Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 111 - Chapter 120

1891 Chapters

Bab 111

Kalau Stella bisa berhasil masuk ke dalam lingkaran mereka, maka status mereka sekeluarga akan meningkat hingga berkali-kali lipat.Mereka berdua bukan hanya akan merasa bangga karena putrinya. Namun di depan seluruh keluarga Dikara, bahkan di seluruh kota Jimbara ini, mereka bisa berjalan dengan dagu yang terangkat.Reviana sudah menghitung semua hal ini di dalam hatinya. Semakin memikirkannya, dirinya semakin semangat. Perempuan itu bahkan sudah membayangkan seluruh keluarga besar Dikara memberikannya selamat di kediamannya. Sekarang, tidak hanya Celine seorang yang menjadi putri paling hebat di keluarga Dikara.Pikiran Stella sendiri juga sedang sibuk berkelana. Dirinya ingin dapat berdiri dengan kokoh di keluarga Dikara, ingin agar seluruh keluarga Dikara dapat melihat kemampuannya sendiri. Sehingga keluarga besarnya tidak akan menganggapnya lagi seperti sebuah benda yang dapat dijual ke orang lain kapan saja!Keesokan siangnya, Pak Welmus menelepon dan memberitahu mereka, bahwa Pa
Read more

Bab 112

Welmus langsung bangkit berdiri sambil tersenyum, “Kak.”Kemudian kembali menoleh kepada keluarga Dikara dan memperkenalkan pria itu, “Ini adalah kakak seperguruanku, Juno.”Mereka bertiga langsung bangkit berdiri dan melihat pria muda tampan yang ada di hadapan mereka dengan hati yang kebingungan. Orang ini terlihat masih sangat muda, tapi menjadi kakak seperguruannya Pak Welmus?Mereka sebelumnya memang sudah pernah mendengar bahwa kedua murid Pak Aska adalah pendiri dari Arkava Studio. Diantaranya adalah King, dan satu lagi adalah Juno. Apakah orang di hadapan mereka ini adalah salah satu pendiri dari Arkava Studio?Mengingat hal ini, raut wajah mereka semakin penuh hormat. Stella melihat wajah pria ini sangat tampan, jantungnya pun langsung berdegup kencang, saking gugupnya, perempuan itu sampai tidak tahu harus menaruh di mana kedua tangannya.Juno duduk di sebelah Pak Aska. Lalu dengan lembut menjelaskan, “Ada beberapa konsep artistik yang kurang dalam lukisan Stella, apalagi ka
Read more

Bab 113

Ada juga tidak apa-apa. Asalkan dirinya mempunyai kesempatan, Stella pasti bisa membuat pria itu bertekuk lutut dihadapannya.Namun, bagaimana caranya agar dirinya bisa mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan Juno kembali?***Cuaca semakin hari semakin panas, Sonia yang tidak dapat menahan diri karena kepanasan, langsung melahap es krim hingga habis. Hasilnya, tamu bulanannya datang dan membuat perut Sonia sakit hingga tidak dapat bangkit dari kasur.Semenjak usianya lima tahun, perempuan itu sudah mulai berolahraga, sehingga perempuan itu memiliki tubuh yang sehat. Akan tetapi, satu-satunya hal yang tetap tidak dapat dihindarinya adalah tamu bulanan yang datang bagi semua perempuan.Ranty menelepon Sonia, begitu mendengar suara sahabatnya yang lemas dan tidak berdaya, perempuan itu langsung dapat menebak bahwa Sonia sedang datang bulan.Ranty langsung menyuruh pelayan di rumahnya untuk memasak sup ayam jahe dan mengantarnya ke Imperial Garden.Perempuan itu sudah berkali-kali datan
Read more

