Home / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 41| Tamu yang Tidak Sabar

Share

41| Tamu yang Tidak Sabar

Author: Roe_Roe
last update Last Updated: 2023-02-07 19:00:37

Evan Harris menatap Eryk dengan serius. “Kalau kau mau, aku bisa mengembalikanmu ke sarangmu malam ini juga.”

Di luar dugaan semua orang, Eryk malah berteriak, “Tidak! Aku baru saja dibawa terbang melintasi kota oleh sekawanan roh summon hijau aneh dengan helikopter. Aku belum ingin pulang sampai aku mengetahui segalanya.”

Tanpa mengucapkan apa-apa lagi, Eryk kembali duduk ke kursinya sambil melipat kedua tangan ke dada. Napasnya terengah-engah setelah meluapkan emosinya. Semua orang memandang Eryk dengan kebingungan.

“Aku pikir sudah menceritakan segalanya,” ujar Evan Harris.

Mereka kembali fokus pada meja makan saat roh summon hijau datang membawa hidangan. Evan Harris benar-benar tahu cara memanfaatkan para roh summon miliknya. Seluruh pekerjaan rumah tangga ditangani oleh para roh summon yang tinggal di sana.

Roh summon hijau itu menyajikan senampan daging panggang yang masih mengepulkan uap dengan saus yang meleleh di permukaannya. Roh summon hijau yang lain pun berdatangan. Masi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengendali Arwah Terakhir   42| Kekuatan Warisan

    “Dan...,” lanjut Eryk. “Apakah Snake Eyes, Black Widow, dan Lizard mereka juga para summoner seperti dugaanku?”“Summoner perusak yang kuat,” kata Evan Harris dan wajahnya muram. “Dan jahat.” Dia meletakkan siku di atas meja dan menautkan kedua tangannya. Evan Harris bahkan belum menyentuh makanannya sama sekali.“Di mana summoner yang lain?” tanya Eryk.“Tersebar di penjuru kota,” jawab Evan Harris. “Ada yang kukenal, ada yang tidak. Dan sebagian besar dari para summoner yang terkuat berada di balik dinding penjara Rockwool. Dulu, dulu sekali, orang-orang biasa mengetahui segala hal tentang summoner. Mereka membiarkan kita hidup dengan harmonis dengan dunia alamiah. Tapi kemudian banyak hal berubah. Semua dimulai dengan tuduhan sihir dan tenung. Sejumlah summoner disingkirkan, yang lainnya bersembunyi, tapi ada beberapa yang melawan balik dan itu hanya membuat masalahnya semakin parah. Banyak keturunan para summoner yang akhirnya dibinasakan. Mereka yang selamat, mulai belajar untuk

    Last Updated : 2023-02-08
  • Pengendali Arwah Terakhir   43| Venom

    “Summoner ular?” Evan Harris mengulangi pertanyaan Eryk. “Siapa yang kau maksud? Sebelumnya kau juga menyebut-nyebut tentang simbol ular. Apakah itu si narapidana yang kabur dan sedang menjadi topik pembicaraan di koran-koran saat ini?”Eryk menggeleng dengan tegas. “Mereka dua sosok yang berbeda,” ujarnya. “Sosok yang aku tanyakan, dia memiliki cincin dengan simbol ular di jarinya. Dia muncul di hadapanku malam itu. Tapi, rasanya seperti mimpi. Bahkan White tidak melihat pria itu katanya. Kurasa dia juga ada kaitannya dengan para kelompok summoner yang kabur dari penjara dan membunuh Tuan Lewis.” Eryk menelan ludah dan mual karena perasaan bersalah.Evan Harris mengangguk-angguk. Dia menyadari sesuatu. “Snake Eyes dan yang lainnya,” ujar pria itu. “Mereka pengikut summoner ular saat dia masih hidup. Tapi melukiskan tanda itu sekarang…”“Apa yang mereka inginkan, Kakek?” Tanya Alyssa. Dia juga baru mengetahui fakta itu akhir-akhir ini.Evan Harris mengusap-ngusap dagunya. “Summoner-su

