Share

Bab 146

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-20 19:00:00
Dulu, kakaknya yang selalu melindunginya. Namun sekarang, setelah dia sudah dewasa dan mampu, giliran dirinya yang melindungi kakaknya.

“Oliv.” Odelina buru-buru meraih adiknya dan berkata, “Jangan pergi. Luka Kakak cuma sedikit luka luar. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Aku mengejarnya dengan membawa pisau sampai melewati beberapa blok. Dia sampai ketakutan setengah mati. Aku yakin dia nggak akan berani memukuliku lagi ke depannya.”

“Kakak, kekerasan dalam rumah tangga itu hanya ada nggak pernah atau berkali-kali. Dia sudah berani memukul Kakak. Kalau kita nggak memberi pelajaran padanya, dia nggak akan takut dan akan berbuat kasar lagi padamu nanti.”

Jangan pernah menoleransi kekerasan dalam rumah tangga!

“Kakak tahu, makanya Kakak juga nggak mau kalah dan memukulinya. Lalu, Kakak juga mengejarnya dengan membawa pisau. Kamu nggak tahu, waktu itu dia ketakutan setengah mati. Kedua kakinya sampai gemetaran. Orang-orang pada bilang, pasangan suami istri kalau bertengkar pertama k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 147

    Olivia dan Odelina sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Odelina sangat mengenali adiknya dan tahu bahwa adiknya masih ingin membantunya melampiaskan amarahnya. Dia sengaja menyuruh adiknya untuk makan bersama dan mengeluarkan sebotol anggur. Dia mengajak adiknya minum dan menunggu sampai larut malam, baru mengizinkan pasangan muda itu pulang. Olivia tidak begitu bisa minum alkohol. Alkohol yang dikeluarkan kakaknya malah yang alkohol berkadar tinggi. Setelah minum segelas, dia langsung sedikit mabuk. Ketika meninggalkan rumah kakaknya, kepalanya sedikit pusing. Berjalan saja sempoyongan.Odelina mengantar pasangan muda itu ke pintu.Waktu masih kerja dulu, dia sering ikut atasannya bersosialisasi dengan klien. Itu melatih kemampuan minum alkoholnya, sehingga satu gelas alkohol belum bisa membuatnya tumbang.“Stefan, Oliv mabuk. Jaga dia, ya,” pesan Odelina pada adik iparnya.Dia sengaja membuat adiknya mabuk. Dengan begitu, Olivia tidak bisa pergi mencari Roni.Odelina takut adi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 148

    Olivia bangun, duduk dan mengucek matanya dengan sikap kekanak-kanakan, lalu menatap Stefan tanpa berkedip.Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya ke arah pria itu. Matanya berbinar indah dan dia berkata dengan tegas, “Ganteng, gendong aku turun dari mobil, dong.”Ekspresi di wajah Stefan menjadi muram. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk dahi wanita itu dan berkata dengan suara dingin, “Aku peringatkan, ya. Jangan memanfaatkanku saat mabuk. Kamu itu mabuk, tapi belum mabuk sampai kehilangan akal sehat. Kamu sadar dan tahu jelas apa yang sedang kamu katakan dan lakukan saat ini.”Olivia memang sadar. Namun, ketika berada di bawah pengaruh alkohol, dia menjadi sangat impulsif.Semakin Stefan memperingatkannya untuk tidak memanfaatkan pria itu, dia semakin ingin mencoba memanfaatkannya.Masa pria sebesar dia takut dimanfaatkan oleh wanita?Kalau tersebar keluar, orang-orang pasti akan menertawakannya.“Stefan ....”Olivia menyeringai dan bertanya kepada pria itu, “Apa kamu sama dengan tuan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 149

    Stefan tidak marah. Dia hanya tidak ingin Olivia melihatnya tersenyum.Dia masuk ke gedung dan menyadari bahwa istrinya tidak mengikuti. Jadi, dia pun berhenti, menoleh, dan bertanya dengan serius, “Apakah kamu akan berdiri di sana semalaman?”Olivia tersadar dari lamunannya dan berlari mendekat dengan tergesa-gesa.“Pak Stefan, kamu nggak marah lagi?”Stefan menatapnya dengan dingin, Tatapannya selalu dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk mengetuk dahi wanita itu lagi dan berkata, “Lain kali nggak boleh begitu lagi!”Olivia buru-buru mengangkat tangannya seperti anak SD yang berbuat salah dan segera berjanji, “Aku janji nggak akan seperti itu lagi.”Stefan tidak mengatakan apa-apa, berbalik badan dan pergi. Olivia cepat-cepat mengikutinya. Olivia yang sudah tidak berada di bawah pengaruh alkohol, melihat punggung Stefan yang kekar dan menggumam dalam hati, “Nenek masih menyuruh aku untuk menggodanya lagi. Sikapnya yang dingin itu benar-benar membuatku nggak percaya diri untuk mengg

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 150

    Setelah beberapa menit, Olivia bergumam, “Kamu pikir aku ingin masuk ke kamarmu? Kalau suatu hari nanti kamu memohon padaku untuk masuk ke sana, aku juga nggak akan masuk.”Namun, ketika memikirkan bahwa dia juga mengunci pintu setiap kali masuk ke kamarnya, Oliva berhenti menggerutu. Ini semua adalah dampak dari pernikahan kilat.Setelah menghabiskan sup yang dibuatkan Stefan untuknya, Olivia pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Malam itu pun berlalu.Saat Olivia bangun keesokan harinya, matahari sudah tinggi di atas langit.Dia mengambil ponselnya yang ada di meja samping tempat tidur dan melihat sudah jam tujuh lewat. Dia yang biasa bangun pagi jarang sekali tidur sampai jam segini. Dia biasanya bangun sekitar jam enam pagi.Ini pasti karena alkohol yang dia minu semalam.Untungnya, kepalanya tidak sakit ketika bangun.Dia hanya merasa sangat lapar.Dia merasa sangat kasihan pada kakaknya semalam. Ketika makan di rumah kakaknya, dia tidak banyak makan. Dia jadi semakin lapar se

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 151

    “Aku juga bukannya nggak mau kamu membantu kakakmu melampiaskan amarahnya. Kalau hubungan kakakmu dan kakak iparmu benar-benar sudah berakhir dan nggak ada ruang untuk kembali bersama lagi, aku pasti akan mendukungmu untuk pergi ke rumah kakak iparmu itu dan memberinya pelajaran.”Olivia makan dengan cemberut dan berkata, “Apa yang kamu katakan masuk akal. Aku akan mengendalikan emosiku dan nggak akan pergi memberi pelajaran pada pria itu. Tapi, dia tetap harus diberi peringatan. Jangan sampai keluarga Pamungkas mengira kakakku nggak punya keluarga, jadi menindasnya seenaknya.”Melihat Olivia mendengarkan nasihatnya, Stefan tidak mengatakan apa-apa lagi.Setelah makan dengan kenyang, mereka duduk sebentar, kemudian keluar bersama.Stefan tahu Olivia sangat mengkhawatirkan kakaknya, jadi sebelum mengantar Olivia ke toko, dia berbelok untuk pergi ke rumah Odelina terlebih dahulu, supaya Olivia bisa melihat keadaan kakaknya.Olivia merasa tersentuh.Dia baru memperingatkan dirinya sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 152

    “Pak Stefan, Bapak bisa nggak sih nggak usah pamer kemesraan di depanku? Aku nggak akan menikah sekarang.”Stefan sudah mengakhiri masa lajangnya, jadi tidak senang melihatnya masih lajang dan selalu memamerkan keuntungan memiliki seorang istri. Bosnya ini mau mengajaknya ikut mengakhiri masa lajang, ‘kan?“Eh, kenapa Bapak memakai setelan ini hari ini?”Reiki memiliki mata yang tajam, menyadari bahwa jas yang Stefan pakai bukan merek yang biasa. Dia bertanya dengan rasa ingin tahu, “Kok ganti merek?”Stefan adalah orang yang sangat keras kepala.Kalau sudah suka satu merek, dia bisa memakai merek pakaian itu selama bertahun-tahun dan tidak akan mau menggantinya sembarangan.Kalau dari selera Stefan, jas yang biasa dia pakai juga sangat mahal. Tidak seperti jas yang dia pakai saat ini, yang harganya paling mahal hanya beberapa ratus ribu.Ini tidak seperti gaya Stefan.Reiki mengikuti Stefan dan bertanya dengan peduli, “Pak, apa Adhitama Group sedang mengalami krisis keuangan? Jadi Bap

