Home / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pengendali Arwah Terakhir: Chapter 1 - Chapter 10

118 Chapters

1| Tempat Pembuangan Segala Masalah

“Siapa kalian? Apa mau kalian? Turunkan aku di sini sekarang juga!” teriak Eryk.“Diam dan jangan banyak bicara!” ujar pria yang terus-menerus menyedot rokoknya sambil mengemudi. “Kau hanya perlu duduk diam di sana dan kita akan tiba di tempat tujuan.”Eryk terus memperhatikan jalanan yang mereka lalui. “Tapi, jalan ini tidak menuju ke rumahku atau ke pemakaman kakekku. Ke mana kalian akan membawaku?”Eryk mulai sadar bahwa dia sedang berada dalam bahaya. Dia mulai mencari ponsel di dalam tasnya. Akan tetapi, pria yang duduk di samping kemudi menarik ransel Eryk dan merebut ponselnya. Ketika Eryk akan melawan, sebuah tinju melayang ke wajahnya. Pandangan Eryk menggelap dan dia tidak ingat apa pun.Ketika Eryk tersadar sekitar tiga jam kemudian, dia sudah disekap di sebuah gudang tua terbengkalai. Eryk tidak tahu di mana dia berada saat ini. Seluruh pakaiannya telah dilucuti dan dia hanya mengenakan celana pendek miliknya. Tubuh Eryk sudah penuh dengan darah dan luka. Wajahnya lebam
Read more

2| Bertahan Hidup di Kota Pembuangan

“Eryk, sudah enam bulan berlalu sejak aku menemukanmu di tempat pembuangan akhir Rockwool. Kenapa kau masih terus menolak untuk mengikat perjanjian denganku? Aku akan memberimu kekuatan yang tak terkalahkan. Bukankah kau ingin balas dendam pada orang-orang yang telah menyingkirkanmu?”Eryk melirik pada White si burung hantu putih.“Kenapa aku harus percaya padamu? Aku cukup banyak belajar dari masa lalu untuk tidak menaruh kepercayaan pada siapa pun.”White mengepakkan sayap putih lebarnya untuk menyusul Eryk.“Tentu saja kau harus percaya padaku! Karena aku telah memberimu kesempatan kedua. Aku sudah menyelamatkanmu dari kematian. Aku juga yang memberimu kemampuan bisa berkomunikasi dengan burung.”Eryk muak. “Sepertinya aku perlu mempertegas hubungan kita. Kau sendiri yang memilih untuk menyelamatkanku lagi. Sebenarnya, kematian mungkin lebih baik untukku saat itu!”Eryk kembali melompat dari satu atap gedung ke atap yang lainnya dengan disaksikan mata perak rembulan dan White yang
Read more

3| Pencuri Roh Summon

“Brengsek! Apa itu tadi?” pekik Eryk sambil menghindari serangan.Sesuatu meluncur ke arah kepala Eryk. Benda itu memulur seperti cambuk panjang dan lentur tetapi tebasannya sangat menyakitkan seperti pedang.Slap!Kali ini, Eryk menghindar sedikit terlambat. Ujung cambuk itu menggores pipinya hingga berdarah. Setelah mengenai pipinya, cambuk yang terbuat dari sulur tanaman itu kembali ditarik masuk ke dalam telapak tangan seseorang yang berdiri menutupi ujung gang.“Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba menyerangku? Kau naskir padaku?” Eryk terlihat sangat kesal.Seorang gadis cantik berambut hitam sepinggang yang menggunakan pakaian qipao merah (gaun khas Cina) yang sudah dimodifikasi menjadi lebih kasual dan sedikit terbuka di bagian dada mengadang langkah Eryk. Entakan sepatu boot selututnya membuat Eryk sedikit gemetar.“Diam di sana kau, pembunuh!” teriak gadis itu.“Pembunuh? Siapa? Aku?” Eryk hampir menjerit dan juga ingin tertawa mendengar tuduhan itu.Perempuan itu berdiri dengan
Read more

