Semua Bab Pengendali Arwah Terakhir: Bab 41 - Bab 50

118 Bab

37| Para Pengawal Berkulit Hijau & 38| Mansion Para Roh Summon

Eryk dan juga Barbro sama-sama waspada. Mereka berdiri saling memunggungi sambil memperhatikan semak-semak yang bergerak di sekeliling gereja. Detik berikutnya, dari semak-semak muncul segerombolan pria. Eryk menghitung jumlah mereka tak kurang dari sepuluh orang. Tapi, Eryk merasakan keanehan dengan para pria tersebut.“Kau mengenal mereka, Barbro?” Eryk berbisik di belakang Barbro.“Manusia-manusia hijau ini?” Barbro mencebik dan terlihat tak suka dengan kemunculan mereka.White sendiri sudah bertengger di pundak Eryk. Mereka memperhatikan para pria hijau. Mereka mengenakan setelan berwarna hitam yang seragam. Tubuh Mereka terlihat proporsional dan berotot. Hanya saja kulit mereka berwarna hijau dan tidak seperti manusia pada umumnya.Kepala mereka juga botak. Bahkan sampai ke kulit kepalanya juga berwarna hijau dan terlihat sedikit ada tanduk yang tumbuh di sana. Mereka semua mengenakan kacamata hitam.“Mereka bukan manusia,” ujar White dengan tenang.“Maksudmu mereka adalah para r
Baca selengkapnya

39| Sejarah Para Summoner

Tanpa sadar, Eryk menatap patung dewi bersayap itu cukup lama. Dia seolah-olah mendengar patung itu menyebut dan memanggil namanya. Eryk sudah berbalik dan mencoba mendekati patung itu ketika White tiba-tiba mengadang dan menabrak kepala Eryk.“Ada apa denganmu?” tanya White dengan datar.Eryk tersentak kaget. Sesaat dia tidak menyadari jika sedang melamun. Dia mengusap wajah dan menggeleng dengan keras.“Aku tidak apa-apa,” ujarnya. “Aku hanya sedikit kurang fokus.”“Kau terlalu banyak berkhayal, Anak Muda!” ujar Duri. “Kau harus mulai mengendalikan imajinasimu yang liar itu.”Eryk merasa sangat malu. Dia menunduk dan mengatupkan rahangnya. Eryk terus berjalan mengikuti Alyssa tanpa banyak bicara.Mereka tiba di sebuah ruangan yang pintunya disepuh dengan warna emas. Alyssa menautkan kedua tangannya di balik punggung dan berdiri dengan tenang di depan pintu itu. Duri berdiri di samping Alyssa dengan senyum lebar.Dua roh summon manusia hijau membukakan pintu untuk mereka.Eryk meliha
Baca selengkapnya

40| Kediaman Evan Harris

Evan Harris berbicara dengan tenang. “Kau beruntung bertemu denganku, Eryk. Mungkin ini suatu takdir. Menjadi seorang penjaga atau menjadi seorang perusak? Setiap summoner pada akhirnya harus memilih antara cahaya atau kegelapan, kebaikan atau kejahatan, dan mereka harus mengambil jalan yang tepat.”Evan meraih gelas anggurnya dan memutar-mutar cairan merah di dalamnya.“Menjaga atau memusnahkan?” Tiba-tiba Evan menatap tajam pada Eryk. “Wayland, kau akan memilih yang mana?”Eryk tiba-tiba tertegun. Dia tidak mengira akan mendapat pertanyaan yang seperti ini. Kedatangan dia tidak lain untuk mencari tahu tentang simbol ular melingkar, para summoner yang kabur dari penjara Rockwool, dan sosok misterius yang mengejar-ngejarnya.“Kau tak harus memilih antara hitam dan putih,” tutur Black dengan suara serak dan berisiknya.“Ya, bahkan ada banyak pilihan di luar sana yang bisa kau ambil. Kau bebas menjadi dirimu sendiri dan hidup suka-suka seperti sekarang,” lanjut White.“Bagaimanapun, ter
Baca selengkapnya