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 153

    Mendengar perkataan kakaknya Roni, Olivia rasanya tidak bisa menahan amarah yang ada di hatinya lagi. Namun, dia masih bersikap anggun dan tidak memukul meja di depan wanita itu.Dia berjalan ke mesin kasir dengan santai, duduk dan menatap wanita itu, lalu bertanya, “Kak, kamu bilang kakakku memukul kak Roni? Apa kamu melihatnya? Apa kakakku yang mulai duluan? Apa Kak Roni nggak pernah membalas? Memangnya Kak Roni dipukuli sampai seperti apa? Apa dia masuk rumah sakit?”Wanita itu berkata dengan muka tebal, “Memangnya kenapa kalau Roni yang mulai duluan? Kakakmu itu memang harus diberi pelajaran. Roni memang sudah ingin memberinya pelajaran hari itu, tapi karena kamu membawa suamimu ke sana, dia masih berusaha menghormati kakakmu. Kami juga membujuknya, makanya dia nggak melakukannya.”“Semua perbuatan kakakmu itu, pria mana yang nggak akan menamparnya? Kakakmu salah dan pantas dipukuli oleh suaminya. Dia masih berani melawan? Bahkan memukuli Roni sampai babak belur. Adikku itu sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 154

    Kakaknya Roni menyela, “Anak kan dia yang melahirkan sendiri, dia harus bertanggung jawab. Mertuanya nggak punya kewajiban untuk menjaga cucu mereka.”“Iya, kalau memang harus bertanggung jawab atas anak yang dilahirkan sendiri. Kenapa Kakak nggak bertanggung jawab sendiri?”Kakaknya Roni membuka mulutnya dan berkata, “Orang tuaku bersedia untuk membantuku menjaga anakku. Kalau memang mau, kamu suruh kakakmu cari orang tua kalian untuk menjaga anaknya.”Olivia mengambil segelas air yang ada di depan wanita itu dan langsung melemparkannya ke wajah wanita itu.“Ah! Olivia, apa yang kamu lakukan!”“Mulutmu terlalu pedas. Aku membantumu membersihkannya.” Olivia menatap kedua wanita itu dengan dingin.Kakaknya Roni sangat marah. Dia ingin memukul Olivia, tapi ditahan oleh ibunya. Ibu Roni berkata pada putrinya, “Orang tua adik iparmu sudah meninggal belasan tahun. Omonganmu itu menyakitkan. Kamu nggak boleh menyalahkan Olivia karena marah.”“Tapi dia nggak boleh melempar air ke wajahku, don

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3257

    Samuel merutuk dalam hatinya. Mengapa neneknya dan Katarina sama-sama menyuruhnya untuk tidak menyesal di kemudian hari? Apa yang akan dia sesali? Memangnya dia tidak tahu siapa yang dia sukai dan apa yang dia inginkan? Lagi pula dia bukan anak berusia tiga tahun lagi. Usianya sudah hampir 30, sudah dewasa. Dia tidak akan melakukan apa pun yang akan dia sesali.Apa yang Katarina katakan mirip dengan apa yang dikatakan neneknya. Pantas saja neneknya menyukai Katarina.“Bu Katarina, aku nggak pernah lakukan hal yang buat aku menyesal. Sekalipun keputusan yang aku ambil nggak bagus, aku juga akan hadapi dengan tenang. Nggak akan menyesal.”Katarina tersenyum. “Oke, aku mengerti. Karena kamu benar-benar nggak bisa jatuh cinta padaku, aku juga nggak akan memaksa. Toh, aku bukan nggak ada yang mau. Untuk apa terus ganggu kamu dan jatuhkan harga diriku.”Katarina dibesarkan oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Dia adalah harta berharga di mata keluarganya. Bukannya tidak ada yang meng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3256

    “Di sekitar sini ada taman, nggak? Bawa aku ke taman saja.”Samuel terdiam, lalu berkata, “Jalan sekitar sepuluh menit, nanti sampai di taman. Tamannya nggak terlalu besar, tapi bisa jalan-jalan di sana. Pemandangannya juga cukup bagus. Kalau kamu nggak takut capek, ayo jalan ke sana.”“Nggak takut. Kalau aku nggak sanggup jalan, kamu bisa gendong aku.”“Aku bisa panggil taksi. Gendong kamu pulang? Memangnya aku nggak capek?” tukas Samuel.“Kamu sama sekali nggak bisa perlakukan perempuan dengan baik. Bagaimanapun juga, aku calon istri pilihan nenekmu. Kalau bukan karena kamu mendua, aku sudah jadi calon menantu keempat keluarga Adhitama. Orang bilang pria keluarga Adhitama sangat sayang istri. Jangan-jangan kamu ingin rusak tradisi keluargamu dan jadi pria yang nggak sayang istri. Istri itu bijaksana. Pria yang sayang istri pasti banyak rezeki”Samuel tersenyum tipis, “Yang ada penuh pikiran macam-macam. Aku mau tegaskan satu hal, aku nggak mendua. Kamu memang pilihan nenekku, tapi ki

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3255

    “Aku sama Kak Oliv dan Kak Junia begitu kenal langsung akrab. Nggak perlu sampai harus menjilat.”Samuel terdiam sejenak, lalu berkata, “Karena kamu sudah kembali, kebetulan juga kita papasan, gimana kalau aku temani kamu jalan-jalan santai di luar? Sekalian kita bicarakan masalah kita. Besok aku nggak ke sini lagi. Aku juga sibuk kerja.”Setelah berpikir sejenak, lebih baik mereka bicarakan saja malam ini. Sebenarnya, mereka tidak perlu bicara pun dia sudah tahu jawaban Samuel. Tadi malam Samuel sudah menjelaskan padanya. Namun saat itu, Katarina tidak bilang dia akan menyerah. Mau tidak mau Samuel harus mengajaknya bicara.“Oke, kalau begitu maaf sudah merepotkan Pak Samuel temani aku jalan-jalan. Bagaimana kalau habis jalan-jalan, aku merasa lapar lagi? Habis olahraga, energi terpakai, perut pasti lapar lagi.”“Aku akhirnya mengerti kenapa kamu bisa akrab dengan kakak iparku dan Junia,” kata Samuel.Karena mereka sama-sama tukang makan. Samuel tidak tahu kalau Katarina sangat suka m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3254

    Bisnis suami Shella masih lumayan, bisa bertahan. Shella pasti tidak kekurangan uang. Tidak masalah Shella membawa keluarganya makan di luar tanpa mengajak orang tuanya. Selesai makan, dia malah minta ibunya mentransfer uang kepadanya. Justru aneh kalau Roni tidak marah.“Papa mengerti, Russel. Tunggu Papa sempat, Papa juga bawa Russel pergi makan hot pot, ya. Papa mau bawa mobil dulu. Nggak ngobrol dulu sama Russel. Russel harus dengarkan Tante Oliv, ya.”“Aku sangat patuh, Pa. Papa kerja saja.”Russel sudah selesai mengadu. Dia segera mengakhiri telepon dengan ayahnya. Olivia mendengarkan dari awal sampai akhir. Setelah Russel mengembalikan ponsel kepadanya, dia menyentil kening Russel dengan pelan.“Bocah kecil sudah belajar mengadu, ya,” kata Olivia.Akan tetapi, Shella benar-benar sudah keterlaluan. Hanya saja, itu tidak ada hubungannya dengan Olivia. Olivia tidak ingin ikut campur. Russel mau mengadu. Itu urusan keluarga Pamungkas sendiri.Jika Olivia yang memberitahu Roni, Roni

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3253

    “Papa sudah makan?” tanya Russel.“Papa belum makan. Masih belum lapar. Habis antar dua penumpang lagi, Papa baru pergi makan,” jawab Russel dengan lembut. “Russel sudah makan, kan?”“Sudah. Tante Oliv dan Tante Junia bawa aku pergi makan hot pot. Tadi di tempat makan hot pot, aku bertemu Tante Shella. Kak Aiden panggil aku, tapi Tante Shella tutup mulutnya. Nggak tahu kenapa. Ada kakek dan neneknya Kak Aiden. Mereka ramai sekali. Kalau aku hanya ada Tante Oliv dan Tante Junia, sama Kak Katarina. Kami berempat.”Pada awalnya, Roni tidak terlalu memperhatikan. Dia tersenyum dan berkata, “Russel juga bertemu Tante, ya. Ada salam dengan Tante, nggak?”“Nggak.”Russel menjawab dengan jujur, “Kak Aiden panggil aku, tapi Tante tutup mulut Kak Aiden. Pa, kenapa Tante tutup mulut Kak Aiden, ya?”“Tantemu ... nggak usah pedulikan dia.” Akhirnya Roni sadar. Saat Shella melihat Russel, Shella tidak membiarkan Aiden menyapa pasti karena takut Russel ikut makan. Mereka telah bersaudara selama puluh

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3252

    “Jangan percaya apa pun omongannya. Dia orang yang paling pandai ambil keuntungan dari orang lain,” kata Junia dengan sinis.Karena jarak mereka tidak terlalu jauh, Olivia bisa mendengar percakapan Shella dan ibunya. “Ma, aku bawa anak-anak pergi makan. Mereka bilang sudah lama nggak makan yang enak-enak. Jadi aku bawa mereka keluar. Sudah selesai makan, tapi uangku nggak cukup untuk bayar. Ma, rekening Mama ada saldo, nggak? Transfer ke aku empat juta dulu, ya.”Shella telah pergi. Olivia dan yang lainnya sudah tidak bisa mendengar jelas apa yang dia katakan lagi.“Kalau aku punya anak seperti Shella yang hanya tahu ambil keuntungan dari keluarganya, begitu lahir aku langsung cekik mati saja,” kata Junia kepada Katarina.“Saat lahir kamu juga nggak akan tahu dia akan jadi orang seperti apa,” kata Katarina.“Kalau begitu putuskan hubungan dengannya. Anggap saja nggak pernah lahirkan dia. Katarina, kamu nggak tahu. Dia tante kandungnya Russel. Paling suka ambil keuntungan dari orang lai