4| Gadis Ular dan Barbro Si Buta

“Kumohon, jangan!” Eryk berusaha mempertahankan hidupnya dengan segala cara tapi tenaganya terlalu lemah ketika dijerat dengan sangat kuat oleh sulur-sulur tanaman itu.Gadis aneh dengan sulur tanaman di sekujur tubuhnya itu masih duduk di atas kaki Eryk. Dia urung mencobloskan ujung tanaman berduri ke jantung Eryk. Dia malah mengeluarkan belati dan ingin memotong jari-jari Eryk yang terentang di permukaan aspal.Eryk tak bisa melihat White di mana pun. Kadangkala burung hantu itu datang menolongnya. Lebih sering tiba-tiba dia menghilang saat Eryk dalam keadaan terdesak. Rasa takut memompa ke dalam pembuluh darah Eryk.“Aku mati malam ini,” pikirnya berulang-ulang.Tapi, belati itu hanya tipuan untuk mempermainan Eryk.“Awas!” teriak si burung hantu tiba-tiba datang sambil menukik tajam. Dia mencengkeram kuat sulur tanaman yang hampir menembus jantung Eryk.Eryk setrika mendongak saat mendengar teriakan burung hantu itu yang terdengar sangat meremangkan tengkuk.Seseorang datang dari
Read more

5| Lubang Hitam di Matanya

Ketika Eryk melangkah ke salah satu atap bangunan berikutnya, dia tidak terlalu memperhatikan karena gelap. Seseorang tiba-tiba memukulnya dengan sebuah tongkat bisbol hingga Eryk tersungkur.White terbang berputar di atasnya tanpa suara. Dia hanya bisa melihat Eryk yang berguling-guling di atap bangunan. Terdengar langkah-langkah kaki bergegas menaiki tangga darurat tak jauh dari tempat Eryk terjatuh.Suara langkah kaki itu membuat Eryk seketika waspada. Ketika dia mencoba untuk bangkit sekelompok pria berpakaian serba hitam datang untuknya.Eryk berjuang mengayunkan kaki untuk berdiri dan lari. Akan tetapi, jemari kakinya terasa terbenam di dalam sepatunya yang berlubang. Ada sesuatu yang menghambat gerak Eryk. Dia menjadi kaku dan tak seluwes biasanya.Tempatnya berdiri terlindung bayangan. Tapi, dia bisa melihat dari berkas-berkas cahaya dari gedung-gedung di sekitarnya. Sejumlah pria berjajar di dekat dinding dan mengepungnya. Mereka semua berpakaian serba hitam dan mengenakan to
Read more

6| Jebakan di Rumah Kakek

Eryk terbangun sambil menjerit. Keringat mulai mengering di dahinya dan lengannya merinding. Dia bisa melihat napasnya di bawah lapisan kain tenda yang membentang di antara dahan-dahan di atasnya. Selagi duduk, pohon itu berderit dan sarang tempatnya berbaring goyang sedikit. Burung hantu putih bergegas menjauh dari tangan Eryk.“Kebetulan,” gumam Eryk. “Ini pasti hanya kebetulan.”“Ada apa?” tanya White. Dia mendarat dari dahan di atas kepala Eryk dan menghampirinya di samping pemuda itu.Eryk memejamkan mata dan membayangkan cincin emas dengan simbol yang sangat khas pada jari pria pucat yang menyerangnya.“Katakan padaku, White. Bagaimana aku bisa kembali ke sini? Bukankah terakhir aku diserang di trotoar di tengah Kota Rockwool?”“Yeah, kau pingsan setelah segerombolan pria melemparkanmu dari ketinggian. Aku dan kawan-kawan berusaha menangkapmu dan mendaratkanmu di trotoar. Tapi setelah itu, kau menjerit-jerit ketakutan seperti orang gila dan setelah itu lagi kau kembali pingsan t
Read more

7| Tersangka Berjaket Merah

Suara alarm darurat dan sirine mobil polisi meraung-raung secara bersamaan hingga membuat kepala Eryk rasanya ingin meledak. Tiba-tiba dia lupa bagaimana cara keluar dari sana karena saking panik dan bingungnya.Tangan dan pakaian Eryk dipenuhi darah sang paman. Dia berlari menuju pintu, tapi sejumlah orang dengan langkah kaki berderap datang mendekat. Eryk mundur ketakutan. Dia mencari jalan lain dan melihat korden putih yang berayun-ayun seperti hantu yang pucat. Eryk menyibak korden dan mendapati pintu menuju ke balkon sedikit terbuka.Eryk membuka lebih lebar pintu kaca geser itu. Angin segera menerpa tubuhnya. Dia mendengar suara berisik dari balkon. Saat melangkah keluar, Eryk memergoki seseorang baru saja melompat dari sana.“Siapa itu?” pikir Eryk.Saat dia bersiap melompat dari lantai dua dan memburu orang yang baru saja kabur, dia mendengar pintu ruang kerja pamannya terbuka dengan keras. Sejumlah pengawal pribadi berdiri di sana dengan senjata api dan radio di tangan mereka
Read more

