Semua Bab Pernikahan Dadakan dengan CEO: Bab 121 - Bab 130

3074 Bab

Bab 140

Yang berbicara adalah sepupu Olivia yang paling kecil, yang baru berusia tujuh belas atau delapan belas tahun. Anak itu masih di umur yang gampang impulsif.Dia juga memiliki temperamen yang buruk. Melihat Olivia masih tidak mau pergi ke rumah sakit dan menolak untuk menghapus postingannya, anak itu menjadi marah dan berteriak, bahwa dia akan menghancurkan toko buku Olivia.Olivia menyapukan matanya pada anak itu dengan dingin dan berkata, “Kalau kamu berani menghancurkan tokoku, coba saja!”Matanya tajam dan dingin, dan kata-katanya tegas. Hal itu membuat sepupu-sepupunya dari keluarga Hermanus itu mundur.“Kamu.” Yoga menoleh dan memelototi sepupu mereka yang paling kecil itu, sehingga anak tidak berani berbicara lagi. Lalu, dia memandang Olivia dan memaksakan senyum, “Olivia, jangan terlalu perhitungan dengannya. Dia memang seperti itu kalau bicara.”“Olivia, tadi Kak Bobby sudah bicara mengatakan begitu banyak hal padamu. Bagaimanapun juga, kita semua masih sepupu dan memiliki hubu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 141

Olivia tertawa dan berkata, “Kudengar Kakek dan Nenek selama di rumah sakit kalau nggak makan, ya tidur. Mereka nggak merasa bersalah sama sekali. Apa mereka benar-benar ingin meminta maaf pada kami?”Yoga membuka mulut untuk membela kakek neneknya, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Kakek dan nenek mereka tidak benar-benar mengalah, tetapi karena dibujuk oleh mereka. Mereka ingin mengakhiri masalah ini secepat mungkin agar semua orang tidak terkena dampaknya lagi.Asalkan kedua belah pihak berdamai, masalah ini perlahan akan mereda. Trending topic baru akan muncul dan mengalihkan perhatian netizen, dan tak lama setelah itu, netizen tidak akan mengingat mereka lagi dan mereka akan kembali tenang.Kejadian ini juga membuat mereka sadar bahwa Internet itu kuat, tapi netizen di dalamnya bisa membalikkan perahu mereka. Jangan sembarangan menggunakan Internet untuk menyerang orang lain.“Kalau nggak ada urusan lain, tolong pergi. Jangan mengerumuni aku dan mengganggu bisnisku di sini.”O
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 142

Albert juga merasa orang-orang itu tidak bermoral dan bermuka tebal.“Olivia, aku merekam percakapan kalian barusan.”Junia berkata, “Aku akan mengirimkan rekamannya padamu, untuk mencegah orang-orang itu mengada-ngada dan mengarang cerita di internet.”Mendengar ini, Olivia mengacungkan jempol pada temannya. Dia sangat marah pada orang-orang itu, sehingga dia lupa merekam percakapan mereka secara diam-diam.“Albert, kamu masih belum mau pergi ke kantor?” Setelah mengirimkan rekaman itu ke Olivia, Junia teringat sepupunya masih ada di toko. Dia pun langsung mendesak pria itu untuk pergi bekerja.Albert tidak ingin pergi, jadi dia berkata, “Aku kan bekerja di perusahaan keluarga sendiri, nggak apa-apa terlambat dikit.”“Justru karena kamu bekerja di perusahaan keluargamu sendiri, kamu harus bekerja lebih keras, mematuhi aturan perusahaan, dan menjadi contoh yang baik sehingga orang-orang nggak bisa menemukan kesalahanmu. Cepat pergi. Kalau Tante tahu kamu masih belum pergi ke kantor, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 143

