Saat itu mereka menjalankan misi bersama. Dia selalu sendirian di samping. Selain membagi tugas, dia pun tidak berbicara dengan siapa pun.Reza menyadari bahwa dia sangat suka makanan manis, karena dia selalu membawa cokelat bersamanya. Kalau dia menghabiskan cokelatnya, dia pun akan terlihat agak gelisah.Awalnya Reza akan membagikan cokelatnya kepada si wanita. Hanya saja dia tidak mengambilnya, melainkan menatap Reza dengan penuh waspada, dan berjalan pergi.Kemudian setelah melewati rintangan bersama, si wanita baru bersedia menerima cokelatnya, dan juga berterima kasih dengan suara seraknya.Selanjutnya, Reza mendengar kabar kematian si wanita ketika menjalankan misi. Si wanita dikhianati, alhasil semua anggotanya mati di dalam sebuah gudang telantar.Saat mendengar kabar ini, Reza merasa sangat disayangkan. Bahkan ketika teringat mata indahnya, hati Reza pun terasa sakit.Hari sudah mulai terang.Reza pergi ke kamar mandi, lalu mengganti pakaiannya, dan meninggalkan kediaman pada
Saat ini Reza pergi ke dapur untuk mengambil air. Lampu di dalam ruang tamu masih menyala, cahayanya samar-samar memancar dari celah pintu.Apa dia insomnia lagi?Rasa penasaran menyerang diri Sonia. Dia menuruni ranjang, lalu terdengar Reza sedang menelepon.“Ada masalah apa?”Suara di ujung telepon terdengar agak gelisah. “Pak Reza, aku adalah manajer Siska, Devi. Hari ini Pak Bagus membawa Siska untuk bertemu dengan beberapa investor. Siska minum banyak, sekarang dia sedang dibawa Pak Lewis ke kamar atas. Anggotanya terus berjaga di depan, mereka nggak izinin ada yang mendekat. Pak Reza, tolong selamatkan Siska!”Reza mengerutkan kening. “Di mana Pak Bagus?”“Pak Bagus sudah dibawa pergi. Dia nggak lagi di sini!”Ekspresi Reza terlihat sangat dingin. Baru saja hendak menyuruh Devi untuk menghubungi Thomas, dia pun menyadari ada yang mengintip dari celah pintu. Reza tiba-tiba mengubah pemikirannya, dan mengambil jas di atas sofa. “Di mana kalian?”“Di Hotel Yafurni!”“Tunggu aku, aku
Tasya sedang melamun lantaran memikirkan sesuatu. Ketika mendengar pertanyaan Reza, dia pun terdiam sejenak baru membalas, “Lusa, ada apa?”“Nggak apa-apa. Aku akan suruh sopir untuk mengantarmu.”“Paman, aku sudah janjian sama temanku akan pergi jalan-jalan saat liburan sekolah nanti,” ucap Tasya dengan tersenyum manis.Reza membalas dengan datar, “Bilang sama orang tuamu dulu. Kalau mereka setuju, aku juga akan setuju!”Tasya langsung cemberut dan mendengus. “Paman, nggak asyik!”Selesai makan, Reza kembali bertanya pada Tandy, “Setelah kakakmu selesai ujian, Bu Sonia nggak perlu ajari dia lagi. Apa perlu Bu Sonia datang setiap hari untuk mengajarimu? Biar nilai semester depanmu lebih bagus lagi.”“Nggak usah!” ucap Tandy dengan sangat arogan. “Nilaiku sudah cukup tinggi. Meski aku berleha-leha, nggak ada yang bisa mengejar nilaiku.”Reza menundukkan kepala, lalu membalas, “Em.” Dia tiba-tiba berdiri lalu menambahkan, “Kalian makan sana, aku naik dulu!”Setelah Reza pergi, Tasya baru
Ranty dan Sonia berjalan di belakang, Ranty pun menjelaskan, “Theresia adalah temanku. Dia sangat hebat, punya perusahaan public relations sendiri. Hari ini dia bantu kita untuk minum semua alkohol kita!”Sonia akhirnya mengerti. Theresia yang berjalan di depan sana, memiliki tubuh yang bahenol dengan rambut ikal. Ditambah lagi dengan wajah indah yang mirip dengan bidadari itu, pasti akan menarik perhatian banyak lawan jenis.Aula acara pesta didekorasi dengan sangat mewah. Semua kaum kalangan atas di Jembara berkumpul di sini. Para lelaki berkumpul bersama, meneguk alkohol sambil melirik wanita cantik yang melewati pandangan mereka. Baru saja mereka masuk ke aula, sudah ada yang datang untuk menyapa mereka. Namun semuanya sudah berhasil dihadapi oleh Theresia.Sonia melihat Theresia sanggup menangani para lelaki dengan gampangnya. Padahal dia adalah seorang wanita yang sangat cerdas, tapi dia malah tersenyum layaknya seorang wanita lugu, pantas saja semua orang menyukainya.Benar apa
