“Apa yang sudah dilakukan oleh Olivia, hingga membuat kamu nggak ingin pulang ke Lotus Residence?”“Nggak melakukan apa-apa.”“Stefan, kamu tumbuh besar di samping Nenek, di rumah nggak ada orang lain yang lebih mengerti kamu selain Nenek. Kalau kalian suami istri nggak bertengkar, kamu nggak mungkin akan tinggal di sini. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Olivia? Kalau kamu masih nggak mau berbicara, ya sudah, nggak apa-apa. Nenek nanti pergi ke tokonya saja dan bertanya apa yang terjadi.”Stefan langsung menghentikan langkah kakinya, menatap Nenek Sarah dengan tatapan yang sangat terganggu, “Nenek, ‘kan kita sudah setuju, Nenek nggak akan ikut campur urusan apapun terkait pernikahanku dengan Olivia.”“Nenek nggak ikut campur, Nenek hanya khawatir dan ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua? Kamu adalah orang yang begitu angkuh dan mementingkan harga diri, lalu berpura-pura miskin di dalam pernikahan, Olivia sama sekali nggak mengetahui status kamu yang s
Nenek Sarah benar-benar sangat marah dengan pemikiran cucunya ini. Perempuan tua itu langsung duduk di sebuah kursi batu di pinggir jalan.Dirinya sudah mengeluarkan berbagai cara untuk membujuk cucunya menyetujui pernikahan ini. Namun hasilnya ….Stefan terdiam sesaat, kemudian berjalan mendekati Neneknya dan duduk di atas kursi batu di samping sang nenek. Dengan tenang, pria itu berkata, “Nenek, Nenek juga tahu, semua hal yang terlalu dipaksakan nggak akan pernah berakhir bahagia. Aku adalah anak yang dibesarkan oleh Nenek, Nenek mau aku membantu membalas budi dengan menikahinya, sudah aku lakukan.”“Aku sudah mengatakan hal ini sama Nenek, Nenek juga jangan ikut campur dalam urusan pernikahan kami. Di hari pernikahan kami, aku juga pernah bilang kalau aku harus menyelidiki karakter dia terlebih dahulu, apakah dia pantas untuk di sisiku seumur hidup? Kalau nggak pantas, pernikahan kami akan selesai dalam setengah tahun.”Nenek Sarah langsung berkata dengan nada yang penuh emosi, “Den
“Nenek di luar lagi siap-siap pergi sarapan bareng kamu. Oh ya, Liv, kamu nggak usah bungkusin makanan. Nenek sudah bungkus tiga porsi tadi buat makan bareng sama Junia.”“Oke, kalau begitu Nenek tunggu di dalam saja, sebentar lagi aku ke sana. Tapi, lain kali Nenek nggak usah bangun sepagi ini. Tidur saja lamaan. Aku nggak lapar, kok.”“Usia Nenek sudah tua, jadi nggak perlu tidur lama-lama. Hari terang Nenek langsung kebangun sendiri, sudah kebiasaan. Nenek bukannya takut kamu kelaparan, Nenek cuma suka makan bareng sama kamu, jadi nafsu rasanya.”Olivia tersenyum mendengarnya. Beberapa bulan terakhir dia memang sering makan bersama dengan neneknya. Sarah tahu banyak tempat makan nan otentik dan terkenal enak di Mambera, jadi dia sering mengajak Olivia dan Junia untuk mencobanya. Spontan ini membuat Olivia dan Junia merasa sewaktu muda, Sarah pasti adalah seorang foodie. Namun, usianya yang sudah uzur membuat Sarah tidak bisa makan banyak. Ditambah lagi hidupnya juga semakin mapan
Sepasang nenek dan cucu itu saling bertatapan satu sama lain. Beberapa kali Sarah menggerakkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, dan akhirnya dia pun hanya tertawa terbahak-bahak.Wajah Stefan langsung memuram melihat neneknya tertawa lepas tak terkendali. Sarah tertawa sambil memukul bahu Stefan, sedangkan Stefan sibuk memegangi neneknya karena takut dia akan terjatuh.Setelah beberapa saat kemudian, barulah akhirnya Sarah berhenti tertawa, dan dia pun berkata, “Stefan, Nenek salah sudah nuduh kamu yang nggak-nggak. Nenek baru ingat Olivia pernah belajar bela diri. Dia memang jago. Jangankan satu preman, ada banyak juga dia bakal tetap menang. Nenek saranin kalau lain kali kamu lihat dia lagi dalam masalah, jangan cuma mikir kalau dia nggak butuh bantuan. Kamu harus tetap bantu dia, lebih bagus lagi kalau kamu sampai terluka biar dia merasa bersalah. Ngejar cewek itu harus punya perhitungan. Tapi tetap saja yang paling penting itu hati kamu.”“Nek, aku bukan lagi ngej
“Siap.”Si sopir dan Dimas pun turun untuk melaksanakan perintahnya. Si pemilik mobil yang mogok itu sangat berterima kasih atas bantuan yang mereka berikan. Setelah diperiksa, sopirnya Stefan berkata, “Ini mobilnya harus diservis, kayaknya bisa makan waktu beberapa jam. Kami lagi buru-buru, jadi nggak bisa bantu banyak. Aku panggilin yang lain buat dorong mobilmu ke pinggir jalan saja, ya, biar nggak ganggu mobil yang di belakang. Nanti kamu panggil derek saja.”Mobil sedan yang mogok itu pun dipindahkan dari posisi awal setelah didorong oleh beberapa orang bersamaan, setidaknya agar tidak mengganggu mobil yang mau lewat.“Oke, terima kasih banyak buat bantuan kalian, tapi majikanku ini ada urusan penting, apa bisa kalian tolong antar majikanku juga sekalian?” kata si pengemudi mobil mogok itu.Dimas dan sopirnya Stefan tidak berani sembarang menyanggupi permintaannya, jadi Dimas kembali ke mobilnya untuk meminta izin kepada sang majikan.“Pak Stefan, mobil yang di depan itu ada satu
“Stefan, Stefan ….”Amelia berlarian mengejar mobil Stefan, tapi dia menyerah juga karena sudah terlalu jauh. Stefan bersikeras tidak mengizinkan Amelia untuk naik ke mobilnya. Bahkan sampai Amelia tiduran di depan mobilnya pun, Stefan tidak akan berhenti dan lebih memilih untuk melindasnya.Melihat mobilnya Stefan memacu gas dan pergi meninggalkan dirinya begitu saja, Amelia jadi kesal dan menghentakkan kakinya ke lantai. Dia sudah bangun pagi-pagi dan bergegas kemari untuk memblokir jalan Stefan. Cara ini memang membuahkan hasil, dan Stefan juga sudah membantunya, dengan cara meminta para pengawalnya untuk mendorong mobil ke pinggir jalan agar tidak menghalangi mobil-mobil yang di belakang, tapi dia gagal untuk naik ke mobilnya Stefan.Namun, tentu saja Amelia tidak menyerah begitu saja. Sudah berapa lama waktu berlalu semenjak dia menyatakan perasaannya kepada Stefan? Dia tidak akan menyerah sampai setidaknya satu setengah tahun berlalu. Amelia harus terus berjuang karena suatu hari
Sarah melirik ke arah perut Olivia yang rata. Cucu sulungnya yang angkuh dan socially awkward itu pernah bilang kalau dia belum pernah menyentuh Olivia. Hubungan suami istri antara mereka berdua masih polos-polos saja, padahal Sarah sudah berharap punya cicit.Olivia tidak suka dengan sifat Stefan yang dingin, selain itu Stefan juga tidak berani untuk menerkam Olivia di ranjang ataupun tidur telanjang. Di tengah rasa khawatirnya itu, Sarah bahkan sempat berpikir apakah mungkin Stefan penyuka sesama pria atau memiliki penyakit tertentu seperti yang dibicarakan oleh banyak orang di luar sana. Kalau rumor itu tidak benar, mengapa dia tidak tinggal bersama Olivia meski sudah menikah selama satu bulan lebih?Sarah meminta koki di rumahnya untuk membuatkan sup herbal dan eminta Olivia untuk memberikannya kepada Stefan. Dengan memperkuat tubuhnya, Sarah ingin melihat apakah mereka Stefan akan memberikan seorang cicit untuknya. Dia harus mengambil langkah agar mereka berdua dia terus-terusan p
Sarah mulai panik dan berniat untuk melarikan diri, tapi … melarikan diri pun sudah tidak bisa karena Amelia sudah berada di depan pintu masuk toko. Kalau Sarah masih nekat melarikan diri, Amelia pasti akan menyadarinya. Mau tidak mau dia harus mengganti rencana, jadi dia memilih untuk bersembunyi di dalam. Lantas, Sarah meletakkan alat makannya dan berkata kepada Olivia dan Junia, “Nenek sudah kenyang Nenek mau ke toilet dulu, ya. Umur sudah tua, sekali jongkok saja bisa sampai setengah jam.”Olivia dan Junia, “.…”“Liv, kamu ada di dalam,” tanya Amelia seketika Sarah baru saja pergi ke toilet. Tangan kiri Amelia menenteng sekantung udang, dan di tangan kanannya menenteng sekantung kepiting.“Liv, ambil, nih. Berat banget.”Amelia adalah anak manja yang setiap hari kerjanya hanya bersantai-santai di rumah. Karena tidak pernah melakukan aktivitas fisik, menenteng dua kantung besar berisi kepiting dan udang saja rasanya berat setengah mati.Melihat itu, Olivia dan Junia pun bergegas mem