Bab 114

Setelah pukul sebelas malam lebih, Reza datang ke Imperial Garden.Sonia menahan tangan Reza yang sudah dimasukkan ke dalam selimut, dan berkata dengan lembut, “Aku nggak bisa hari ini.”Reza yang penuh pengertian langsung menarik kembali tangannya. Pria itu mendengar ada yang aneh dari suara Sonia, dia pun menyalakan lampu kamar dan menemukan wajah Sonia yang pucat dengan tidak wajar.Sepasang matanya juga tidak bersinar seperti biasanya, terlihat sangat lesu dan lemas, seperti seekor kelinci kecil yang baru saja dipukuli.“Kenapa? Kamu sakit?” Pria itu duduk di pinggir Kasur dan memegang kening Sonia.“Emm, pasti akan sakit setiap kali datang.” Sonia langsung pusing karena melihat cahaya terang yang tiba-tiba datang, perempuan itu pun langsung memejamkan matanya.“Kalau begitu kamu berbaring saja.” Reza kembali menutupi badan perempuan itu dengan selimut, mematikan lampu dan berjalan keluar.Hati Sonia merasa kosong dan sedih, ditambah lagi dengan perutnya yang sakit, sehingga peremp
Read more

Bab 115

Reza langsung membuang setengah panci kecil air jahe tersebut. Pria itu menaruh panci dan mangkok kotor ke dalam mesin pencuci piring, lalu kembali ke kamar untuk mandi. Barulah setelah semuanya rapi, pria itu pergi melihat Sonia.Sonia saat itu sudah hampir tidur, tapi karena merasakan ada orang yang berbaring di belakangnya, perempuan itu pun langsung membalikkan badan hendak bertanya mengapa pria itu kembali lagi. Akan tetapi, rasa kantuk yang sangat kuat membuat perempuan itu langsung jatuh tertidur.Reza menaruh kedua tangannya di atas perut perempuan itu dan memijatnya dengan sangat lembut dan hati-hati. Setelah perempuan itu benar-benar tertidur pulas, barulah Reza memeluknya dan menutup mata.Mungkin karena nafas Sonia yang lembut dan teratur, membuat Reza langsung mengantuk. Pria itu pun jatuh tertidur sambil memeluk Sonia.Ketika Sonia bangun keesokan harinya, dia tetap seorang diri di dalam kamar. Seolah pelukan yang dirasakannya semalam, hanyalah mimpinya semata.Begitu per
Read more

Bab 116

Tendangan Sonia membuat pria itu terhuyung-huyung mundur ke belakang dan menabrak mobil. Kantong yang berisi sekotak mi yang baru saja dibeli perempuan itu, tumpah dan mengenai kepala pria itu ketika Sonia hendak meninju wajahnya. Pria itu pun langsung melompat-lompat sambil berteriak kepanasan.Hampir pada saat yang sama, empat sampai lima orang pria turun dari mobil itu. Ada yang memegang tali, ada yang memegang pemukul bola, raut wajah mereka semua terlihat sangat bermusuhan dan berjalan ke arah Sonia.Tempat ini memang agak jauh dari keramaian. Ada beberapa orang yang juga kebetulan lewat di sana, mereka buru-buru lari bersembunyi dan mengintip dari kejauhan, seolah takut mereka juga ikut terlibat dalam masalah ini.Sonia langsung menendang dada seorang pria gendut bertato hingga pria itu jatuh terhuyung-huyung. Lalu menginjak tubuh pria gendut tersebut dan melompat sambil menendang bawah dagu pria yang sedang memegang pemukul bola, hingga pria itu melayang.Dengan sangat cepat per
Read more

Bab 117

Bahu Sonia sempat terkena pukul oleh penjahat itu, tapi sepertinya tidak terlalu parah. Perempuan itu menggerak-gerakkan bahunya, lalu berkata, “Aku nggak apa-apa.”Reza menjawab “Eem” lalu berkata, “Tunggu aku, aku akan langsung ke sana!”Kira-kira setengah jam kemudian, kepala polisi di Jalan Antik itu pun datang dan menemui Sonia. “Nak, bagaimana keadaan kamu? Apa masih takut? Kamu tenang saja, aku pasti akan menghukum para penjahat yang sudah memukul kamu dengan berat,” ucap kepala polisi itu dengan lembut.Sonia tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya.Kepala polisi itu langsung turun tangan mengantar Sonia keluar sambil mengatakan beberapa kalimat untuk menenangkannya. Seolah takut perempuan itu akan ketakutan karena ucapan dari anak buahnya sendiri.Robi menunggu perempuan itu di luar kantor polisi, lalu membawanya pergi sambil berkata dengan penuh hormat, “Pak Reza sudah menunggu Anda di dalam mobil.”“Maaf, sudah merepotkan kamu,” ucap Sonia sambil berterima kasih.“Su
Read more

