Kesabaran Tasya sudah mencapai batasnya. Namun, didikan keluarganya tidak mengizinkannya untuk ribut di tempat umum. Oleh karena itu, dia menelan semua amarah di dalam hatinya dan menahan diri untuk tidak bicara.Namun, Sonia tiba-tiba berkata, “Kalau Tasya berpikiran sempit, kamu kira kamu masih bisa duduk di sini?”Rani mendongak dan menatap Sonia dengan tajam, “Apa maksudmu? Kamu siapa? Memangnya kamu punya hak bicara di sini?”Sonia tertawa sinis, “Kalau begitu, kamu tahu posisimu sendiri, nggak? Yoko pacarnya Tasya!”“Lalu kenapa?” Rani tertawa, “Aku adik sepupunya. Memangnya kalau sudah punya pacar, Kak Yoko nggak boleh baik sama adik sepupunya?”“Tolong hapus kata adik sepupu itu!” tukas Sonia.Sonia sejak awal sudah muak. Seandainya bukan karena mempertimbangkan Tasya masih memiliki perasaan terhadap Yoko, Sonia pasti sudah menendang perempuan sok dan menjijikkan itu keluar dari jendela.Rani tertegun sejenak, lalu tersadar. Ekspresi wajahnya seketika berubah, “Kamu ngomong apa
Read more