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3251

    “Masuk akal, masuk akal. Tapi sebelum Samuel buat keputusan, lebih baik kamu tetap perjuangkan dulu,” kata Olivia.Katarina tersenyum. “Kak Oliv, Kak Junia, kita lagi makan hot pot. Nggak usah bicarakan soal pria. Suami kalian pria baik, masih bolehlah dibicarakan. Rasanya sangat bahagia. Tapi pria yang aku sukai itu nggak suka aku. Bicarakan dia akan pengaruhi nafsu makanku. Russel bilang makanan adalah hal terpenting bagi manusia. Kita makan hot pot saja.”Olivia dan Junia pun berhenti menggoda Katarina. Dalam hal perasaan, mereka juga tidak bisa mengatur-atur Samuel.“Kak Oliv, Kak Junia, kedatanganku ke sini kali ini sebenarnya nggak sia-sia. Aku dapat dua kakak. Nggak peduli aku dan Samuel bisa berakhir bahagia atau nggak, kita tetap jadi teman, jadi saudara. Kalian jangan jauhi aku, loh. Pokoknya aku pegang erat-erat kalian. Jangan coba tinggalkan aku sendirian.”Olivia spontan tertawa. Junia juga ikut tertawa. “Kamu bahkan sudah panggil aku kakak. Mana mungkin kami tinggalkan ad

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3250

    “Yang tadi itu Shella sekeluarga, ya?” Setelah duduk, Junia bertanya kepada Olivia.“Seharusnya itu dia. Ternyata hidupnya masih enak, bisa dandan begitu.”Sebelum Odelina bercerai, Shella dan ibunya sering pergi ke toko buku untuk mengadu kepada Olivia. Junia pernah bertemu dengan mereka beberapa kali. Junia tidak ingin mengingatnya pun tidak bisa.“Iya, itu dia.” Olivia berkata dengan nada acuh tak acuh, “Aiden panggil Russel, dia cepat-cepat tutup mulut Aiden. Takut kita pergi nebeng makan. Dulu setiap minggu dia ke rumah kakakku untuk nebeng makan. Nggak mau bantu apa-apa lagi. Masih saja ngomong ini itu, cari masalah dengan kakakku.”Tidak peduli seberapa banyak mereka berubah, keluarga Pamungkas tetaplah keluarga Pamungkas. Seketika Olivia merasa Kota Mambera terlalu kecil. Selalu saja bisa bertemu sekali dua kali dengan orang yang tidak disukai.Katarina tidak tahu kejadian di masa lalu, tapi dia pun tidak bertanya. Dia hanya diam dan menyimak saja.“Benar-benar keluarga aneh. S

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3249

    Mulan membelai kepala Liam dan berkata, “Anak yang baik bisa tahu kesalahannya sendiri dan mau berubah.”Liam mengangguk cepat. Dia akan berubah. Selama dia melakukan kesalahan dan orang dewasa memberitahunya mana yang salah, Liam pasti akan memperbaikinya.Mulan berdiri dan berkata lembut, “Kamu main sendiri dulu, ya.”“Audrey mana, Ma?” tanya Liam. “Aku mau main sama Audrey.”Sekarang Liam hanya punya satu adik perempuan, dia paling peduli dengan adik perempuannya. Walau adik laki-laki yang lain juga sangat menggemaskan.“Dibawa neneknya pergi main. Archie lagi sama Bibi. Kamu mau main sama Archie, nggak?”Liam berpikir sejenak, lalu berkata, “Aku pergi cari Audrey saja. Archie ada Bibi yang temani, nggak butuh aku lagi.”Archie dan Tiano sama saja, sama-sama cengeng. Sedangkan kedua adik sepupu yang lain memang sudah beberapa bulan lebih tua dari Archie, tapi justru lebih sulit dijaga. Asalkan mereka tidur, Liam baru merasa mereka menggemaskan. Sedangkan Audrey tetap menggemaskan ti

DMCA.com Protection Status