Bab 118

Reza menuangkan secangkir teh dari poci teh untuk Sonia. Aroma wangi teh susu langsung menyebar.Sonia menyeruput teh itu, awalnya rasanya tidak terlalu manis, tapi wanginya sangat pekat. Namun berselang sedetik, rasa manis dari teh itu mulai terasa di tenggorokan Sonia. Perempuan itu tidak pernah meminum teh seperti ini sebelumnya, sepertinya ini adalah teh yang dibuat oleh restoran ini secara khusus.“Sangat enak,” ucap Sonia memberikan penilaian.Reza tersenyum lembut dan menjelaskan, “Ketika aku masih kecil, Kak Widya sempat bekerja di keluarga Herdian. Kemudian suaminya membuka usaha baru, Kak Widya pun mengundurkan diri dan membantu suaminya membuka sebuah restoran. Masakan Kak Widya dan suaminya sangatlah enak, nanti kamu coba sendiri pasti akan tahu.”“Bisa membuka restoran ini selama bertahun-tahun, pasti rasanya nggak diragukan,” ujar Sonia sambil meneguk teh susunya.Setelah beberapa teguk, cangkir Sonia pun kosong. Perempuan itu mengulurkan tangannya untuk mengambil cangkir
Read more

Bab 119

Mungkin karena memar yang ada di bahu Sonia cukup parah, membuat kening pria itu bertaut ke tengah, hatinya pun terasa sakit.Selesai mengoleskan obat, Reza merapikan kotak obat tersebut, lalu kembali ke kamar dan mencium wajah Sonia dengan lembut, “Selamat tidur.”Sonia langsung mengangkat matanya terkejut, tanpa sadar perempuan itu mengulurkan tangan dan menggenggam handuk yang melilit di pinggang Reza, “Kamu sudah mau pergi?”Reza menatap perempuan itu sambil berdiri, bola matanya bergerak penuh arti.Wajah Sonia sedikit memerah, matanya yang terang berkedip dengan canggung, “Emm, mungkin karena aku meminum teh susunya kebanyakan, jadi nggak bisa tidur.”Reza membungkuk dan menatap sepasang mata Sonia yang cantik. “Kamu ingin bersenang-senang? Besok saja bagaimana? Kamu terluka, nggak bisa terlalu banyak bergerak, hari ini istirahat saja baik-baik,” ucapnya setengah berbisik.Dengan kedua tangannya yang melilit di leher Reza, Sonia menatap balik pria itu. Wajahnya terlihat lembut da
Read more

Bab 120

Hana mengedipkan matanya, “Reza, apa maksud kamu ini?”Reza menyapukan sorot mata yang dingin ke wajah Hana, “Apa kamu nggak mengenal mereka?”Hana tertawa dengan suara yang sedikit dipaksakan, “Bagaimana mungkin aku bisa mengenal mereka?”Seseorang yang berjongkok di paling depan, tiba-tiba mengangkat kepalanya, “Kak Hana, aku adalah Shawn. Kamu yang memintaku untuk mencari orang dan menangkap anak perempuan itu. Kamu jangan menyangkal hal ini, kalau kamu terus menyangkal, mereka akan memukul kita semua hingga mati.”Raut wajah Hana langsung berubah, perempuan itu langsung membentak dan berkata gusar kepada pria tersebut. “Jangan bicara sembarangan kamu! Aku menyuruh kamu menangkap siapa? Aku nggak kenal sama kamu, kamu jangan asal melempar tanggung jawab ke aku, hanya karena ingin terbebas dari masalah!”Sepasang bola mata Shawn melebar, dia mendelik ke arah Hana dan berkata dengan panik, “Kak Hana, jadi manusia nggak boleh seperti itu! Aku selalu membantu kamu, sekarang giliran aku
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
190
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status