Kolam berbentuk setengah lingkaran itu terlihat sangat jernih. Di bawah pancaran cahaya lampu, dapat terlihat jelas setiap ombak kecil di dalam kolam. Apalagi dengan adanya angsa di dalam kolam, suasana sekitar pun terasa santai dan elegan.Sonia yang bersandar di kursi hampir saja tertidur. Namun dia tiba-tiba mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat.Dia berusaha melebarkan kedua mata yang sangat mengantuk. Ketika melihat lelaki yang berada di samping tiang lampu, Sonia seketika mengira dirinya sedang bermimpi saja.Di mana dia sekarang? Kenapa Reza bisa ada di sini?Lelaki itu berjarak sekitar satu meter dari Sonia. Dia menundukkan kepala dan menatap Sonia dengan tatapan dingin. Tatapan itu terasa sangat asing bagi Sonia, seperti ketika mereka pertama kali bertemu saja.Beberapa saat kemudian, bibir memesona Reza bergerak. “Bagaimana perasaanmu ketika bertemu aku di sini? Sedih atau senang?”Sonia tidak begitu mengerti dengan maksud ucapan Reza. “Apa maksudmu?”Reza tersenyum
Sonia yang sedang duduk di atas kursi langsung mengangkat kepalanya, dan menatap Ranty dengan tidak berdaya. “Aku malah ingin tanya apa yang sudah kamu lakukan terhadapnya?”Ranty langsung membuka matanya dengan lebar. “Apa dia tahu aku suruh Theresia untuk mengujinya?”Pertanyaan Ranty membuat Sonia menghela napas. “Non, bukannya aku sudah beri tahu kamu untuk jangan uji dia? Kenapa kamu nggak dengar ucapanku?”Pantas saja dia sengaja mengajak Theresia kemari. Ternyata ini maksud dan tujuan Ranty.“Kalian sudah lama bersama. Jadi aku ingin tahu bagaimana sebenarnya perasaan dia terhadap kamu,” jawab Ranty.Sonia mengangguk. “Terima kasih, ya. Sekarang aku sudah tahu jawabannya.”“Apa maksudmu?” Ranty mengerutkan kening. “Apa yang sudah dia katakan?”Saat ini Sonia menundukkan kepala sambil menggoyangkan kakinya. Dia melirik bebatuan di lantai, lalu menjawab, “Dia sudah marah, sangat amat marah. Aku rasa hubungan kami sudah berakhir.”Rasa kaget seketika datang menyerang. Padahal Rantu
Pesan sudah dikirim Sonia, tapi dia tidak mendapatkan balasan apa-apa.Hari ini Ranty juga sedang senggang, dia membawa Sonia untuk pergi bersenang-senang, mencicipi masakan baru.Tak disangka di saat meninggalkan restoran, mereka malah bertemu dengan Melvin. Dia dan temannya juga makan di sini. Melvin langsung datang menyapa mereka dengan tersenyum, “Makan bareng teman?”Terlihat sebuah anting perak di telinga kiri Melvin. Penampilannya terlihat semakin preman saja.Ranty berbicara, “Kalian mengobrol sana. Aku pergi sapa seniorku dulu.”Sonia membalas dengan suara datar, “Aku tunggu kamu di lobi.”“Oke!” Ranty melambaikan tangan, lalu berjalan pergi.“Bagaimana ceritanya kamu bisa jadi teman baik Nona Besar dari Keluarga Atmojo?” Melvin mengernyitkan keningnya. “Aku sungguh nggak habis pikir.”“Apa kamu ada urusan lain?” balas Sonia dengan nada datar.“Semua orang tahu kalau kamu adalah pacarku, memangnya kita nggak boleh mengobrol?” Melvin tersenyum genit sambil mengamati tubuh Sonia
