Semua Bab Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Bab 2081 - Bab 2089

2089 Bab

Bab 2081

Reza membantu Sonia untuk memeriksa satu per satu. Panggilan terbanyak adalah panggilan dari kediaman lama Keluarga Dikara. Ada juga pesan masuk, semuanya adalah permintaan tolong. Mereka memohon Sonia untuk melepaskan mereka.Reza menghapus semuanya.Ada sebuah nomor asing. Reza merasa agak familier dengan nomor itu. Dia melihat sekali lagi, baru menyadari ternyata adalah nomor Celine.Celine mengirim pesan.[ Sonia, Keluarga Dikara memang nggak ada budi sama kamu, tapi juga nggak pernah menganggap Keluarga Dikara. Kalau nggak, kenapa kamu merahasiakan masalah pernikahanmu dengan Tuan Reza! Sekarang kamu sudah memiliki segalanya. Untuk apa kamu mendesak Keluarga Dikara ke jalan buntu? ][ Lepaskan mereka. Kakek sudah tua, nggak sanggup menerima siksaan ini lagi. Aku dengar-dengar, ibumu juga jatuh sakit dan sedang diopname di rumah sakit. Kamu juga bermarga Dikara. Kita semua sekeluarga. Apa mesti menghancurkan keluarga sendiri? ]Kening Reza berkerut. Kenapa dia melupakan Celine?Set
Baca selengkapnya

Bab 2082

Setelah membuka pintu dan keluar kamar, Reza masih sedang menunggu Sonia. Dia membawa Sonia ke lantai bawah untuk sarapan.Lysa melihat mereka berdua menuruni tangga. Dia pun duluan berdiri untuk menghampiri mereka. Tatapannya kelihatan lembut ketika melihat Sonia. “Apa tidurmu nyenyak semalam?”“Emm!” Sonia mengangguk. “Hanya saja, aku bangun kesiangan!”“Nggak siang. Masih kepagian untuk makan siang!” Tasya berjalan kemari, lalu berkata dengan nada bercanda.Sonia tersenyum sembari mengangkat-angkat pundaknya.“Kalau masih kepagian untuk makan siang, kita sarapan dulu saja!” Lysa membawa Sonia ke ruang makan. Pelayan pun menyuguhkan sarapan yang hangat.“Aku nggak makan banyak di pagi hari. Aku temani Sonia makan sedikit.” Tasya juga menghampiri.Tandy juga ikut meramaikan. “Pangsit hari ini enak sekali. Aku juga mau tambah lagi!”Alhasil, mereka yang tadinya sudah selesai sarapan makan lagi demi menemani Sonia.Selesai makan, Lysa baru berkata, “Sonia, anggota Keluarga Dikara kemari
Baca selengkapnya

Bab 2083

Sekujur tubuh Aminah gemetar. Dia hampir saja pingsan karena emosi.“Sekarang semua itu ide siapa sudah tidak penting lagi. Hal yang penting adalah Sonia sama sekali tidak ingin bertemu dengan kalian. Hendri dan Reviana sudah menulis pengumuman dengan sangat jelas. Sonia adalah anak yang diadopsi mereka. Sekarang, bahkan masalah adopsi itu palsu. Bisa ada hubungan apa lagi Sonia dengan Keluarga Dikara kalian?” ucap Reza dengan nada datar. Kemudian, Reza menoleh untuk berpesan kepada Fadin, “Usir mereka semua. Kelak jangan izinkan Keluarga Dikara injak kaki mereka di Kediaman Keluarga Herdian!”“Baik!” jawab Fadin. Dia memanggil pelayan dan pengawal di luar untuk membawa pergi anggota Keluarga Dikara.“Sonia, anggap Kakek mohon sama kamu!” Tobias didorong keluar oleh orang-orang, tetapi dia masih belum menyerah. Dengan suara tersendat dan penuh kepedihan, Tobias mencoba menarik simpati. “Warisan Keluarga Dikara adalah hasil jerih payah beberapa generasi. Aku tidak bisa membiarkannya ha
Baca selengkapnya

