Dalam perjalanan kembali ke Imperial Garden, Sonia menerima telepon dari Reza. Pria itu menanyakan apakah dia sudah pulang ke rumah, sekaligus memberi tahu Sonia kalau dia masih ada perjamuan sehingga akan pulang lebih malam.Sonia berkata kalau dia sebentar lagi sampai, jadi Reza tidak perlu khawatir. Reza mendengar suara Sonia agak lemas. Dia tidak langsung menutup telepon, melainkan pergi dari mejanya lalu keluar dari ruang VIP. Setelah itu dia bertanya ada apa.Sonia kaget dengan insting tajam Reza. Dia pun segera berkata, “Nggak apa-apa, hanya sedikit lelah.”“Kalau begitu pulang ke rumah langsung mandi. Istirahat lebih awal,” perintah Reza dengan suara lembut.“Oke, kamu sibuk dulu. Aku tutup, ya.”Sonia menutup telepon. Taksi yang ditumpanginya telah tiba di luar gerbang Imperial Garden. Setelah membayar biaya taksi, dia langsung turun dari mobil.Sesampainya di rumah, Sonia langsung mandi. Usai mandi, dia menerima telepon dari Tasya. Suara Tasya terdengar lebih lega, “Aku barus
Setelah menutup telepon, Sonia langsung meletakkan ponselnya di samping. Dia sama sekali tidak menganggap serius masalah ini.Kasen.Di malam hari, Melvin datang. Pria itu langsung meminta Sonia yang mengantarkan minuman ke ruangannya.Sera juga dalam dilema. Apa maksud Melvin? Jelas-jelas Melvin tahu kalau Sonia milik Reza. Apakah dia sengaja melawan Reza?Di saat Sera tengah dilema, Susan datang dengan membawa minuman. Dia meletakkan minuman di tangannya ke atas meja dan berkata pada Sera, “Tamu 8805 minta Sonia yang antar. Kalau aku yang antar, dia nggak mau.”Sera, “....”Ada apa dengan hari ini?“Tamu-tamu ini yang benar saja, ya. Memangnya mereka nggak tahu kalau Sonia pelayan khusus? Sekarang dia hanya khusus melayani orang nomor satu, bagaimana dia bisa melayani orang biasa?” celetuk Jessy dengan acuh tak acuh.Perempuan lain yang bernama Devi langsung berbisik, “Sebenarnya Sonia mudah diajak bergaul. Saat kita sibuk, dia bahkan berinisiatif untuk bantu kita.”Jessy tertawa sin
Lewis kembali ke ruangan. Melvin tahu kalau Sonia tidak mau datang ketika dia melihat Lewis kembali sendiri. Senyum tak berdaya muncul di wajahnya yang tampan, “Menurutmu, apa kurangnya aku dari Reza?”Lewis duduk di sofa, “Mungkin karena Sonia kenal Reza lebih dulu.”“Kenal lebih dulu belum tentu baik. Gadis itu cepat atau lambat akan ditipu Reza!” Usai berkata, Melvin berdiri dan menghela napas, “Lebih baik aku sendiri yang pergi temui dia.”Lewis memanggilnya, “Nggak usah pergi, dia dipanggil tamu di ruang 8805.”“Siapa di 8805?” tanya Melvin dengan heran.“Nggak tahu. Mungkin Sonia ke sana demi menghindari kamu,” ujar Lewis sambil mengangkat alis.Melvin menggertakkan gigi, “Gadis tengik!”Usai berkata, Melvin langsung berjalan keluar dari ruangannya. Dia berjalan perlahan menuju ruang 8805. Sesampainya di depan pintu, dia mendengar ada yang tidak beres di dalam. Kemudian, dia bersandar ke dinding, lalu membuka pintu sedikit hingga ada satu celah yang cukup untuknya melihat ke dala
Sonia kembali ke ruang istirahat. Begitu menolah, dia mendapati Melvin masih di belakangnya. Dia spontan bertanya dengan suara berat, “Untuk apa kamu ikuti aku?”Melvin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku dan bertanya dengan penasaran, “Siapa Yoko?"Sorot mata Sonia begitu dingin, “Nggak ada hubungannya sama kamu. Nggak usah ikut campur.”Mata Melvin tertuju pada punggung tangan Sonia, dia spontan mengerutkan kening dan bertanya, “Tanganmu terluka?”Sonia melihat tangannya sendiri. Mungkin tangannya tergores pecahan kaca ketika dia memukul orang, sehingga menimbulkan beberapa garis merah. Dia sendiri tidak menyadarinya.Melvin menghela napas, lalu meraih pergelangan tangan Sonia dan membawanya masuk ke ruang istirahat. Sonia meronta dan berkata dengan dingin, “Kamu ingin dipukul juga?”Melvin tidak menggubrisnya. Dia langsung menyeret Sonia sambil membuka pintu dan masuk ke ruang istirahat. Setelah itu, dia bertanya pada orang di dalam ruangan, “Mana kotak P3K?”Orang di dalam rua
