Mungkin karena memar yang ada di bahu Sonia cukup parah, membuat kening pria itu bertaut ke tengah, hatinya pun terasa sakit.Selesai mengoleskan obat, Reza merapikan kotak obat tersebut, lalu kembali ke kamar dan mencium wajah Sonia dengan lembut, “Selamat tidur.”Sonia langsung mengangkat matanya terkejut, tanpa sadar perempuan itu mengulurkan tangan dan menggenggam handuk yang melilit di pinggang Reza, “Kamu sudah mau pergi?”Reza menatap perempuan itu sambil berdiri, bola matanya bergerak penuh arti.Wajah Sonia sedikit memerah, matanya yang terang berkedip dengan canggung, “Emm, mungkin karena aku meminum teh susunya kebanyakan, jadi nggak bisa tidur.”Reza membungkuk dan menatap sepasang mata Sonia yang cantik. “Kamu ingin bersenang-senang? Besok saja bagaimana? Kamu terluka, nggak bisa terlalu banyak bergerak, hari ini istirahat saja baik-baik,” ucapnya setengah berbisik.Dengan kedua tangannya yang melilit di leher Reza, Sonia menatap balik pria itu. Wajahnya terlihat lembut da
Hana mengedipkan matanya, “Reza, apa maksud kamu ini?”Reza menyapukan sorot mata yang dingin ke wajah Hana, “Apa kamu nggak mengenal mereka?”Hana tertawa dengan suara yang sedikit dipaksakan, “Bagaimana mungkin aku bisa mengenal mereka?”Seseorang yang berjongkok di paling depan, tiba-tiba mengangkat kepalanya, “Kak Hana, aku adalah Shawn. Kamu yang memintaku untuk mencari orang dan menangkap anak perempuan itu. Kamu jangan menyangkal hal ini, kalau kamu terus menyangkal, mereka akan memukul kita semua hingga mati.”Raut wajah Hana langsung berubah, perempuan itu langsung membentak dan berkata gusar kepada pria tersebut. “Jangan bicara sembarangan kamu! Aku menyuruh kamu menangkap siapa? Aku nggak kenal sama kamu, kamu jangan asal melempar tanggung jawab ke aku, hanya karena ingin terbebas dari masalah!”Sepasang bola mata Shawn melebar, dia mendelik ke arah Hana dan berkata dengan panik, “Kak Hana, jadi manusia nggak boleh seperti itu! Aku selalu membantu kamu, sekarang giliran aku
Selesai berbicara, pintu ditutup lalu dikunci.Hana menunjukkan ekspresi tidak percaya, lekas pergi menggedor pintu. “Reza, kembali! Jangan memperlakukanku seperti ini! Kalau sampai kakekku mengetahui masalah ini, dia pasti nggak akan maafkan kamu!”“Reza, kamu dengar, tidak?! Kamu tidak berhak berbuat seperti ini!”“Reza!”Hana berteriak sambil menggedor pintu dengan gilanya. Hanya saja pintu tidak bergerak sama sekali. Dia segera membalikkan badan, dan menatap lelaki-lelaki berbadan kekar di belakangnya. “Jangan sentuh aku! Kalau tidak, aku pasti akan bunuh kalian semua!”Selesai berbicara, Hana segera membuka tasnya, dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon. Sayangnya, tidak ada sinyal di tempat ini.Hati Hana semakin panik lagi. Dia lanjut menjerit sambil menggedor pintu.…Keluarga Hermansyah sudah mencari Hana selama seminggu, dan mereka akhirnya menemukan sedikit petunjuk, ternyata Hana dibawa pergi oleh anggota Reza.Namun Keluarga Hermansyah tidak berani langsung mencari Reza.
Melvin bersama anggotanya pergi mencari Hana. Begitu pintu rumah dibuka, para lelaki yang sedang tiduran di lantai langsung bangkit, dan menatap ke sisi Melvin dengan ketakutan.Kening Melvin langsung berkerut. “Di mana Hana?”Shawn berdiri lalu menunjuk ke sisi pintu kamar dengan merinding. “Di dalam!”Melvin pergi membuka pintu, kemudian tercium bau tidak sedap dari dalam ruangan. Melvin merasa mual dan hampir saja muntah.Kamar sangatlah kotor. Hana terlihat sedang berbaring di atas ranjang bagai sudah kehilangan nyawa saja.Lantaran merasa jijik, Melvin pun mundur beberapa langkah, lalu memerintah bawahan untuk menggendong Hana, mengantarnya ke rumah sakit.Hana tidak dilecehkan. Setelah Reza pergi, berhubung tidak ada sinyal, dia pun tidak bisa menelepon. Lantaran takut akan dilecehkan oleh Shawn, Hana pun segera berlari ke kamar dan mengunci pintu.Selama tujuh hari ini, ada yang mengantarkan makanan dan minuman. Hanya saja, Hana tidak berani keluar dari kamar. Sementara tidak ad
Ranty tersenyum dan berkata, “Iya, iya, nggak perlu interaksi, lagi pula orang-orang yang mesti menjilat desainer King Studio!”Sonia meliriknya sekilas. “Apa kamu sudah lama tidak dijitak?”“Ampun! Apa kamu nggak kasihan sama aku? Coba kamu lihat, aku sudah bertengkar dengan Matias? Ampunilah aku! Sekarang kakiku juga masih memar. Kalau kamu tidak percaya, coba lihat sendiri!”Sonia menatapnya dengan mengerutkan kening. “Apa kamu tidak bisa menahan dirimu?”“Apa perlu menahan diri?” balas Ranty dengan tersenyum.Sonia terdiam membisu.Mereka berdua masuk ke ruangan VIP, dan terlihat begitu banyak wanita di dalam sana. Begitu menyadari kedatangan Ranty, mereka pun langsung mengerumuninya.Ranty memperkenalkan Sonia kepada mereka. Dia merangkul pinggang Sonia sambil tersenyum lebar. “Perkenalkan, dia adalah adikku, Sonia Dikara. Mohon bantuannya, ya!”Salah seorang wanita yang bernama Merry langsung bercanda, “Ternyata adikmu cuma Sonia saja, ya? Bagaimana dengan kami?”Semua orang lang
Ranty berpikir sejenak, lalu duduk tenang tanpa bergerak. Dia hanya mengatakan, “Kalau dia membuatmu kesal, kamu jangan bersabar. Nggak masalah kalau kita nggak punya lelaki, tapi kita nggak boleh diinjak-injak oleh orang lain!”Sonia tersenyum. “Jadi ini adalah pengalaman yang kamu kumpulkan selama beberapa tahun ini?”Ranty tersenyum manis. “Tentu saja!”Saat mereka berdua sedang berbicara, tiba-tiba terdengar suara dobrak pintu, dan 4-5 orang berjalan masuk ruangan. Wanita yang berdiri di paling depan memiliki tinggi badan 1,75 meter, dan memiliki kelima indra yang indah. Dia terlihat seperti blasteran. Dia melirik orang-orang di dalam ruangan, lalu tatapannya tertuju pada diri Siska. Kemudian, si wanita pun berjalan menghampirinya.Melihat gambaran ini, Siska spontan berdiri. “Lina, untuk apa kamu datang ke sini?”“Apa benar Pak Bagus memilihmu untuk menjadi pemeran utama dalam filmnya?” tanya wanita yang bernama Lina dengan dingin.Manajer Siska, Devi, langsung berdiri. “Masalah i
Reza mengangkat kepalanya. “Apa katamu?”…Setelah Reza, Jason, dan yang lainnya tiba di ruangan, situasi pun sudah semakin kacau saja. Anggota Lina sedang menjaga di depan pintu, mereka tidak memperbolehkan siapa pun masuk ke dalam.Robi langsung mendobrak pintu, dan ketika hendak masuk ke dalam, seorang wanita hendak melarangnya. Robi malah langsung menarik pergelangan tangan wanita itu, lalu membantingnya ke lantai.Para satpam segera menyerbu ke dalam, langsung melerai semua orang yang sedang berkelahi.Reza langsung melirik kerumunan. Saat dia menemukan keberadaan Sonia, Sonia kebetulan juga sedang menatapnya.Baru saja Reza hendak mendekatinya, Lina tiba-tiba terlepas dari kendali satpam, dan berlari ke hadapan Reza. Dia lalu berkata, “Kamu yang namanya Reza? Jadi kamu yang sudah mendukung Siska? Apa kamu tahu berapa banyak orang yang sudah kamu hancurkan dengan uangmu? Kalian semua pantas mati!”Semua orang terbengong. Mereka tidak menyangka Lina punya nyali sebesar ini.Wanita
“Bagaimanapun juga kamu adalah istri sah dia.” Ranty mendengus. “Tadi kamu seharusnya tanya dia dengan jelas? Keterlaluan sekali, berani-beraninya dia bermesraan dengan cewek lain di hadapanmu!”Sonia membalas dengan suara datar, “Mungkin orang lain nggak tahu, tapi apa kamu nggak tahu bagaimana hubungan aku dengan Reza? Sudah berapa banyak wanita yang dekat dengannya. Aku juga nggak berhak untuk bertanya terlalu banyak.”Emosi Ranty langsung membeludak. “Tapi kalian sudah tidur berkali-kali. Apa dia nggak suka sama kamu? Sedikit pun?”Pertanyaan Ranty membuat Sonia terdiam. Beberapa saat kemudian, dia membalikkan badan, lalu berjalan pergi.Ranty lekas mengejar Sonia, lalu meraih pergelangan tangannya. “Sonia, aku mengizinkan ada wanita mondar-mandir di sisi Matias, itu karena aku tahu dia cinta sama aku. Tapi bagaimana denganmu? Kenapa kamu bisa bersama dengan Reza?” tanya Ranty dengan ngos-ngosan.Tatapan Sonia langsung membeku. “Bukankah kamu yang bilang sendiri untuk mencari kesen
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin
Dua hari kemudian, Iwan sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Tito sengaja datang khusus untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit. Kemudian, dia membawa Iwan untuk melakukan terapi pemulihan di pusat rehabilitasi.Begitu masuk ke pusat rehabilitasi, Kelly mengerutkan keningnya. Pusat rehabilitasi ini adalah tempat rehabilitasi terbagus di Kota Jembara dengan pemandangan indah di sekeliling. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 30 kilometer. Di dalam pusat rehabilitasi terdapat tim medisnya sendiri. Fasilitas internalnya juga sangat bagus.Manajer dan suster sudah datang menyambut. Suster mendorong Iwan ke dalam sembari menjelaskan kondisi pusat rehabilitasi kepada Kelly.“Sekitaran pusat rehabilitasi kita ada taman, bioskop, tempat olahraga, perpustakaan, dan masih banyak tempat hiburan lainnya.”“Semua perawat di sini tamatan akademi. Selain itu, semuanya setidaknya sudah memiliki 3 tahun pengalaman dalam menjaga orang tua dan pasien.”…Sekelompok orang berjalan melewati
“Sepertinya Pak Cervin cari kamu, deh!” ucap Laura.Kelly tersadar dari bengongnya. “Oke!” Dia menatap rancangan desain gedung Gunawan Group. Beberapa saat kemudian, dia mengambilnya, lalu berjalan ke ruang kerja Cervin.Pintu diketuk. Kemudian, Kelly berjalan ke dalam dan berkata dengan suara lembut, “Pak, ini rancangan interior lantai satu yang aku buat untuk gedung Gunawan Group. Mohon dilihat dulu. Kalau nggak ada masalah, aku akan lanjut ke rancangan kedua.”Cervin terbengong sejenak, kemudian menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kamu sudah berubah pikiran? Tidak jadi mengundurkan diri lagi?”Wajah Kelly kelihatan merona. Dia tersenyum, lalu mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku mau lanjut bekerja di sini. Aku tarik kembali ucapan aku sebelumnya.”“Begini, dong!” Cervin tersenyum lembut. “Bekerjalah dengan baik. Kariermu pasti akan semakin berkembang di sini!”Tatapan Kelly kelihatan berkilauan. Dia tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi di wajahnya. “Aku akan lebih berusaha!”