“Tenang saja, kali ini aku nggak akan bohongi kamu!” Melvin tersenyum. “Aku sedang mengejar seorang wanita, tapi dia nggak suka sama aku, bahkan sudah menolakku berkali-kali. Besok adalah hari ulang tahunnya. Aku ingin memesan ruangan di Kasen untuk merayakan hari ulang tahunnya. Kamu bantu aku kasih kue tar untuk dia, ya?”“Kenapa kamu nggak kasih sendiri?” tanya Sonia dengan kebingungan.“Kalau aku kasih dia, dia pasti nggak mau terima!” Melvin mengangkat-angkat pundaknya menyatakan ketidakberdayaannya. “Padahal aku orangnya baik sekali, tapi kalian semua malah nggak suka sama aku. Sedih banget aku!”Melihat Sonia tidak berbicara, Melvin pun melanjutkan, “Kamu bisa pergi setelah mengantar kue, nggak akan ada yang bakal memaksa kamu untuk makan bareng. Meskipun ada, kamu juga nggak perlu ladeni mereka. Tenang saja, nggak akan ada orang yang berani mempersulitmu.”Sonia merasa dia seharusnya membantu Melvin, dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk balas budi Melvin. “Oke, aku akan ba
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja
Yerin menggenggam ponselnya. Jantungnya berdetak kencang! Apa dia ingin mengambil risiko ini?Namun selain cara ini, sepertinya Yerin sudah tidak memiliki jalan lain lagi. Anggota keluarga Yerin tidak suka dengan kekasihnya. Sebelumnya Yerin pernah meminta uang dari keluarganya, sekarang keluarganya juga tidak memedulikan Yerin lagi. Rumahnya di Negara Madani juga sudah dijual. Namun, uang masih belum terkumpul.Benar apa kata Reza. Meski meminta uang 200 juta dari Kelly, Yerin juga tidak bisa menyelamatkan kekasihnya! Lebih baik, Yerin bertaruh saja!Yerin memalingkan kepalanya melihat Yana dengan raut penuh curiga. Apa Jason akan peduli dengan anaknya Kelly? Jangan-jangan Yana adalah anaknya Jason? Hanya saja, bukannya Yana adalah anak yang dikandung Kelly ketika sekolah di luar negeri?Apa yang ingin Reza berikan kepada Yerin? Saat ini, Yerin sudah tidak sabaran ingin mengetahuinya!Yerin membawa Yana meninggalkan apartemen. Dia tidak turun tangan sendiri dalam mengambil barang di
Robi mengiakan. Setengah jam kemudian, Robi menelepon Reza lagi. “Pak Reza, Yerin sudah kembali. Aku juga menemukan Yerin memiliki kekasih baru di Negara Madani. Kekasihnya kalah banyak dalam judi. Dia sedang ditahan. Yerin sedang sibuk mencari uang untuk menebus kekasihnya!”Terlukis ekspresi sinis di wajah Reza. “Aku mengerti.”Robi berkata, “Gimana kalau kita utus orang untuk mencari Yerin? Sandora pasti akan menyerahkan anak itu kepadanya.”Reza berpikir sejenak. “Sementara ini tidak usah dulu. Kamu urus masalah yang lain saja. Biar aku saja yang mengurus masalah Yerin.”“Baik!” jawab Robi dengan hormat.Reza duduk di bangku dengan pena mengetuk meja. Saat dia sedang berpikir bagaimana cara memberi kode kepada Jason, tiba-tiba ada yang datang. Bagus sekali!…Sandora menaiki taksi selama satu jam baru tiba di tempat yang dikatakan Yerin. Akhirnya mereka tiba di sebuah gedung apartemen yang letaknya terpencil.Yerin melihat Yana dengan tersenyum. “Bibi memang hebat!”Sandora menyera
Setelah Sandora mendapatkan jaminan dari Yerin, dia pun mengangguk. “Oke, kapan?”“Aku sangat membutuhkannya. Kamu bawa anak itu besok!” Yerin kelihatan panik.Sandora mengangguk dengan serbasalah. “Besok aku akan hubungi kamu lagi.”Yerin mengiakan, lalu berkata, “Pergilah! Jangan kasih tahu siapa pun masalah kita ketemuan hari ini. Jangan beri tahu orang tuaku juga!”“Oke!” balas Sandora dengan lesu. Dia berdiri, lalu berpamitan. “Kalau begitu, aku pulang dulu, ya!”“Hubungi aku besok!” pesan Yerin.“Aku mengerti!” Setelah Sandora berjalan keluar restoran, dia kelihatan sangat galau. Kelly masih berutang terhadap Perusahaan Teknologi Yorna. Dia pasti sudah tidak memiliki uang. Bagaimana caranya dia bisa mengembalikan utangnya terhadap Yerin?Meski sekarang mereka sudah putus hubungan, sebagai seorang ibu, Sandora tetap merasa sakit hati!Sudahlah! Lagi pula ada banyak teman kaya di sisi Kelly. Dia bisa pinjam uang dari mereka!Keesokan harinya.Setelah Kelly pergi bekerja, Sandora p