Sebelum Sonia berubah sikap sepenuhnya, Melvin memilih mundur selangkah, lalu berkata sambil tersenyum, “Jangan marah. Aku mau bantu kamu urus sisanya dulu. Satu hal lagi yang harus aku katakan. Sayang, penampilanmu saat pukul orang tadi sangat keren. Aku sangat suka.”Baru saja Sonia mengerutkan kening, Melvin sudah berbalik dan keluar dari ruangan. Sonia tidak tahu bagaimana Melvin menangani Rani. Begitu dia keluar, ruangan 8805 sudah dibersihkan. Orang-orang di ruangan itu juga sudah tidak terlihat lagi.Oleh karena itu, selain Melvin, tidak ada seorang pun di lantai delapan mengetahui kejadian Sonia memukul orang.Apa yang Melvin katakan benar. Sonia memang tidak ingin Reza tahu masalah ini. Kalau Reza tahu, masalah ini pasti tidak akan berakhir baik.Sonia masih ingin Tasya menangani masalah ini sendiri. Bagaimanapun, ini masalah hubungannya.Saat Reza datang, dia bertemu dengan Devi di lift. Devi menyapanya dengan hati-hati, lalu menyerahkan barang di tangannya kepada Reza, “Pak
Sonia menggelengkan kepala, “Maksudku bukan itu.”“Hmm?” Reza mengerutkan kening.Mata Sonia tiba-tiba berbinar, “Dia mungkin suka sama kamu. Makanya dia pakai cara buat kamu jengkel untuk mendapatkan perhatian dari kamu.”Reza, “....”Pria itu mengerutkan kening, lalu mengangkat tangannya dan menepuk dahi Sonia, “Otakmu lagi pikir apa, sih?”***Keesokan paginya, Sonia mengajak Tasya bertemu. Dia mencari tempat yang sunyi, lalu dia mengirim rekaman suara di ponselnya kepada Tasya.Wajah Tasya seketika memucat ketika mendengar rekaman suara itu. Ada keterkejutan, kesedihan, kekecewaan yang tersirat di matanya. Semua emosi itu berubah menjadi air mata yang mengalir membasahi wajahnya. Tasya menyeka air matanya dengan kasar, lalu melihat ke luar jendela.Dia tidak ingin menangis, setidaknya dia tidak ingin menangis di depan Sonia. Namun, air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Pada akhirnya, dia tidak bisa mengendalikannya lagi. Tasya menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis
Tasya menundukkan kepala. Sorot matanya tidak seperti biasa, bahkan wajahnya penuh dengan sarkasme dan kekecewaan.“Tasya?” Yoko memanggilnya dengan cemas ketika tidak mendengar Tasya bicara.“Aku tunggu kamu di sini. Kalau setengah jam kemudian kamu belum datang juga, hubungan kita berakhir.” Usai berkata, Tasya langsung menutup telepon.Tasya menatap ponselnya dengan tatapan kosong. Hatinya sakit seperti ada sebilah pisau yang menusuknya. Dulu kata-kata cinta Yoko akan membuatnya terharu sampai ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama pria itu. Namun sekarang, hanya tersisa sarkasme.“Dia akan datang?” tanya Sonia.Tasya melihat ke bawah dan mengangguk, “Dia pasti datang.”“Kalau begitu aku pergi dulu, kalian bicara berdua,” ujar Sonia sambil berdiri.Tasya mengangkat wajahnya, matanya yang merah tampak berkaca-kaca, “Terima kasih, Sonia.”“Sama-sama.” Sonia mengangguk pelan, lalu berjalan pergi.Setelah berjalan beberapa langkah, Sonia menoleh dan melihat Tasya telungkup di atas mej
Yoko menatap Tasya dengan bingung, “Kamu nggak senang karena tas dan kalung yang aku belikan untuk kamu palsu? Kamu sekarang nggak suka karena aku miskin?”Tasya tidak tahu mengapa pria itu masih bisa bicara dengan begitu lantang. Mata Tasya sudah menunjukkan rasa jijik, “Aku bukan nggak suka karena kamu miskin, tapi karena kamu kotor. Kamu sudah tidur dengan Rani. Kamu bahkan ambil uangnya. Bisa-bisanya kamu bilang kamu hanya cinta sama aku?”Raut wajah Yoko berubah drastis, dari yang bingung jadi panik, “Tasya, apa yang kamu bicarakan? Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Rani. Dia suka sama aku, tapi aku sudah tolak dia.”Tasya tidak bicara, dia hanya mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman suara untuk Yoko. Begitu mendengar suara Rani, wajah Yoko langsung jadi pucat pasi. Dia tampak linglung, lalu wajahnya memerah karena marah.“Dari mana kamu dapat rekaman itu?” tanya Yoko.“Kamu nggak perlu tahu dari mana aku dapatkan rekaman ini. Aku hanya ingin tanya apa benar yang Rani kat
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera