Share

Bab 223

Author: Anggur
Sopir secara naluriah menoleh ke arah Stefan yang duduk di kursi belakang. Begitu melihat ekspresi Stefan yang dingin, sopir itu cepat-cepat melihat kembali ke depan dan fokus mengendalikan kecepatan mobil. Dia terus mengikuti mobil Olivia dari jarak yang tidak jauh juga tidak dekat.

Dimas teringat masalah yang paling penting. Dia pun menoleh dan bertanya pada Stefan, “Pak Stefan, malam ini pulang ke mana?”

Stefan kembali ke Grand Yard Residence kemarin. Sekarang mereka mengikuti Olivia, mungkin saja Stefan akan kembali ke Lotus Residence.

Stefan diam seribu bahasa. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Pulang ke Grand Yard, tapi ....”

Pria itu melihat mobil di depannya. Keinginan Stefan terpapar jelas tanpa harus Stefan mengucapkannya sendiri.

Mereka diam-diam mengawal mobil Olivia kembali ke Lotus Residence. Setelah itu, Stefan baru kembali ke vilanya.

Dimas adalah orang yang cerdas. Dia segera menangkap maksud Stefan. Setelah itu, dia langsung memberi tahu sopir secara detail.

Olivia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Thania Thania
iklan nya banyak sampai malas mau bacanya
goodnovel comment avatar
Anjar Wati
terlalu berbelit dan mengulang cerita yg sudah dipaparkan sebelumnya. jadi bikin males. terlalu lama ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 224

    Setelah larut malam, saat hanya ada sedikit mobil dan orang di jalan, mereka menunggu Olivia lewat. Kemudian, mereka mencegat mobil perempuan itu.“Dia mau habiskan berapa banyak uang nggak ada hubungannya denganku. Sejak dulu mereka sudah pakai uang untuk memutuskan hubungan dengan kami. Mereka sudah bilang mereka nggak butuh kami rawat mereka ketika mereka masih hidup, juga nggak butuh kami menguburkan mereka ketika mereka mati. Saat itu kamu belum tahu apa-apa, kamu nggak tahu apa yang terjadi. Pulang dan lihat postingan aku, atau tanya saja pada orang tuamu.”“Tapi orang tuamu sepertinya nggak akan mau mengakuinya. Kalian sekeluarga sudah menghabiskan uang santunan peninggalan orang tuaku yang ditukar dengan nyawa mereka. Kalau nggak, kamu kira kalian bisa hidup enak seperti sekarang?”Ekspresi wajah Olivia begitu dingin, dia pun membalas kata-kata Hendra dengan nada sinis.“Aku nggak mau tahu. Kamu keluar dari mobil sekarang. Aku hitung sampai tiga. Kalau kamu masih nggak mau kelu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 225

    Salah perhitungan, ini adalah tempat yang salah untuk bertindak.Di sini sangat dekat dengan lampu merah, dimana-mana terdapat kamera pengawas.Memang benar meraka yang telah menyerang lebih dahulu, Olivia hanya membela dirinya saja.Awalnya Hendra mengira, dengan membawa 7 sampai 8 temannya untuk melawan Olivia yang hanya seorang perempuan lemah merupakan hal yang sangat mudah. Tidak disangka Olivia bisa bela diri, kenapa orang rumah tidak ada yang pernah memberitahunya kalau Olivia bisa bela diri?“Apa yang kamu inginkan?”Hendra sangat ingin memohon untuk mendapatkan kembali telinganya, sementara Olivia semakin mengencangkan tenaganya, membuat pria itu berteriak kesakitan.“Olivia, cepat lepaskan! Kamu berani melukai telingaku, Papa Mama aku nggak akan melepaskanmu!” raung Hendra setengah mengumpat.“Panggil aku Kakak.”“Cih! Kamu Kakak apanya?”“Benar juga, kamu bukan Kakakku, aku juga nggak ingin punya adik sepupu seperti kamu!”Olivia menambah kekuatannya, membuat rasa sakit di t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 226

    “Benar sekali! Hatiku sangat gelap! Nggak ada belas kasih sedikit pun, lalu kalian apa punya belas kasih? Bagaimana Papa dan Mama kamu memperlakukan aku waktu itu, kamu kemarin nggak tahu, sampai sekarang juga nggak tahu? Jangan kira karena sudah lewat bertahun-tahun aku sudah melupakannya. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana mereka memperlakukan aku waktu itu, Aku mengingat semua perlakuan mereka seumur hidupku!”Hendra membuka mulut mencoba untuk berbicara, tapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.Akhirnya pria itu merangkak dan berdiri, lalu membalikkan badan dan lari.Olivia langsung berlari mengejar pria itu. Hanya dengan satu tendangan, Hendra langsung jatuh tersungkur ke tanah. Perempuan itu menarik baju Hendra ke belakang, hingga pria itu terseret di atas tanah, sementara Hendra hanya bisa berteriak kesakitan ketika badannya mengenai tanah yang kasar.Olivia melempar Hendra ke arah teman—temannya yang sedang ketakutan, lalu berkata dengan nada memperingati, “A

