Rosalina dengan tenang berkata, “Den Calvin, memangnya hubungan kita sebenarnya apa? Siapa yang saya suka, dengan siapa saya berhubungan dekat, itu semua kebebasan saya. Den Calvin memang sudah bantu saya banyak, tapi bukan berarti Den Calvin punya hak mengatur pergaulan saya, ‘kan?”“Saya anggap Den Calvin sebagai tamu istimewa.”“Tamu istimewa? Hanya sebagai tamu?”Calvin memegang bahu Rosalina dengan kuat, “Rosalina, kamu berani bilang begitu? Kamu bukan sedang menghindariku ‘kan? Aku jujur sama kamu, bilang aku melihatmu sebagai tunanganku. Setelah itu, kamu malah menghindariku, nggak jawab teleponku.”“Sekarang kamu malah akrab dengan pria lain. Kamu sengaja, ya?”Dengan tenang, Rosalina melepaskan tangan Calvin dari bahunya dan mundur ke belakang meja kasir, mencari tempat yang membuatnya merasa lebih aman. Meski tampak tenang, hati Rosalina berdebar kencang.Dia merasa seolah-olah telah melakukan kesalahan terhadap Calvin, padahal mereka bukan siapa-siapa. Rosalina bisa merasaka
Read more