Stefan merasa agak khawatir dalam hati, takut Olivia tidak bisa menghadapi saudara-saudaranya dari keluarga Hermanus itu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak menelepon Olivia.Sudah hampir sebulan sejak mereka menikah. Dia sudah mengenal Olivia sedikit lebih baik dari sebelumnya. Jika wanita benar-benar tidak bisa mengatasinya sendiri, wanita itu pasti akan meneleponnya untuk meminta bantuan. Karena tidak ada telepon, itu berarti wanita itu bisa mengatasinya.Selain itu, Olivia sangat berpendirian dan tidak akan kalah.Memikirkan hal ini, sorenya setelah pulang kerja, Stefan pun mengganti mobilnya dan pergi ke SMP Negeri Kota Mambera.Ketika dia meninggalkan kantor, Reiki masih mengeluh kepadanya dan bilang bahwa dia sudah jarang ikut bersosialisasi dengan klien akhir-akhir ini, sehingga Reiki merasa tertekan karena harus melakukannya sendiri.Stefan langsung menjawab Reiki, “Aku punya istri. Begitu pulang kerja, aku harus pulang untuk menghabiskan waktu bersama istriku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 144

Setelah jeda sebentar, dia menambahkan, “Aku akan mengantarmu ke sini besok pagi.”Karena Stefan sangat perhatian, Olivia pun meninggalkan motor listriknya di toko dan masuk ke mobil Stefan.Junia memperhatikan pasangan itu pergi dan berkata pada dirinya sendiri, “Mereka semakin terlihat seperti pasangan.”Meski Stefan selalu cuek dan pendiam, kebaikannya kepada Olivia tercermin dari hal-hal kecil yang dia lakukan.“Kalau aku bisa bertemu dengan pria seperti Stefan, aku akan dengan senang hati menikah dengan pria itu.”Sayangnya, pria-pria yang kencan buta dengannya tidak ada yang sebaik Stefan. Mereka disebut pria berkualitas tinggi karena penghasilan yang tinggi. Nyatanya, mereka jauh dari kualitas tinggi.Sebelumnya, pasangan kencan butanya di Avana Coffeehouse malah suka pada Olivia. Pria itu diam-diam menanyakan tentang Olivia, masih saja bermimpi, padahal tahu Olivia sudah menikah.Junia langsung menelepon dan memarahi kencan butanya itu, memperingatkannya bahwa jika pria itu ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 145

Olivia dan kakaknya sangat dekat. Semua orang di kompleks tahu itu.Odelina tidak ingin adiknya tahu, karena tidak ingin adiknya khawatir. “Tante Susi, terima kasih.”Olivia berterima kasih kepada Tante Susi, lalu menarik Stefan ke gedung tempat kakaknya tinggal.“Kemarin waktu aku antar kakakku pulang, kakak iparku menyalahkannya karena nggak memasak untuknya. Waktu itu, kakak iparku kelihatan seperti ingin memukul orang. Tapi, waktu melihatku, dia langsung mengubah ekspresinya,” kata Olivia pada Stefan.“Kenapa kakakku nggak memberitahuku?”Olivia sangat menyayangi kakaknya. Pernikahan itu bagai kelahiran kembali bagi seorang wanita, tapi kehidupan kakaknya setelah “kelahiran kembali” ini sangatlah tidak bagus.Baru menikah tiga tahun, sikap kakak iparnya terhadap kakaknya sudah berubah.Stefan berkata dengan lembut, “Kakakmu juga nggak ingin kamu khawatir. Tante Susi tadi bilang kakakmu mengejar kakak iparmu dengan pisau dapur. Itu berarti kakakmu bukan pihak yang kalah. Kamu jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 146

Dulu, kakaknya yang selalu melindunginya. Namun sekarang, setelah dia sudah dewasa dan mampu, giliran dirinya yang melindungi kakaknya.“Oliv.” Odelina buru-buru meraih adiknya dan berkata, “Jangan pergi. Luka Kakak cuma sedikit luka luar. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Aku mengejarnya dengan membawa pisau sampai melewati beberapa blok. Dia sampai ketakutan setengah mati. Aku yakin dia nggak akan berani memukuliku lagi ke depannya.”“Kakak, kekerasan dalam rumah tangga itu hanya ada nggak pernah atau berkali-kali. Dia sudah berani memukul Kakak. Kalau kita nggak memberi pelajaran padanya, dia nggak akan takut dan akan berbuat kasar lagi padamu nanti.”Jangan pernah menoleransi kekerasan dalam rumah tangga!“Kakak tahu, makanya Kakak juga nggak mau kalah dan memukulinya. Lalu, Kakak juga mengejarnya dengan membawa pisau. Kamu nggak tahu, waktu itu dia ketakutan setengah mati. Kedua kakinya sampai gemetaran. Orang-orang pada bilang, pasangan suami istri kalau bertengkar pertama k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 147