41| Tamu yang Tidak Sabar

Evan Harris menatap Eryk dengan serius. “Kalau kau mau, aku bisa mengembalikanmu ke sarangmu malam ini juga.”Di luar dugaan semua orang, Eryk malah berteriak, “Tidak! Aku baru saja dibawa terbang melintasi kota oleh sekawanan roh summon hijau aneh dengan helikopter. Aku belum ingin pulang sampai aku mengetahui segalanya.”Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Eryk kembali duduk ke kursinya sambil melipat kedua tangan ke dada. Napasnya terengah-engah setelah meluapkan emosinya. Semua orang memandang Eryk dengan kebingungan.“Aku pikir sudah menceritakan segalanya,” ujar Evan Harris.Mereka kembali fokus pada meja makan saat roh summon hijau datang membawa hidangan. Evan Harris benar-benar tahu cara memanfaatkan para roh summon miliknya. Seluruh pekerjaan rumah tangga ditangani oleh para roh summon yang tinggal di sana.Roh summon hijau itu menyajikan senampan daging panggang yang masih mengepulkan uap dengan saus yang meleleh di permukaannya. Roh summon hijau yang lain pun berdatangan. Masi
Baca selengkapnya

42| Kekuatan Warisan

“Dan...,” lanjut Eryk. “Apakah Snake Eyes, Black Widow, dan Lizard mereka juga para summoner seperti dugaanku?”“Summoner perusak yang kuat,” kata Evan Harris dan wajahnya muram. “Dan jahat.” Dia meletakkan siku di atas meja dan menautkan kedua tangannya. Evan Harris bahkan belum menyentuh makanannya sama sekali.“Di mana summoner yang lain?” tanya Eryk.“Tersebar di penjuru kota,” jawab Evan Harris. “Ada yang kukenal, ada yang tidak. Dan sebagian besar dari para summoner yang terkuat berada di balik dinding penjara Rockwool. Dulu, dulu sekali, orang-orang biasa mengetahui segala hal tentang summoner. Mereka membiarkan kita hidup dengan harmonis dengan dunia alamiah. Tapi kemudian banyak hal berubah. Semua dimulai dengan tuduhan sihir dan tenung. Sejumlah summoner disingkirkan, yang lainnya bersembunyi, tapi ada beberapa yang melawan balik dan itu hanya membuat masalahnya semakin parah. Banyak keturunan para summoner yang akhirnya dibinasakan. Mereka yang selamat, mulai belajar untuk
Baca selengkapnya

43| Venom

“Summoner ular?” Evan Harris mengulangi pertanyaan Eryk. “Siapa yang kau maksud? Sebelumnya kau juga menyebut-nyebut tentang simbol ular. Apakah itu si narapidana yang kabur dan sedang menjadi topik pembicaraan di koran-koran saat ini?”Eryk menggeleng dengan tegas. “Mereka dua sosok yang berbeda,” ujarnya. “Sosok yang aku tanyakan, dia memiliki cincin dengan simbol ular di jarinya. Dia muncul di hadapanku malam itu. Tapi, rasanya seperti mimpi. Bahkan White tidak melihat pria itu katanya. Kurasa dia juga ada kaitannya dengan para kelompok summoner yang kabur dari penjara dan membunuh Tuan Lewis.” Eryk menelan ludah dan mual karena perasaan bersalah.Evan Harris mengangguk-angguk. Dia menyadari sesuatu. “Snake Eyes dan yang lainnya,” ujar pria itu. “Mereka pengikut summoner ular saat dia masih hidup. Tapi melukiskan tanda itu sekarang…”“Apa yang mereka inginkan, Kakek?” Tanya Alyssa. Dia juga baru mengetahui fakta itu akhir-akhir ini.Evan Harris mengusap-ngusap dagunya. “Summoner-su
Baca selengkapnya

44| Serangan Bola Api

Tiba-tiba, Duri terkikik dan tawanya memecah atmosfer tegang. Roh summon tanaman itu membekap mulut saat menyadari semua orang menatapnya.“Apa yang lucu?” tuntut Eryk.“Tidak apa-apa,” ujar Duri. “Hanya saja, yeah, kau tidak mungkin bisa mengalahkan para summoner kuat itu meskipun kau memutuskan bergabung dengan para guardian.”Evan Harris tiba-tiba menoleh kepada Duri dengan tatapan tajam. “Jangan memprovokasinya!”“Apa maksudmu?” Eryk membenci seringai di wajah Duri.“Duri,” ujar Alyssa dengan nada memperingatkan.“Tidak.” Nada bicara Duri menantang. “Aku sudah lama mengawasimu, Eryk. Kau bersembunyi di taman nyaris tidak punya cukup makanan. Kau hampir tidak berani turun dari sarang. Kau hidup bersama seekor burung hantu pucat dan seekor gagak lusuh.”“Hei!” teriak Black dan White bersama-sama.“Aku lebih kuat daripada yang kau kira,” kata Eryk sambil berdiri menjulang di depan Duri.Alyssa mengembuskan napas berat. “Apa yang dikatakan Duri benar,” ujar gadis itu berterus terang.
Baca selengkapnya

