All Chapters of Istri Antagonis sang Presdir! : Chapter 71 - Chapter 80

129 Chapters

71. Kerusuhan

Baik Denita maupun Franda tidak langsung melabrak Rafael dan Salsa begitu dua orang itu telah memasuki restauran. Mereka terlebih dulu membiarkan Rafael dan Salsa mengambil tempat duduk dengan bahagia, lalu memesan makanan, dan tertawa-tawa untuk entah topik apa yang sedang dibicarakan. Denita dan Franda terus mengawasi dua sejoli itu melalui sudut mata dari tempat duduk mereka. "Dia benar-benar tidak tahu malu!" dengus Franda sewot yang langsung dibenarkan Denita di dalam hati. "Lalu sampai kapan rencananya kita menonton mereka di sini?" tanya Denita dalam bisikan lirih. "Tunggu makanan mereka datang. Aku ingin mengguyur mereka berdua dengan apapun makanan yang mereka pesan!" ujar Franda dengan sengit. Bayangan klise ketika Salsa sedang diguyur air langsung bermain dalam benak Denita. Dia sendiri tidak pernah takut untuk melakukan hal itu kepada Salsa, tapi dia belum memiliki kesempatan dan dia juga tidak memiliki alasan yang cukup. Setelah menunggu selama 15 menit lamanya, mak
last updateLast Updated : 2023-04-22
Read more

72. Viral

"Are you ok?" Denita bertanya basa-basi begitu dia tersadar dari keterpanaan atas insiden yang menimpa Franda baru saja. Sorot matanya menunjukkan keperihatinan yang sangat jelas. Sebagai tanggapan atas perkataan Denita itu, Franda otomatis terkekeh pelan. "Basa-basimu terlalu basi," ujarnya. Denita seketika meringis. Dia juga tahu ini. Akan tetapi, dia tidak bisa memikirkan kata yang tepat untuk diucapkan pada Franda dalam kondisi seperti ini. "Aku mau pulang. Kamu bagaimana?" tanya Franda setelah kecanggungan yang kaku di antara mereka. "Aku harus kembali ke kantor!" ujar Denita seraya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Oke. Kalau begitu, sampai jumpa kapan-kapan!" ucap Franda seraya melangkah menuju pintu masuk Restauran. Ditinggalkan sendirian, Denita melirik pada meja yang tadi dia duduki bersama Franda. Meja kosong itu membuatnya kembali meringis saat mengingat bahwa dia bahkan belum meneguk air barang setetes pun selama berada di tempat ini. Bahka
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

73. Disidang

Denita pulang ke rumah ketika jarum jam menunjukkan pukul 10 malam. Dia baru saja selesai membahas mengenai pernikahannya dengan Dominic yang direncanakan akan digelar secara besar-besaran. Dengan langkah sempoyongan karena lelah, dia menjejakkan kaki selangkah demi selangkah memasuki rumah mewah Hadiwijaya. Kesibukannya sepanjang hari ini membuat Denita tidak mengetahui kalau keluarga Hadiwijaya sedang diselimuti gonjang-ganjing karena video viral yang tersebar siang tadi. "Kemana saja kamu baru pulang jam segini!"Suara teriakan keras itu menyambut Denita setibanya dia di ruang keluarga rumah mewah itu. Dengan alis terjalin rumit, Denita menatap ke arah ayah kandungnya. Tatapan mencela dia tunjukkan dengan terang-terangan. "Ada apa ini?" tanya Denita tidak mengerti. "Kamu sengaja berkolusi dengan orang luar untuk sengaja mencoreng nama baik keluarga Hadiwijaya 'kan?" tuduh Pak Hendra. Wajahnya yang merah padam menunjukkan betapa dia sedang diiliputi amarah. "Hah?" Denita masih
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

