Semua Bab Pernikahan Dadakan dengan CEO: Bab 201 - Bab 210

2833 Bab

Bab 220

Akan tetapi, Olivia selalu membelanjakan uang dengan hati-hati. Kecuali saat dia membeli perabotan besar. Kalau tidak, pengeluaran hariannya di rumah kecil mereka tidak akan melebihi 400 ribu.Stefan segera mengesampingkan pemikirannya itu. Dia terlalu malas untuk menerka-nerka. Lagi pula, dia memang memberikan uang kepada Olivia untuk dibelanjakan.Stefan marah pada Olivia, bahkan dia menghapus nomor perempuan itu. Namun, dia tetap memberikan uang yang harus dia berikan pada Olivia.Karena dia memaksa diri untuk bersama Olivia sampai perjanjian mereka berakhir. Dia tidak akan mengakhiri perjanjian lebih dulu karena itu melanggar perjanjian, dia juga harus memberikan biaya ganti rugi yang besar pada Olivia.Sepuluh menit kemudian.Ponsel Stefan menerima pesan pemberitahuan penggunaan kartu lagi. Kali ini, Olivia menghabiskan total 40 juta.Tentu saja, jumlah uang itu masih belum seberapa bagi Stefan. Dia hanya ingin tahu mengapa perempuan itu tiba-tiba menghabiskan begitu banyak uang?
Baca selengkapnya

Bab 221

“Begini, Bos. Sekalipun kamu lihat dengan matamu sendiri Olivia makan dengan pria lain dan ambil sayur untuknya, kamu harus cari tahu dulu siapa pria itu. Bagaimana kalau mereka saudara?”Wajah Stefan seketika menjadi muram, “Albert.”Secara naluriah Reiki langsung bertanya, “Albert siapa? Oh, aku tahu. Anaknya CEO Pratama Group. Sekarang dia lagi dilatih di Pratama Group. Dia ... biarkan aku analisa dulu. Nama belakang mama Albert adalah Santoso. Nama belakang sahabat istrimu juga Santoso.”Stefan langsung berkata, “Albert adik sepupunya Junia.”“Betul,betul. Mereka kakak adik sepupu. Istrimu dan Junia adalah sahabat karib. Istrimu pasti sudah lama mengenal Albert. Lagi pula, dia juga beberapa tahun lebih tua dari Albert. Mungkin saja, dia hanya anggap Albert sebagai adik.”“Mereka sama sekali nggak ada hubungan darah. Biar dia mau jadikan Albert sebagai adiknya, Albert tetap nggak bisa jadi adiknya.”Suara Reiki tercekat. Benar juga, meski Olivia mengatakan kalau dia menganggap Alber
Baca selengkapnya

Bab 222

Mungkinkah Stefan benar-benar cemburu seperti yang dikatakan Reiki? Bagaimana mungkin?Sambil duduk di kursi putar berwarna hitam, Stefan mengeluarkan ponselnya lagi. Setelah berpikir lama, dia baru memutuskan untuk mengesampingkan harga dirinya dan membalas pesan Olivia. Begitu dia buka Whatsapp, dia baru ingat kalau dia sudah hapus nomor Olivia.Untung saja, dia masih ingat nomor ponsel Olivia. Setelah mengalami pergulatan batin selama beberapa saat, Stefan baru mengumpulkan keberanian untuk menelepon Olivia.“Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.”Stefan, “....”Apakah Olivia mematikan ponselnya? Atau perempuan itu telah memblokirnya? Stefan segera menggunakan telepon kantornya untuk menelepon Olivia dan masuk. Tanpa menunggu Olivia mengangkat telepon, Stefan langsung menutup telepon. Karena dia yakin akan satu hal. Olivia benar-benar memblokir nomor ponselnya.Padahal Stefan sudah memutuskan untuk mengalah dan memperbaiki hubungannya dengan Olivia. Namun, setelah Olivia membloki
Baca selengkapnya