8| Menjadi Buronan

Peluru itu melesat ke arah kepala Eryk. Dia melihatnya dengan sangat jelas. Tapi, ada sesuatu yang aneh. Ketika peluru itu menuju ke arahnya, tiba-tiba suasana menjadi melambat hingga akhirnya waktu seolah-olah berhenti sama sekali.Kedua petugas polisi di depan Eryk seperti gambaran dalam film-film aksi di mana mereka melakukan slow motion. Kedua petugas kepolisian itu dikerubungi oleh burung-burung merpati putih, cokelat, dan hitam dalam jumlah besar.Eryk bahkan bisa melihat burung-burung itu juga berhenti dalam posisi melayang. Mereka tak bergerak sama sekali seperti patung. Salah satu cakar burung-burung itu bahkan terlihat menembus kulit sang petugas kepolisian. Darah yang menetes dari luka cakaran itu juga membeku dan berhenti mengalir.Semuanya seperti ilusi. Sedangkan udara di sekitar Eryk terasa hampa. Tidak ada suara, tidak ada angin, semuanya hampa.Peluru itu terhenti sekitar satu inchi di depan kening Eryk. Saat Eryk menggerakkan tangan cepat untuk melindungi kepala dari
Read more

9| Gagak yang Cerdas (Licik)

Eryk berguling ke samping untuk menghindari serangan badai angin yang ditembakkan oleh pria berjaket merah. Badai angin itu menghantam salah satu dinding bangunan hingga membuatnya retak.Jantung Eryk berdegup kencang. Jika dia terlambat menghindar, mungkin nyawanya tak akan tertolong untuk kedua kalinya.“Kau tak bisa kabur dariku. Serahkan roh summon milikmu!”“Aku bukan summoner!” teriak Eryk. “Aku tak memiliki roh summon apa pun dalam diriku.”Pada serangan kedua, Eryk bisa menghindar lebih cepat lagi. Sudut matanya menangkap sesuatu yang tidak asing pada pria berjaket merah itu. Saat lengan bajunya tersibak, Eryk melihat ada tato di sana. Gambar tato itu sama persis dengan ukiran pada cincin pria berpakaian hitam dalam mimpinya.Naga tanpa ekor!Pria berjaket merah tak suka kegagalan. Dia menjadi marah dan mulai mengerahkan kekuatannya yang lebih besar. Di kedua tangannya mulai tercipta pusaran angin yang lebih kuat dan disusul mewujud awan hitam di atas kepalanya. Rasanya badai
Read more

10| Bawa Dia Kembali dengan Segala Cara!

Alyssa Harris berjalan di sebuah lorong dengan sepatu boot selutut yang solnya menggema lirih. Rok pendeknya berayun saat berjalan. Rambut gadis itu tergerai sempurna sampai ke pinggang. Dia berjalan dengan kepala tegak selayaknya seorang modal profesional. Di dadanya terdapat sebuah bros bunga mawar hitam yang cukup mencolok.Alyssa berhenti di depan sebuah pintu yang terletak di ujung lorong. Pintu itu tertutup dengan ukiran bunga mawar besar di bagian tengahnya. Pada bagian atas pintu terdapat papan nama yang bertuliskan kepala sekolah.Setelah mengetuk pintu tiga kali, Alyssa mulai memutar knob dan membukanya. Dia melangkah ke ruangan sejuk beraroma mawar dengan berhati-hati agar ketenangannya terkendali.Saat Alyssa berbalik setelah menutup pintu, dia disambut dengan serangan jarum terbang yang melesat ke arahnya. Alyssa dengan sigap mengelak dan menghindari jarum-jarum tersebut. Roh summon Alyssa yang tersimpan dalam bentuk bros mawar hitam di dada segera melompat dan berubah wu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status