74. Pernikahan

Pasca insiden viral yang menimpa Salsa serta hukuman 3 bulan tidak boleh keluar rumah telah membuat wanita itu memilih untuk bersikap patuh. Tentu saja Denita tidak mempercayai ketenangan mencurigakan yang ditunjukkan oleh Salsa dipermukaan. "Apa yang sebenarnya sedang wanita itu rencanakan?" Denita bertanya dalam gumaman samar pada diri sendiri. Namun, karena pertanyaan ini tidak ada yang bisa menjawab, Denita memilih untuk menyibukkan diri dengan tetek bengek rencana pernikahannya. Mengesampingkan untuk sementara segala hal tentang musuh bebuyutannya itu. Adapun setelah 3 bulan lamanya mempersiapkan pesta pernikahan impiannya, hari yang ditunggu Denita ini akhirnya tiba juga. Pukul 9 pagi tadi, dia sudah resmi menjadi istri sah seorang Dominic. Adapun sekarang, dia baru saja selesai mengganti gaun pengantinnya yang kedua untuk acara resepsi sebentar lagi. "Cie. Akhirnya sah juga ni ye!" Widia yang hari ini berperan sebagai bridesmaid-nya menggoda Denita yang telah tampil canti
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

75. Natasya

"Natasya!"Debaran di jantung Denita seketika melonjak ketika mendengar Dominic memanggil nama ini. Dia sudah lama mendengar Dominic menyebutkan nama ini. Akan tetapi, ini pertama kalinya bagi Denita untuk melihat sosok yang nyata. Seorang wanita dalam balutan gaun selutut berwarna salem sedang berdiri di hadapan Dominic. Dari pengamatan yang dilakukan Denita secara sembunyi-sembunyi, wanita bernama Natasya ini tidak terbilang super cantik. Namun, wajahnya ayu dan lembut. Tampak seperti wanita baik-baik yang ramah serta hobi tersenyum, membuat siapa saja yang memandang tidak bosan. Dia tinggi semampai dengan kulit kuning langsat yang berkilau tampak sehat itu menunjukkan kecantikan khas Indonesia. "Akhirnya kamu bisa serius juga jadi orang. Aku pikir kamu akan terus main-main!" ujar Natasya disertai dengan kekehan ringan. Dia juga menepuk pelan bahu Dominic untuk menunjukkan keakraban mereka. "Kamu kapan kembali?" tanya Dominic mengabaikan kalimat Natasya baru saja. "Beberapa har
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more

76. Malam Pengantin yang Kelabu

Terlalu lama memaksakan senyum sepanjang hari ini, wajah Denita terasa kaku begitu acara resepsi pernikahan berakhir. Malam pengantin yang seharusnya menjadi malam syahdu bagi mereka, justru berubah menjadi malam pengantin yang kelabu.Setelah menanggalkan gaun pengantin yang beratnya belasan kilo dari tubuhnya, Denita memilih untuk berendam lama. Dia sengaja berlama-lama bukan karena ingin mempersiapkan diri untuk malam pertama mereka. Namun, untuk menenangkan seluruh syarafnya yang tegang. Sepasang mata Denita terpejam dan tubuhnya merosot ke dalam bak mandi hingga hanya menyisakan kepala hingga leher. Berbagai macam pikiran acak pun berkecamuk dalam benak Denita. Terutama didominasi oleh ingatan akan kedekatan antara dirinya dan Dominic yang mulai terangkai dalam waktu beberapa bulan belakangan ini. Denita yang tadinya memiliki harapan akan mampu membuat Dominic takluk, tiba-tiba dihantam oleh rasa tidak percaya diri. Dia bahkan mulai bertanya-tanya, apakah dia harus menyerah? "
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

77. Saran Mertua

Jika tidak mengingat kalau mereka harus berangkat ke Bali pada pukul 10 pagi, Denita terlalu malas untuk beranjak dari ranjang empuk hotel hari ini. Dia rasanya ingin menebus bulan-bulan sibuk belakangan ini dengan cara tidur nyenyak. "Ayo bangun, nanti kita terlambat!" ujar Dominic menggoyangkan bahu Denita dengan pelan. "En," Denita menggeliat sebentar sebelum kembali memperbaiki posisi tidurnya. "Kamu bisa melanjutkan tidur saat kita sampai di sana," ujar Dominic. "Ngomong-ngomong, orang tuaku juga sudah sampai di bandara. Kita akan berpisah dengan mereka di sana," lanjut Dominic memberitahu. Denita yang seperti kucing malas mau tidak mau membuka matanya. "Apakah Tante Evelyn akan segera pergi?" tanya Denita dengan suara parau khas baru bangunnya. "Hm," jawab Dominic dalam gumaman pelan. Mau tak mau Denita harus segera beranjak dari tempat tidurnya. Hal pertama yang dia lakukan setelah itu adalah meraih ponsel yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidur untuk melirik j
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