Bab 223

Sopir secara naluriah menoleh ke arah Stefan yang duduk di kursi belakang. Begitu melihat ekspresi Stefan yang dingin, sopir itu cepat-cepat melihat kembali ke depan dan fokus mengendalikan kecepatan mobil. Dia terus mengikuti mobil Olivia dari jarak yang tidak jauh juga tidak dekat.Dimas teringat masalah yang paling penting. Dia pun menoleh dan bertanya pada Stefan, “Pak Stefan, malam ini pulang ke mana?”Stefan kembali ke Grand Yard Residence kemarin. Sekarang mereka mengikuti Olivia, mungkin saja Stefan akan kembali ke Lotus Residence.Stefan diam seribu bahasa. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Pulang ke Grand Yard, tapi ....”Pria itu melihat mobil di depannya. Keinginan Stefan terpapar jelas tanpa harus Stefan mengucapkannya sendiri.Mereka diam-diam mengawal mobil Olivia kembali ke Lotus Residence. Setelah itu, Stefan baru kembali ke vilanya.Dimas adalah orang yang cerdas. Dia segera menangkap maksud Stefan. Setelah itu, dia langsung memberi tahu sopir secara detail.Olivia
Baca selengkapnya

Bab 224

Setelah larut malam, saat hanya ada sedikit mobil dan orang di jalan, mereka menunggu Olivia lewat. Kemudian, mereka mencegat mobil perempuan itu.“Dia mau habiskan berapa banyak uang nggak ada hubungannya denganku. Sejak dulu mereka sudah pakai uang untuk memutuskan hubungan dengan kami. Mereka sudah bilang mereka nggak butuh kami rawat mereka ketika mereka masih hidup, juga nggak butuh kami menguburkan mereka ketika mereka mati. Saat itu kamu belum tahu apa-apa, kamu nggak tahu apa yang terjadi. Pulang dan lihat postingan aku, atau tanya saja pada orang tuamu.”“Tapi orang tuamu sepertinya nggak akan mau mengakuinya. Kalian sekeluarga sudah menghabiskan uang santunan peninggalan orang tuaku yang ditukar dengan nyawa mereka. Kalau nggak, kamu kira kalian bisa hidup enak seperti sekarang?”Ekspresi wajah Olivia begitu dingin, dia pun membalas kata-kata Hendra dengan nada sinis.“Aku nggak mau tahu. Kamu keluar dari mobil sekarang. Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih nggak mau kelu
Baca selengkapnya

Bab 225

Salah perhitungan, ini adalah tempat yang salah untuk bertindak.Di sini sangat dekat dengan lampu merah, dimana-mana terdapat kamera pengawas.Memang benar meraka yang telah menyerang lebih dahulu, Olivia hanya membela dirinya saja.Awalnya Hendra mengira, dengan membawa 7 sampai 8 temannya untuk melawan Olivia yang hanya seorang perempuan lemah merupakan hal yang sangat mudah. Tidak disangka Olivia bisa bela diri, kenapa orang rumah tidak ada yang pernah memberitahunya kalau Olivia bisa bela diri?“Apa yang kamu inginkan?”Hendra sangat ingin memohon untuk mendapatkan kembali telinganya, sementara Olivia semakin mengencangkan tenaganya, membuat pria itu berteriak kesakitan.“Olivia, cepat lepaskan! Kamu berani melukai telingaku, Papa Mama aku nggak akan melepaskanmu!” raung Hendra setengah mengumpat.“Panggil aku Kakak.”“Cih! Kamu Kakak apanya?”“Benar juga, kamu bukan Kakakku, aku juga nggak ingin punya adik sepupu seperti kamu!”Olivia menambah kekuatannya, membuat rasa sakit di t
Baca selengkapnya

Bab 226

“Benar sekali! Hatiku sangat gelap! Nggak ada belas kasih sedikit pun, lalu kalian apa punya belas kasih? Bagaimana Papa dan Mama kamu memperlakukan aku waktu itu, kamu kemarin nggak tahu, sampai sekarang juga nggak tahu? Jangan kira karena sudah lewat bertahun-tahun aku sudah melupakannya. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana mereka memperlakukan aku waktu itu, Aku mengingat semua perlakuan mereka seumur hidupku!”Hendra membuka mulut mencoba untuk berbicara, tapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.Akhirnya pria itu merangkak dan berdiri, lalu membalikkan badan dan lari.Olivia langsung berlari mengejar pria itu. Hanya dengan satu tendangan, Hendra langsung jatuh tersungkur ke tanah. Perempuan itu menarik baju Hendra ke belakang, hingga pria itu terseret di atas tanah, sementara Hendra hanya bisa berteriak kesakitan ketika badannya mengenai tanah yang kasar.Olivia melempar Hendra ke arah teman—temannya yang sedang ketakutan, lalu berkata dengan nada memperingati, “A
Baca selengkapnya

