Olivia tertawa dan berkata, “Kudengar Kakek dan Nenek selama di rumah sakit kalau nggak makan, ya tidur. Mereka nggak merasa bersalah sama sekali. Apa mereka benar-benar ingin meminta maaf pada kami?”Yoga membuka mulut untuk membela kakek neneknya, tetapi tidak bisa mengatakan apa-apa.Kakek dan nenek mereka tidak benar-benar mengalah, tetapi karena dibujuk oleh mereka. Mereka ingin mengakhiri masalah ini secepat mungkin agar semua orang tidak terkena dampaknya lagi.Asalkan kedua belah pihak berdamai, masalah ini perlahan akan mereda. Trending topic baru akan muncul dan mengalihkan perhatian netizen, dan tak lama setelah itu, netizen tidak akan mengingat mereka lagi dan mereka akan kembali tenang.Kejadian ini juga membuat mereka sadar bahwa Internet itu kuat, tapi netizen di dalamnya bisa membalikkan perahu mereka. Jangan sembarangan menggunakan Internet untuk menyerang orang lain.“Kalau nggak ada urusan lain, tolong pergi. Jangan mengerumuni aku dan mengganggu bisnisku di sini.”O
Albert juga merasa orang-orang itu tidak bermoral dan bermuka tebal.“Olivia, aku merekam percakapan kalian barusan.”Junia berkata, “Aku akan mengirimkan rekamannya padamu, untuk mencegah orang-orang itu mengada-ngada dan mengarang cerita di internet.”Mendengar ini, Olivia mengacungkan jempol pada temannya. Dia sangat marah pada orang-orang itu, sehingga dia lupa merekam percakapan mereka secara diam-diam.“Albert, kamu masih belum mau pergi ke kantor?” Setelah mengirimkan rekaman itu ke Olivia, Junia teringat sepupunya masih ada di toko. Dia pun langsung mendesak pria itu untuk pergi bekerja.Albert tidak ingin pergi, jadi dia berkata, “Aku kan bekerja di perusahaan keluarga sendiri, nggak apa-apa terlambat dikit.”“Justru karena kamu bekerja di perusahaan keluargamu sendiri, kamu harus bekerja lebih keras, mematuhi aturan perusahaan, dan menjadi contoh yang baik sehingga orang-orang nggak bisa menemukan kesalahanmu. Cepat pergi. Kalau Tante tahu kamu masih belum pergi ke kantor, ka
Stefan merasa agak khawatir dalam hati, takut Olivia tidak bisa menghadapi saudara-saudaranya dari keluarga Hermanus itu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak menelepon Olivia.Sudah hampir sebulan sejak mereka menikah. Dia sudah mengenal Olivia sedikit lebih baik dari sebelumnya. Jika wanita benar-benar tidak bisa mengatasinya sendiri, wanita itu pasti akan meneleponnya untuk meminta bantuan. Karena tidak ada telepon, itu berarti wanita itu bisa mengatasinya.Selain itu, Olivia sangat berpendirian dan tidak akan kalah.Memikirkan hal ini, sorenya setelah pulang kerja, Stefan pun mengganti mobilnya dan pergi ke SMP Negeri Kota Mambera.Ketika dia meninggalkan kantor, Reiki masih mengeluh kepadanya dan bilang bahwa dia sudah jarang ikut bersosialisasi dengan klien akhir-akhir ini, sehingga Reiki merasa tertekan karena harus melakukannya sendiri.Stefan langsung menjawab Reiki, “Aku punya istri. Begitu pulang kerja, aku harus pulang untuk menghabiskan waktu bersama istriku,
Setelah jeda sebentar, dia menambahkan, “Aku akan mengantarmu ke sini besok pagi.”Karena Stefan sangat perhatian, Olivia pun meninggalkan motor listriknya di toko dan masuk ke mobil Stefan.Junia memperhatikan pasangan itu pergi dan berkata pada dirinya sendiri, “Mereka semakin terlihat seperti pasangan.”Meski Stefan selalu cuek dan pendiam, kebaikannya kepada Olivia tercermin dari hal-hal kecil yang dia lakukan.“Kalau aku bisa bertemu dengan pria seperti Stefan, aku akan dengan senang hati menikah dengan pria itu.”Sayangnya, pria-pria yang kencan buta dengannya tidak ada yang sebaik Stefan. Mereka disebut pria berkualitas tinggi karena penghasilan yang tinggi. Nyatanya, mereka jauh dari kualitas tinggi.Sebelumnya, pasangan kencan butanya di Avana Coffeehouse malah suka pada Olivia. Pria itu diam-diam menanyakan tentang Olivia, masih saja bermimpi, padahal tahu Olivia sudah menikah.Junia langsung menelepon dan memarahi kencan butanya itu, memperingatkannya bahwa jika pria itu ber