45| Jarum Beracun dan Sarang Laba-Laba

“Hellboy dari kelompok Venom. Pantas saja aku merasakan gelombang kekuatan roh yang tidak normal,” ujar Evan dengan tubuh yang tiba-tiba menegang. Dia kini berhadapan langsung dengan sosok manusia lava itu.“Ternyata kita sudah diawasi,” geram Evan Harris. “Setelah pertarungan terakhir pada musim panas kelam, kalian bersembunyi selama bertahun-tahun.”Evan Harris melonggarkan ikatan dasinya, membuka manset kemeja, dan menggulung lengannya sampai ke batasiku.“Sekarang tiba-tiba muncul dan datang berkunjung. Sepertinya kalian memiliki model baru.”Evan Harris memasang posisi kuda-kuda dengan siku tangan kanan ditarik ke belakang dan tangan kiri membentuk perisai di depan. Tangan kanannya yang mengepal tiba-tiba berpijar dengan warna kebiruan. Seluruh lengan kanan Evan Harris diselimuti oleh cahaya biru yang mengeluarkan kristal es.“Kalian bisa datang ke rumahku tapi tidak akan bisa keluar dari sini!” teriak Evan Harris sambil mengayunkan tinju kanannya yang dilapisi dengan kristal es
Baca selengkapnya

46| Perasaan yang Tidak Berdaya

Alyssa tidak bergerak sama sekali ketika jarum-jarum beracun itu melesat ke arahnya. Gadis itu hanya bisa membeliakkan mata dan wajahnya tampak putus asa.“Apa yang kau lakukan?” teriak Eryk ketika menyaksikan Alyssa seolah tidak berdaya melawan Black Widow.“Clawbringer!” teriak Eryk sambil berlari ke arah Alyssa dengan cakar-cakar tajam yang mencuat dari kesepuluh jari-jarinya.Cakar-cakar itu mengoyak dan memotong benang laba-laba tidak kasatmata yang membelit tubuh Alyssa dan Duri.Duri segera terbebas. Dia memulurkan sulur-sulur tanamannya untuk melindungi Alyssa.Slap! Slap! Slap!Tembakan jarum-jarum beracun menembus tubuh Duri.“Eeuuh!” Duri merintih terkena jarum beracun itu.“Alyssa, sadarlah!” ujar Eryk.Gadis itu seolah tersentak dari lamunan. Ketika melihat Duri terluka dan kesakitan akibat jarum-jarum beracun, Alyssa segera mengerahkan kekuatannya untuk menyerang Black Widow.Tapi summoner laba-laba itu sudah melompat mundur dan menjauh. Dia merentangkan benang-benang la
Baca selengkapnya

47| Akhir dari Evan Harris

Saat melihat Black terhantam, Eryk segera menghampiri.“White!” panggilnya pada sang roh summon.“Yokai!” White melesat seperti bayangan di malam hari tanpa suara dan menyatu dengan tubuh Eryk.Sepasang clawbringer mencuat dari kedua tangan Eryk. Dia berlari mengejar Raven. Jubah Raven yang terbuat dari sayap gagak juga berfungsi untuk membantunya terbang. Saat Raven berpaling dan siap mengepakkan jubah sayapnya, dari belakang clawbringer Eryk sudah lebih dulu mencakar punggung Raven dengan posisi menyilang.Slash!Punggung Raven koyak oleh clawbringer.Tapi, saat cakar terayun dan akan mengoyak punggung Raven, tiba-tiba Eryk kaget dan seolah dirinya mengalami trans.Eryk seperti melayang dan dibawa pindah ke dunia lain. Raven seolah-olah berubah menjadi sosok berpakaian hitam dengan rambut panjang dan cincin bersimbol ular di jarinya. Pria itu berwajah pucat sambil menyeringai kepada Eryk.‘Ada apa denganku?’ pikir Eryk ketika dia merasa tubuhnya melayang di kehampaan. Air mata Eryk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status