    Last Updated : 2023-02-08
  • Pengendali Arwah Terakhir   44| Serangan Bola Api

    Tiba-tiba, Duri terkikik dan tawanya memecah atmosfer tegang. Roh summon tanaman itu membekap mulut saat menyadari semua orang menatapnya.“Apa yang lucu?” tuntut Eryk.“Tidak apa-apa,” ujar Duri. “Hanya saja, yeah, kau tidak mungkin bisa mengalahkan para summoner kuat itu meskipun kau memutuskan bergabung dengan para guardian.”Evan Harris tiba-tiba menoleh kepada Duri dengan tatapan tajam. “Jangan memprovokasinya!”“Apa maksudmu?” Eryk membenci seringai di wajah Duri.“Duri,” ujar Alyssa dengan nada memperingatkan.“Tidak.” Nada bicara Duri menantang. “Aku sudah lama mengawasimu, Eryk. Kau bersembunyi di taman nyaris tidak punya cukup makanan. Kau hampir tidak berani turun dari sarang. Kau hidup bersama seekor burung hantu pucat dan seekor gagak lusuh.”“Hei!” teriak Black dan White bersama-sama.“Aku lebih kuat daripada yang kau kira,” kata Eryk sambil berdiri menjulang di depan Duri.Alyssa mengembuskan napas berat. “Apa yang dikatakan Duri benar,” ujar gadis itu berterus terang.

    Last Updated : 2023-02-09
  • Pengendali Arwah Terakhir   45| Jarum Beracun dan Sarang Laba-Laba

    “Hellboy dari kelompok Venom. Pantas saja aku merasakan gelombang kekuatan roh yang tidak normal,” ujar Evan dengan tubuh yang tiba-tiba menegang. Dia kini berhadapan langsung dengan sosok manusia lava itu.“Ternyata kita sudah diawasi,” geram Evan Harris. “Setelah pertarungan terakhir pada musim panas kelam, kalian bersembunyi selama bertahun-tahun.”Evan Harris melonggarkan ikatan dasinya, membuka manset kemeja, dan menggulung lengannya sampai ke batasiku.“Sekarang tiba-tiba muncul dan datang berkunjung. Sepertinya kalian memiliki model baru.”Evan Harris memasang posisi kuda-kuda dengan siku tangan kanan ditarik ke belakang dan tangan kiri membentuk perisai di depan. Tangan kanannya yang mengepal tiba-tiba berpijar dengan warna kebiruan. Seluruh lengan kanan Evan Harris diselimuti oleh cahaya biru yang mengeluarkan kristal es.“Kalian bisa datang ke rumahku tapi tidak akan bisa keluar dari sini!” teriak Evan Harris sambil mengayunkan tinju kanannya yang dilapisi dengan kristal es

    Last Updated : 2023-02-09
  • Pengendali Arwah Terakhir   46| Perasaan yang Tidak Berdaya

    Alyssa tidak bergerak sama sekali ketika jarum-jarum beracun itu melesat ke arahnya. Gadis itu hanya bisa membeliakkan mata dan wajahnya tampak putus asa.“Apa yang kau lakukan?” teriak Eryk ketika menyaksikan Alyssa seolah tidak berdaya melawan Black Widow.“Clawbringer!” teriak Eryk sambil berlari ke arah Alyssa dengan cakar-cakar tajam yang mencuat dari kesepuluh jari-jarinya.Cakar-cakar itu mengoyak dan memotong benang laba-laba tidak kasatmata yang membelit tubuh Alyssa dan Duri.Duri segera terbebas. Dia memulurkan sulur-sulur tanamannya untuk melindungi Alyssa.Slap! Slap! Slap!Tembakan jarum-jarum beracun menembus tubuh Duri.“Eeuuh!” Duri merintih terkena jarum beracun itu.“Alyssa, sadarlah!” ujar Eryk.Gadis itu seolah tersentak dari lamunan. Ketika melihat Duri terluka dan kesakitan akibat jarum-jarum beracun, Alyssa segera mengerahkan kekuatannya untuk menyerang Black Widow.Tapi summoner laba-laba itu sudah melompat mundur dan menjauh. Dia merentangkan benang-benang la

    Last Updated : 2023-02-10
  • Pengendali Arwah Terakhir   47| Akhir dari Evan Harris

    Saat melihat Black terhantam, Eryk segera menghampiri.“White!” panggilnya pada sang roh summon.“Yokai!” White melesat seperti bayangan di malam hari tanpa suara dan menyatu dengan tubuh Eryk.Sepasang clawbringer mencuat dari kedua tangan Eryk. Dia berlari mengejar Raven. Jubah Raven yang terbuat dari sayap gagak juga berfungsi untuk membantunya terbang. Saat Raven berpaling dan siap mengepakkan jubah sayapnya, dari belakang clawbringer Eryk sudah lebih dulu mencakar punggung Raven dengan posisi menyilang.Slash!Punggung Raven koyak oleh clawbringer.Tapi, saat cakar terayun dan akan mengoyak punggung Raven, tiba-tiba Eryk kaget dan seolah dirinya mengalami trans.Eryk seperti melayang dan dibawa pindah ke dunia lain. Raven seolah-olah berubah menjadi sosok berpakaian hitam dengan rambut panjang dan cincin bersimbol ular di jarinya. Pria itu berwajah pucat sambil menyeringai kepada Eryk.‘Ada apa denganku?’ pikir Eryk ketika dia merasa tubuhnya melayang di kehampaan. Air mata Eryk

    Last Updated : 2023-02-10
  • Pengendali Arwah Terakhir   48| Sarang Barbro

    Evan Harris terlambat menyadari ketika serangan summoner gagak itu datang dari belakang. Punggung Evan tercabik. Akibat serangan itu, kemarahan Evan memuncak dan dia mengerahkan kekuatan aslinya.Evan Harris tiba-tiba memancarkan energi kuat. Seluruh badannya diselimuti oleh api yang berkobar. Roh summon yang tertinggal di dalam tubuh Evan adalah roh summon burung phoenix. Burung dengan nyala api itu terbang dari kelapa Evan dan membesar.Sang phoenix membentuk semburan lidah api jingga. Dia melesat sambil menyemburkan tembakan api yang menghantam Raven.Raven terlempar dengan tubuh terbakar nyala api. Burung-burung gagak dalam jumlah besar berhamburan keluar dari tubuhnya dan Raven menghilang. Selang beberapa detik, burung-burung yang tercerai-berai itu kembali menyatu membentuk Raven.Sebuah lubang hitam muncul di atas kepala Evan. Satu sosok berpakaian serba hitam keluar dari lubang itu.“Venom!” teriak Evan Harris dengan suara menggelegar marah.Pria berwajah pucat dengan rambut h

    Last Updated : 2023-02-12
  • Pengendali Arwah Terakhir   49| Sup yang Hangat di Sarang yang Dingin

    Barbro menampakkan wajah muram pada mereka. “Kenapa? Kalian kecewa karena hanya ada aku dan gereja tua ini?”White pun tampak kesal karena upayanya untuk memberikan tempat perlindungan tidak mereka hargai. White memalingkan wajah dan terbang menuju sudut gereja untuk menghangatkan tubuh dengan sinar matahari pagi.Eryk masih memangku kepala Alyssa yang tidak sadarkan diri sambil menatap bangunan gereja. Gereja terlihat rusak parah akibat dimakan api. Batu-batunya menghitam dalam petak-petak luas. Dan setengah batu gentingnya sudah tidak ada, meninggalkan rusuk kayu yang hangus terpapar cuaca seperti tulang iga yang terpajan. Bangunan gereja itu membuat Eryk membayangkan makhluk yang membusuk dipatuki burung pemakan bangkai.“Tidak semua orang bisa mempunyai kasur bulu dan air mengalir,” ujar Barbro. Bibirnya melengkung turun sekilas sebelum senyumannya terkembang kembali dengan sendirinya. “Ayo, masuk! Aku tahu kalian tidak punya tempat tujuan lagi.”Merpati-merpati beranjak dari tana

    Last Updated : 2023-02-13

Latest chapter

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

  • Pengendali Arwah Terakhir   109| Lapangan Tanpa Batas

    “Mencoba membunuh kami dengan barang ini?” sindir salah seorang summoner. Tapi, dia tetap nekat membuka kotak hadiahnya. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat sebuah gaun yang sangat cantik di sana. “Wah! Bagaimana kau tahu kalau aku sangat menginginkan gaun yang cantik ini?”“Saatnya membuka kotak hadiah!” seru seorang summoner makanan. Dia menjerit karena mendapatkan banyak sekali koin emas.“Eryk, kau mendapatkan apa?” tanya White.Eryk membuka kotak hadiahnya dan dia mendapat sebuah cangkang kerang besar yang terbuat dari kristal. “Aku tidak tahu apakah benda ini bisa berguna? Bagaimana denganmu?” balas Eryk.White membuka kotak hadiahnya dan menunjukkan sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. Pena itu memiliki tinta beracun dengan kadar yang sangat kuat.“Oh, aku mendapatkan beberapa penjepit rambut emas di sini. Tidak terlalu buruk,” ujar Rosemary.Lalu mereka menoleh kepada Black. “Kenapa kau belum membuka kotak hadiahmu, Black?”“Aku terlalu takut untuk membukan

  • Pengendali Arwah Terakhir   108| Hadiah di Level Dua

    “Kompetisi baru saja dimulai,” gumam seseorang yang berada di depan monitor pengawas area level dua.Sosok dalam jubah hitam itu menekan sebuah tombol.Usai menyelamatkan para summoner yang hampir terperosok ke dalam lubang kawah, Eryk dan yang lain mulai bergegas berlari untuk mencari tempat lain yang tidak begitu banyak jebakan. “Menurutku memang sebaiknya kita kembali ke kota. Hutan ini sama sekali tidak aman. Dan aku tidak yakin akan ada pintu keluar di hutan ini.”“Maafkan aku,” ujar Rosemary. “”Aku sudah memberikan saran yang keliru.”“Tidak ada yang perlu disesali, Rose. Kita semua sedang berjuang dan mencoba usaha yang terbaik.” Mereka pun kembali ke kota. Saat dalam perjalanan menuju ke alun-alun, mereka melihat ada banyak sekali summoner yang mati, terjebak dalam sebuah pertempuran, maupun dengan saling serang dengan rekan satu tim. Semuanya seolah sudah disiapkan oleh penguji di level dua ini.“Aku malah curiga area level dua ini sama sekali tidak memiliki jalan keluar,”

  • Pengendali Arwah Terakhir   107| Tantangan Tanpa Aturan

    “Mata-mata summoner gagak?” tanya Eryk. “Kurasa itu sedikit mustahil. Jika memang benar negeri bayangan ini menjunjung tinggi peraturan dan keadilan.”Percakapan mereka terpotong oleh sebuah pengumuman.“Peserta sekalian, di malam yang sangat menegangkan ini, kami akan memberikan sedikit kejutan untuk kalian. Kompetisi akan dilakukan lebih awal dari jadwal yang seharusnya.”Kedua roh summon Eryk dan juga Rosemary terkejut mendengar suara dari pengeras suara. Padahal mereka yakin kompetisi baru akan dilakukan besok pagi. Tiba-tiba saja jadwal dipercepat malam ini dan mereka belum ada persiapan.“Pengujian pada level dua kali ini sedikit berbeda. Kalian tidak perlu datang ke arena. Kita akan melakukannya di tempat terbuka.”Tidak hanya Eryk, para summoner yang ada di lantai level dua pun dengan jelas mendengar pengumuman tersebut. Mereka semua mulai berhamburan keluar dari rumah dan tempat nyamannya masing-masing. Para summoner tersebut berkumpul di alun-alun dan memenuhi jalan-jalan d

DMCA.com Protection Status