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 227

    Ketika sampai di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 1.00 pagi. Perempuan itu membuka pintu rumah dan mendapati ruangan yang gelap gulita. Paling Stefan saat ini masih belum pulang, atau hanya berada di dalam kamarnya saja.Olivia menutup dan mengunci pintu rumah dengan sangat perlahan. Perempuan itu kemudian menyalakan lampu di ruang tengah, lalu terdiam selama satu menit sebelum akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu kamar Stefan. Baru saja perempuan itu mengangkat tangan ingin mengetuk pintu kamar Stefan, detik berikutnya, perempuan itu langsung membatalkan niatnya. Berhubung saat ini sudah masuk tengah malam dan Olivia kembali teringat ucapan Nenek, yang mengatakan suasana hati Stefan yang diganggu dalam tidurnya sangatlah buruk. Memangnya kenapa kalau pria itu ada di rumah? Mereka berdua saat ini tetap saja dalam perang dingin.Olivia akhirnya memutuskan untuk langsung kembali ke kamarnya sendiri tanpa mengatakan apa pun. Satu malam berlalu dengan sepi.Keesokan paginya, b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 228

    “Apa yang sudah dilakukan oleh Olivia, hingga membuat kamu nggak ingin pulang ke Lotus Residence?”“Nggak melakukan apa-apa.”“Stefan, kamu tumbuh besar di samping Nenek, di rumah nggak ada orang lain yang lebih mengerti kamu selain Nenek. Kalau kalian suami istri nggak bertengkar, kamu nggak mungkin akan tinggal di sini. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Olivia? Kalau kamu masih nggak mau berbicara, ya sudah, nggak apa-apa. Nenek nanti pergi ke tokonya saja dan bertanya apa yang terjadi.”Stefan langsung menghentikan langkah kakinya, menatap Nenek Sarah dengan tatapan yang sangat terganggu, “Nenek, ‘kan kita sudah setuju, Nenek nggak akan ikut campur urusan apapun terkait pernikahanku dengan Olivia.”“Nenek nggak ikut campur, Nenek hanya khawatir dan ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian berdua? Kamu adalah orang yang begitu angkuh dan mementingkan harga diri, lalu berpura-pura miskin di dalam pernikahan, Olivia sama sekali nggak mengetahui status kamu yang s

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 229

    Nenek Sarah benar-benar sangat marah dengan pemikiran cucunya ini. Perempuan tua itu langsung duduk di sebuah kursi batu di pinggir jalan.Dirinya sudah mengeluarkan berbagai cara untuk membujuk cucunya menyetujui pernikahan ini. Namun hasilnya ….Stefan terdiam sesaat, kemudian berjalan mendekati Neneknya dan duduk di atas kursi batu di samping sang nenek. Dengan tenang, pria itu berkata, “Nenek, Nenek juga tahu, semua hal yang terlalu dipaksakan nggak akan pernah berakhir bahagia. Aku adalah anak yang dibesarkan oleh Nenek, Nenek mau aku membantu membalas budi dengan menikahinya, sudah aku lakukan.”“Aku sudah mengatakan hal ini sama Nenek, Nenek juga jangan ikut campur dalam urusan pernikahan kami. Di hari pernikahan kami, aku juga pernah bilang kalau aku harus menyelidiki karakter dia terlebih dahulu, apakah dia pantas untuk di sisiku seumur hidup? Kalau nggak pantas, pernikahan kami akan selesai dalam setengah tahun.”Nenek Sarah langsung berkata dengan nada yang penuh emosi, “Den

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 230

    “Nenek di luar lagi siap-siap pergi sarapan bareng kamu. Oh ya, Liv, kamu nggak usah bungkusin makanan. Nenek sudah bungkus tiga porsi tadi buat makan bareng sama Junia.”“Oke, kalau begitu Nenek tunggu di dalam saja, sebentar lagi aku ke sana. Tapi, lain kali Nenek nggak usah bangun sepagi ini. Tidur saja lamaan. Aku nggak lapar, kok.”“Usia Nenek sudah tua, jadi nggak perlu tidur lama-lama. Hari terang Nenek langsung kebangun sendiri, sudah kebiasaan. Nenek bukannya takut kamu kelaparan, Nenek cuma suka makan bareng sama kamu, jadi nafsu rasanya.”Olivia tersenyum mendengarnya. Beberapa bulan terakhir dia memang sering makan bersama dengan neneknya. Sarah tahu banyak tempat makan nan otentik dan terkenal enak di Mambera, jadi dia sering mengajak Olivia dan Junia untuk mencobanya. Spontan ini membuat Olivia dan Junia merasa sewaktu muda, Sarah pasti adalah seorang foodie. Namun, usianya yang sudah uzur membuat Sarah tidak bisa makan banyak. Ditambah lagi hidupnya juga semakin mapan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 231

    Sepasang nenek dan cucu itu saling bertatapan satu sama lain. Beberapa kali Sarah menggerakkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu tapi tidak jadi, dan akhirnya dia pun hanya tertawa terbahak-bahak.Wajah Stefan langsung memuram melihat neneknya tertawa lepas tak terkendali. Sarah tertawa sambil memukul bahu Stefan, sedangkan Stefan sibuk memegangi neneknya karena takut dia akan terjatuh.Setelah beberapa saat kemudian, barulah akhirnya Sarah berhenti tertawa, dan dia pun berkata, “Stefan, Nenek salah sudah nuduh kamu yang nggak-nggak. Nenek baru ingat Olivia pernah belajar bela diri. Dia memang jago. Jangankan satu preman, ada banyak juga dia bakal tetap menang. Nenek saranin kalau lain kali kamu lihat dia lagi dalam masalah, jangan cuma mikir kalau dia nggak butuh bantuan. Kamu harus tetap bantu dia, lebih bagus lagi kalau kamu sampai terluka biar dia merasa bersalah. Ngejar cewek itu harus punya perhitungan. Tapi tetap saja yang paling penting itu hati kamu.”“Nek, aku bukan lagi ngej

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3637

    Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3636

    “Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3635

    Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3634

    “Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3633

    Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3632

    Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3631

    Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3630

    “Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3629

    Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status