Bab 2084

Sonia mengangkat kepala untuk melihat Reza. “Sejak kapan kamu merencanakannya?”Reza berkata, “Waktu itu, saat Reviana membiarkan anggota Keluarga Tamara untuk melukaimu, aku menyuruh orang untuk menyelidiki Keluarga Dikara. Saat itu, aku tahu kondisi mereka sudah hancur. Jadi, kemerosotan Keluarga Dikara benar-benar nggak ada hubungannya sama kamu!”Sonia hanya termakan omongan Tobias tadi. Dia juga bukan tipe orang galau. Dia mengangguk dan tidak mengungkit masalah ini lagi.Setibanya di kediaman Aska, salju masih turun. Rose sudah tiba. Dia pun mengambil payung untuk menjemput Sonia.Reza melepaskan tangan Sonia. “Kamu ke dalam dulu. Aku telepon sebentar. Aku akan segera cari kamu.”Sonia mengiakan, kemudian bersama Rose berjalan ke dalam rumah.Setelah Reza melihat Sonia memasuki rumah, dia baru berjalan ke sisi pohon bunga plum di samping. Dia melakukan panggilan internasional. Dia bertanya dengan serius, “Apa kamu sudah terima obat yang aku kirim? Apa bermasalah?”Orang di ujung
Baca selengkapnya

Bab 2085

Ranty malas omong kosong dengannya. Dia duduk di sofa sembari menatap wajah munafik Stella, kemudian berkata pada dua wanita pendamping yang dia bawa, “Pukul!”Setelah Sonia kembali ke Kediaman Keluarga Dikara, sebagian besar alasan dia ditelantarkan dan diremehkan oleh Reviana adalah provokasi dari Stella.Waktu itu, padahal Stella masih muda, hatinya malah sudah begitu beracun.Jelas-jelas Stella sudah menguasai kedudukan Sonia, menerima keuntungan dari Keluarga Dikara, dia malah tidak merasa berterima kasih dan merendah, melainkan ingin mengusir Sonia. Stella terlalu serakah hingga tidak bermanusiawi.Mengenai hal itu, Stella sungguh mirip dengan anggota Keluarga Qindara!Serakah, kejam, dan gila, bukannya sifat itu adalah ciri khas dari Keluarga Qindara? Hanya saja, Reviana dan Hendri yang bodoh itu malah tidak bisa melihat dengan jelas.Sejak saat itu, Ranty sudah ingin menghajar Stella. Setelah menahan diri selama ini, semua amarah itu harus dilampiaskan hari ini!Dua orang penda
Baca selengkapnya

Bab 2086

Tasya seorang diri mengendarai mobil ke restoran steamboat.Setelah tamat kuliah dan mulai bekerja, Tasya belajar mengendarai mobil, belajar cara berinteraksi, dan juga belajar banyak hal lainnya. Hanya saja, hal yang paling dia rindukan adalah masa-masa paling melelahkan dan paling membahagiakan di restoran steamboat.Setelah memasuki restoran, ada dua meja tamu di dalamnya. Mereka baru mulai menyibukkan diri.Saat Bruno melihatnya, dia pun berlari kemari dengan terkejut. “Tasya!”Tasya yang cantik itu bertanya, “Lagi sibuk?”“Lumayan!” Bruno berkata dengan tersenyum, “Kamu datang buat cari Bos?”Semalam Bos baru saja kembali, sekarang Tasya malah datang. Tanpa perlu dipikirkan, dapat diketahui bahwa dia datang untuk mencari Yandi.Tasya kelihatan canggung. Dia pun menjelaskan, “Aku dengar-dengar Bos Yandi lagi terluka. Aku datang untuk jenguk dia!”“Nona Sonia telepon kami untuk menjaga Bos dengan baik. Bos bilang dia baik-baik saja. Dia tidak perbolehkan kami buat melihat lukanya!”
Baca selengkapnya