Olivia dan Odelina sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Odelina sangat mengenali adiknya dan tahu bahwa adiknya masih ingin membantunya melampiaskan amarahnya. Dia sengaja menyuruh adiknya untuk makan bersama dan mengeluarkan sebotol anggur. Dia mengajak adiknya minum dan menunggu sampai larut malam, baru mengizinkan pasangan muda itu pulang. Olivia tidak begitu bisa minum alkohol. Alkohol yang dikeluarkan kakaknya malah yang alkohol berkadar tinggi. Setelah minum segelas, dia langsung sedikit mabuk. Ketika meninggalkan rumah kakaknya, kepalanya sedikit pusing. Berjalan saja sempoyongan.Odelina mengantar pasangan muda itu ke pintu.Waktu masih kerja dulu, dia sering ikut atasannya bersosialisasi dengan klien. Itu melatih kemampuan minum alkoholnya, sehingga satu gelas alkohol belum bisa membuatnya tumbang.“Stefan, Oliv mabuk. Jaga dia, ya,” pesan Odelina pada adik iparnya.Dia sengaja membuat adiknya mabuk. Dengan begitu, Olivia tidak bisa pergi mencari Roni.Odelina takut adi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 148

Olivia bangun, duduk dan mengucek matanya dengan sikap kekanak-kanakan, lalu menatap Stefan tanpa berkedip.Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya ke arah pria itu. Matanya berbinar indah dan dia berkata dengan tegas, “Ganteng, gendong aku turun dari mobil, dong.”Ekspresi di wajah Stefan menjadi muram. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk dahi wanita itu dan berkata dengan suara dingin, “Aku peringatkan, ya. Jangan memanfaatkanku saat mabuk. Kamu itu mabuk, tapi belum mabuk sampai kehilangan akal sehat. Kamu sadar dan tahu jelas apa yang sedang kamu katakan dan lakukan saat ini.”Olivia memang sadar. Namun, ketika berada di bawah pengaruh alkohol, dia menjadi sangat impulsif.Semakin Stefan memperingatkannya untuk tidak memanfaatkan pria itu, dia semakin ingin mencoba memanfaatkannya.Masa pria sebesar dia takut dimanfaatkan oleh wanita?Kalau tersebar keluar, orang-orang pasti akan menertawakannya.“Stefan ....”Olivia menyeringai dan bertanya kepada pria itu, “Apa kamu sama dengan tuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 149

Stefan tidak marah. Dia hanya tidak ingin Olivia melihatnya tersenyum.Dia masuk ke gedung dan menyadari bahwa istrinya tidak mengikuti. Jadi, dia pun berhenti, menoleh, dan bertanya dengan serius, “Apakah kamu akan berdiri di sana semalaman?”Olivia tersadar dari lamunannya dan berlari mendekat dengan tergesa-gesa.“Pak Stefan, kamu nggak marah lagi?”Stefan menatapnya dengan dingin, Tatapannya selalu dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk mengetuk dahi wanita itu lagi dan berkata, “Lain kali nggak boleh begitu lagi!”Olivia buru-buru mengangkat tangannya seperti anak SD yang berbuat salah dan segera berjanji, “Aku janji nggak akan seperti itu lagi.”Stefan tidak mengatakan apa-apa, berbalik badan dan pergi. Olivia cepat-cepat mengikutinya. Olivia yang sudah tidak berada di bawah pengaruh alkohol, melihat punggung Stefan yang kekar dan menggumam dalam hati, “Nenek masih menyuruh aku untuk menggodanya lagi. Sikapnya yang dingin itu benar-benar membuatku nggak percaya diri untuk mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
308
DMCA.com Protection Status