Yerin menjawab, “Di Kota Jembara!”Sandora berkata dengan kaget, “Yerin, apa kamu sudah pulang? Sudah bertahun-tahun kamu belum pulang.”“Bibi, coba kamu keluar sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu!”“Masalah apa?”“Masalah yang sangat penting!”“Oh!”Yerin berkata, “Aku kasih alamat ke kamu. Kamu ke sini naik taksi. Segera, ya!”“Oke!” Sandora mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menerima pesan masuk dari Yerin.Malam hari ini, Kenzo dan Wilona pergi berkencan di luar sana. Sandora meletakkan belanjaannya, lalu buru-buru meninggalkan tempat.Tempat yang dicari Yerin adalah sebuah restoran yang sangat terpencil dan tidak terkenal. Setelah Sandora memasuki ruangan VIP, Yerin baru melepaskan maskernya. “Bibi, sudah lama kita nggak bertemu!”“Yerin, ke mana saja kamu selama beberapa tahun ini? Kenapa kamu tidak pernah pulang?” tanya Sandora dengan penuh perhatian.Yerin meliriknya sekilas, lalu berkata dengan nada dingin, “Bukannya semua itu gara-gara putrimu!”Kali ini, Yerin
Dua hari kemudian, Iwan sudah diperbolehkan untuk keluar rumah sakit. Tito sengaja datang khusus untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit. Kemudian, dia membawa Iwan untuk melakukan terapi pemulihan di pusat rehabilitasi.Begitu masuk ke pusat rehabilitasi, Kelly mengerutkan keningnya. Pusat rehabilitasi ini adalah tempat rehabilitasi terbagus di Kota Jembara dengan pemandangan indah di sekeliling. Jaraknya dari pusat kota hanya sekitar 30 kilometer. Di dalam pusat rehabilitasi terdapat tim medisnya sendiri. Fasilitas internalnya juga sangat bagus.Manajer dan suster sudah datang menyambut. Suster mendorong Iwan ke dalam sembari menjelaskan kondisi pusat rehabilitasi kepada Kelly.“Sekitaran pusat rehabilitasi kita ada taman, bioskop, tempat olahraga, perpustakaan, dan masih banyak tempat hiburan lainnya.”“Semua perawat di sini tamatan akademi. Selain itu, semuanya setidaknya sudah memiliki 3 tahun pengalaman dalam menjaga orang tua dan pasien.”…Sekelompok orang berjalan melewati
“Sepertinya Pak Cervin cari kamu, deh!” ucap Laura.Kelly tersadar dari bengongnya. “Oke!” Dia menatap rancangan desain gedung Gunawan Group. Beberapa saat kemudian, dia mengambilnya, lalu berjalan ke ruang kerja Cervin.Pintu diketuk. Kemudian, Kelly berjalan ke dalam dan berkata dengan suara lembut, “Pak, ini rancangan interior lantai satu yang aku buat untuk gedung Gunawan Group. Mohon dilihat dulu. Kalau nggak ada masalah, aku akan lanjut ke rancangan kedua.”Cervin terbengong sejenak, kemudian menunjukkan senyuman di wajahnya. “Apa kamu sudah berubah pikiran? Tidak jadi mengundurkan diri lagi?”Wajah Kelly kelihatan merona. Dia tersenyum, lalu mengangguk dengan perlahan. “Iya, aku mau lanjut bekerja di sini. Aku tarik kembali ucapan aku sebelumnya.”“Begini, dong!” Cervin tersenyum lembut. “Bekerjalah dengan baik. Kariermu pasti akan semakin berkembang di sini!”Tatapan Kelly kelihatan berkilauan. Dia tersenyum lebar menunjukkan lesung pipi di wajahnya. “Aku akan lebih berusaha!”