Bab 2087

Kening Yandi berkerut. “Aku saja tidak peduli. Orang lain lebih tidak usah peduli!”“Tapi, aku peduli!” Tiba-tiba mata Tasya memerah. Dia berkata dengan terisak-isak, “Semalaman aku nggak tidur. Aku takut Leon dan yang lainnya nggak tahu cara untuk jagain kamu. Bahkan ketika bermimpi, aku juga bermimpi kamu berdiri di depanku dengan darah di seluruh tubuhmu!”Yandi terbengong melihat wanita bermata merah. Hatinya terasa sesak. Dia sama sekali tidak mengatakannya.Tasya memalingkan kepalanya, lalu menarik napas dalam-dalam. Dia tidak tahu dirinya sedang marah atau sedih, jantungnya tidak berhenti berdetak kencang.Yandi mengambil tisu untuk Tasya, kemudian berkata dengan datar, “Tasya, mau aku bilang berapa kali baru kamu mengerti. Kita itu bukan orang satu dunia. Dengan pengalaman dari kecilku, pandangan hidup kita berbeda. Kelak kita tidak bisa hidup bersama. Kamu seharusnya mencari orang sebaya, lalu segera berpacaran. Dengan begitu, kamu pun akan melupakanku!”Tasya tidak mengambil
Baca selengkapnya

Bab 2088

“Biarkan aku tetap berada di sisimu, kita bisa tetap berteman seperti dulu, tapi jangan lagi bersikap dingin dan menjauhiku! Beri kita waktu untuk saling memahami perasaan satu sama lain. Kalau kamu tetap nggak bisa menyukaiku, aku akan mundur.” Tasya mengucapkan kalimat terakhir itu dengan suara terisak-isak.Yandi tidak langsung menjawabnya. Setelah berpikir sejenak, dia mengangguk dengan perlahan. “Oke, boleh!”Tasya tersenyum manis, tetapi dibaluti dengan air mata. Sosok dia saat ini menyentuh hati siapa pun yang melihatnya.Tasya tersenyum karena dirinya memiliki harapan dan juga tersenyum karena dirinya yang tidak berguna. Padahal Yandi tidak menjanjikan apa-apa, dia malah merasa gembira.Tasya buru-buru menyeka air matanya, lalu mengulurkan tangannya sembari berkata dengan sedikit canggung dan berani, “Boleh nggak aku peluk kamu?”“Ja ….”Belum sempat Yandi menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Tasya melompat ke arahnya dan memeluknya erat, menempelkan tubuh mungilnya ke dada pria
Baca selengkapnya

Bab 2089

Jantung Yandi berdebar. Rasa kebas mulai menjalar di dirinya. Dia spontan bersandar ke belakang, lalu menarik kemejanya untuk menutupi bagian pundak yang terpampang lebar. “Aku baik-baik saja. Kamu pulang sana!”“Nggak usah usir aku. Aku akan pergi sendiri nanti!” Tasya meletakkan obat kembali, lalu berkata dengan serius, “Kenapa kamu bisa tertembak? Apa kamu bergabung dalam organisasi gelap? Apa kelak kamu akan sering bertarung lagi?”Yandi menatapnya. “Takut?”“Takut!” Tasya langsung menatap mata Yandi. “Aku takut kamu akan mati!”Yandi tertegun.Tasya berkata dengan menggigit bibirnya, “Aku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan dulu. Kelak aku berharap kamu jangan ke sana lagi, melewati hidupmu dengan baik, ya?”Tadinya Yandi ingin mengatakan bahwa dia memang tipe orang seperti itu. Namun, ketika melihat mata merah Tasya, dia pun tidak beradu lagi dengan Tasya, hanya mengangguk dengan perlahan saja. “Aku punya batasan!”Mereka semua adalah orang dewasa, terutama Yandi. Dia lebih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
204205206207208209
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status