Bab 227

Ketika sampai di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 1.00 pagi. Perempuan itu membuka pintu rumah dan mendapati ruangan yang gelap gulita. Paling Stefan saat ini masih belum pulang, atau hanya berada di dalam kamarnya saja.Olivia menutup dan mengunci pintu rumah dengan sangat perlahan. Perempuan itu kemudian menyalakan lampu di ruang tengah, lalu terdiam selama satu menit sebelum akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Stefan. Baru saja perempuan itu mengangkat tangan ingin mengetuk pintu kamar Stefan, detik berikutnya, perempuan itu langsung membatalkan niatnya. Berhubung saat ini sudah masuk tengah malam dan Olivia kembali teringat ucapan Nenek, yang mengatakan suasana hati Stefan yang diganggu dalam tidurnya sangatlah buruk. Memangnya kenapa kalau pria itu ada di rumah? Mereka berdua saat ini tetap saja dalam perang dingin.Olivia akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke kamarnya sendiri tanpa mengatakan apa pun. Satu malam berlalu dengan sepi.Keesokan paginya, b
Baca selengkapnya

Bab 228

“Apa yang sudah dilakukan oleh Olivia, hingga membuat kamu nggak ingin pulang ke Lotus Residence?”“Nggak melakukan apa-apa.”“Stefan, kamu tumbuh besar di samping Nenek, di rumah nggak ada orang lain yang lebih mengerti kamu selain Nenek. Kalau kalian suami istri nggak bertengkar, kamu nggak mungkin akan tinggal di sini. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Olivia? Kalau kamu masih nggak mau berbicara, ya sudah, nggak apa-apa. Nenek nanti pergi ke tokonya saja dan bertanya apa yang terjadi.”Stefan langsung menghentikan langkah kakinya, menatap Nenek Sarah dengan tatapan yang sangat terganggu, “Nenek, ‘kan kita sudah setuju, Nenek nggak akan ikut campur urusan apapun terkait pernikahanku dengan Olivia.”“Nenek nggak ikut campur, Nenek hanya khawatir dan ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua? Kamu adalah orang yang begitu angkuh dan mementingkan harga diri, lalu berpura-pura miskin di dalam pernikahan, Olivia sama sekali nggak mengetahui status kamu yang s
Baca selengkapnya

Bab 229

Nenek Sarah benar-benar sangat marah dengan pemikiran cucunya ini. Perempuan tua itu langsung duduk di sebuah kursi batu di pinggir jalan.Dirinya sudah mengeluarkan berbagai cara untuk membujuk cucunya menyetujui pernikahan ini. Namun hasilnya ….Stefan terdiam sesaat, kemudian berjalan mendekati Neneknya dan duduk di atas kursi batu di samping sang nenek. Dengan tenang, pria itu berkata, “Nenek, Nenek juga tahu, semua hal yang terlalu dipaksakan nggak akan pernah berakhir bahagia. Aku adalah anak yang dibesarkan oleh Nenek, Nenek mau aku membantu membalas budi dengan menikahinya, sudah aku lakukan.”“Aku sudah mengatakan hal ini sama Nenek, Nenek juga jangan ikut campur dalam urusan pernikahan kami. Di hari pernikahan kami, aku juga pernah bilang kalau aku harus menyelidiki karakter dia terlebih dahulu, apakah dia pantas untuk di sisiku seumur hidup? Kalau nggak pantas, pernikahan kami akan selesai dalam setengah tahun.”Nenek Sarah langsung berkata dengan nada yang penuh emosi, “Den
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
284
DMCA.com Protection Status