78. Honeymoon

Panasnya pulau Bali segera menyambut mereka begitu mereka turun dari pesawat. Awalnya Denita ingin berbulan madu di daerah-daerah Eropa sana. Sayang sekali, dia tidak bisa menjelajahi Negara yang jauh itu karena alasan pekerjaan. Sebagai seorang CEO baru di perusahaan, Dominic belum bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama. Posisinya masih rapuh dan rawan pemberontakan dari sisi para pemegang saham. Alhasil, mereka hanya bisa berbulan madu di pulau Dewata, Bali ini. "Kemana dulu kita?" tanya Dominic begitu mobil jemputan mereka sudah tiba. "Villa!" jawab Denita santai. "Begitu tidak sabar?" tanya Dominic menggoda. Kalimat ini tampak terdengar biasa saja. Tetapi jika Dominic yang mengatakannya, kalimat ini bisa jadi menghasilkan makna yang beragam. "Aku hanya ingin tidur lagi. Kamu jangan terlalu banyak berpikir!" dengus Denita sembari menjawil hidung Dominic dengan jail. "Tidak makan siang dulu?""Kamu lapar?" Denita balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan Domini
last updateLast Updated : 2023-04-25
Read more

79. Honeymoon (2)

Denita tidak terjerat terlalu lama dalam memori buruk bertahun-tahun belakangan. Begitu tidak mendengar tanggapan dari Dominic, dia langsung menepis pikiran buruk yang ada. Dia segera menunduk, meraup segenggam air, lalu memercikkannya ke wajah Dominic yang ikut melamun. "Jangan melamun aja!" tegur Denita dengan ceria. Dominic yang wajahnya terkena air asin segera tersadar. Dia langsung membalas tindakan Denita dengan lebih heboh. Layaknya pasangan suami istri, mereka terus saling goda. Tidak mereka hiraukan pakaian yang basah oleh air laut. Hanya tawa menggema mereka yang sesekali membuat orang lewat mengkerut iri. "Udah! Udah! Lengket nih!" seru Denita sambil berlari menjauhi tepi pantai. Namun, Dominic terus mengikutinya dengan memercikkan sisa air yang ada di tangannya. Seiring waktu, penampakan langit perlahan berubah menjadi jingga. Masih dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan, Denita dan Dominic mengambil tempat duduk di atas pasir putih di pinggir pantai. "Ini pertama kal
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more

80. Honeymoon (3)

Denita menggelinjing geli ketika merasakan hembusan nafas hangat Dominic membelai bahunya yang terbuka. Ini bukan yang pertama kali mereka berada dalam jarak yang begitu intim. Akan tetapi, bagi Denita rasanya tetap seperti yang pertama kali. Dia tetap malu setiap kali sedang beradu kulit dengan lawan jenis! "Ini artinya, aku sudah mendapat lampu hijau?" tanya Dominic lirih tanpa melepaskan bibirnya dari bahu Denita. "Hm," jawab Denita dalam gumaman singkat. "Kamu yakin tidak akan menyesali malam ini?" tanya Dominic lagi. "Tidak akan!" jawab Denita dengan mantap. "Kalau begitu, lihat aku!" ujar Dominic sembari menarik pelan bahu Denita hingga berputar ke arahnya. Denita tidak bisa mencegah agar wajahnya tidak memanas. Untungnya kondisi kamar mereka hanya dilengkapi dengan cahaya temaram dari lilin. Jadi wajah merah karena malunya tidak bisa dilihat oleh Dominic. "Kamu sangat cantik!" puji Dominic. Jemari panjang pria itu bergerak pelan menyingkirkan helaian rambut Denita yang
last updateLast Updated : 2023-04-26
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status