tasya lakukan akhir-akhir ini?”“Akhir-akhir ini dia kelihatannya agak senggang. Aku pulang beberapa kali, dia selalu ada di rumah setiap aku pulang. Ada apa?” Reza membungkuk dan menciumnya lagi. Dia bahkan menjawab dengan nada asal-asalan.Sonia mencuri jeda dan berkata, “Besok libur, aku ingin ajak Tasya jalan-jalan. Nggak tahu dia sempat nggak, ya?
Read more

Bab 250

Setelah menutup telepon, Sonia meregangkan badan dan turun dari tempat tidur. Dia pergi mandi lalu pergi sarapan.Di atas meja makan ada dua porsi sarapan. Satu dipesan oleh Reza dan yang satunya lagi dari Kelly. Setiap porsi cukup besar, cukup untuk dimakan Sonia seharian.Usai menyarap, Sonia menelepon Tasya dan mengajaknya jalan-jalan. Tasya langsung setuju. Suaranya terdengar begitu gembira. Sepertinya perempuan itu sudah sangat bosan di rumah.Tasya berkata kalau dia akan menyuruh sopirnya untuk menjemput Sonia. Namun, Sonia menolak dijemput. Mereka berdua pun janjian bertemu di depan pintu masuk mall.Setelah mengajak Tasya, Sonia pergi ganti baju dan siap-siap keluar. Sebelum pergi, dia melihat black card yang ditinggalkan Reza. Setelah berpikir sejenak, dia memasukkan kartu itu ke dalam buku di laci.Sonia naik kereta bawah tanah dua kali. Begitu sampai di mall, Tasya sedang duduk di cafe sebelahnya minum es. Setelah keduanya bertemu, Tasya tampak senang, “Sonia, aku kangen ban
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
190
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status