Olivia dan kakaknya sangat dekat. Semua orang di kompleks tahu itu.Odelina tidak ingin adiknya tahu, karena tidak ingin adiknya khawatir. “Tante Susi, terima kasih.”Olivia berterima kasih kepada Tante Susi, lalu menarik Stefan ke gedung tempat kakaknya tinggal.“Kemarin waktu aku antar kakakku pulang, kakak iparku menyalahkannya karena nggak memasak untuknya. Waktu itu, kakak iparku kelihatan seperti ingin memukul orang. Tapi, waktu melihatku, dia langsung mengubah ekspresinya,” kata Olivia pada Stefan.“Kenapa kakakku nggak memberitahuku?”Olivia sangat menyayangi kakaknya. Pernikahan itu bagai kelahiran kembali bagi seorang wanita, tapi kehidupan kakaknya setelah “kelahiran kembali” ini sangatlah tidak bagus.Baru menikah tiga tahun, sikap kakak iparnya terhadap kakaknya sudah berubah.Stefan berkata dengan lembut, “Kakakmu juga nggak ingin kamu khawatir. Tante Susi tadi bilang kakakmu mengejar kakak iparmu dengan pisau dapur. Itu berarti kakakmu bukan pihak yang kalah. Kamu jangan
Dulu, kakaknya yang selalu melindunginya. Namun sekarang, setelah dia sudah dewasa dan mampu, giliran dirinya yang melindungi kakaknya.“Oliv.” Odelina buru-buru meraih adiknya dan berkata, “Jangan pergi. Luka Kakak cuma sedikit luka luar. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Aku mengejarnya dengan membawa pisau sampai melewati beberapa blok. Dia sampai ketakutan setengah mati. Aku yakin dia nggak akan berani memukuliku lagi ke depannya.”“Kakak, kekerasan dalam rumah tangga itu hanya ada nggak pernah atau berkali-kali. Dia sudah berani memukul Kakak. Kalau kita nggak memberi pelajaran padanya, dia nggak akan takut dan akan berbuat kasar lagi padamu nanti.”Jangan pernah menoleransi kekerasan dalam rumah tangga!“Kakak tahu, makanya Kakak juga nggak mau kalah dan memukulinya. Lalu, Kakak juga mengejarnya dengan membawa pisau. Kamu nggak tahu, waktu itu dia ketakutan setengah mati. Kedua kakinya sampai gemetaran. Orang-orang pada bilang, pasangan suami istri kalau bertengkar pertama k
Olivia dan Odelina sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Odelina sangat mengenali adiknya dan tahu bahwa adiknya masih ingin membantunya melampiaskan amarahnya. Dia sengaja menyuruh adiknya untuk makan bersama dan mengeluarkan sebotol anggur. Dia mengajak adiknya minum dan menunggu sampai larut malam, baru mengizinkan pasangan muda itu pulang. Olivia tidak begitu bisa minum alkohol. Alkohol yang dikeluarkan kakaknya malah yang alkohol berkadar tinggi. Setelah minum segelas, dia langsung sedikit mabuk. Ketika meninggalkan rumah kakaknya, kepalanya sedikit pusing. Berjalan saja sempoyongan.Odelina mengantar pasangan muda itu ke pintu.Waktu masih kerja dulu, dia sering ikut atasannya bersosialisasi dengan klien. Itu melatih kemampuan minum alkoholnya, sehingga satu gelas alkohol belum bisa membuatnya tumbang.“Stefan, Oliv mabuk. Jaga dia, ya,” pesan Odelina pada adik iparnya.Dia sengaja membuat adiknya mabuk. Dengan begitu, Olivia tidak bisa pergi mencari Roni.Odelina takut adi
Olivia bangun, duduk dan mengucek matanya dengan sikap kekanak-kanakan, lalu menatap Stefan tanpa berkedip.Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya ke arah pria itu. Matanya berbinar indah dan dia berkata dengan tegas, “Ganteng, gendong aku turun dari mobil, dong.”Ekspresi di wajah Stefan menjadi muram. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk dahi wanita itu dan berkata dengan suara dingin, “Aku peringatkan, ya. Jangan memanfaatkanku saat mabuk. Kamu itu mabuk, tapi belum mabuk sampai kehilangan akal sehat. Kamu sadar dan tahu jelas apa yang sedang kamu katakan dan lakukan saat ini.”Olivia memang sadar. Namun, ketika berada di bawah pengaruh alkohol, dia menjadi sangat impulsif.Semakin Stefan memperingatkannya untuk tidak memanfaatkan pria itu, dia semakin ingin mencoba memanfaatkannya.Masa pria sebesar dia takut dimanfaatkan oleh wanita?Kalau tersebar keluar, orang-orang pasti akan menertawakannya.“Stefan ....”Olivia menyeringai dan bertanya kepada pria itu, “Apa kamu sama dengan tuan
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep